TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat Japan Airlines terbakar di landasan pacu Bandara Haneda, Tokyo, Jepang pada Selasa (2/1/2024).
Secara ajaib, sebanyak 379 orang yang terdiri dari 367 penumpang dan 12 kru pesawat Japan Airlines tersebut berhasil dievakuasi tanpa memakan korban jiwa.

Hal itulah yang sampai saat ini masih menjadi sorotan banyak pihak.
Para pakar penerbangan menyebut bahwa keselamatan para penumpang berasal dari kepatuhan para penumpang itu sendiri.
Baca juga: Detik-detik Pesawat Japan Airlines Terbakar Hebat di Bandara Haneda Tokyo, Tewaskan 5 Orang
Melansir Channel News Asia, sejumlah pakar mengapresiasi kepatuhan penumpang mengikuti protokol darurat.
Adapun penumpang dievakuasi dengan selamat dalam 90 detik tanpa luka berat.
LIHAT JUGA:
Asisten profesor teknik penerbangan dan sistem terintegrasi dari Ohio State University Shawn Pruchnicki mengatakan bahwa kecepatan evakuasi tersebut sangat luar biasa.
"Saya menduga faktanya jika mereka benar-benar turun dalam 90 detik, sepertinya orang-orang tidak berusaha mengambil barang bawaan mereka," ucap Pruchnicki, Rabu (3/1/2024)
Para kru pesawat Japan Airlines juga mendapat apresiasi karena berhasil menginstruksikan protokol darurat kepada para penumpang.
Baca juga: Penyebab Pesawat Japan Airlines Terbakar Terungkap, Menteri Benarkan Ada Tabrakan sebelum Insiden
"Pramugari di pesawat melakukan pekerjaan luar biasa dalam membuka pintu dan mengarahkan penumpang ke pintu," kata direktur pelaksana konsultan penerbangan dan transportasi udara Ireland Pegasus Aviation Advisors, Desmond Ross pada Selasa (2/1/2024).
"Waktu itulah yang sulit karena orang-orang biasanya akan berlari ke bawah perosotan, bukannya meluncur ke bawah," imbuhnya.

"Tetapi sungguh luar biasa mereka mampu melakukannya tanpa luka berat," kata dia lagi.
Pada kecelakaan pesawat, sambung Ross, biasanya yang membuat penumpang meninggal adalah karena asap tebal di dalam kabin pesawat.
"Sebenarnya dari banyak kecelakaan, penumpang seringkali selamat dari kecelakaan kemudian meninggal karena menghirup asap dari pembakaran material di pesawat," jelas Ross.
Untuk itu, kata dia, kini banyak pesawat yang telah mengganti bahan-bahan yang dapat menyebabkan asap beracun.
"Jadi sudah banyak upaya selama bertahun-tahun untuk menghilangkan bahan apa pun yang dapat menyebabkan asap beracun," ungkapnya.
Menurut Ross, pesawat-pesawat generasi sebelumnya kerap menggunakan bahan yang mudah terbakar seperti di kursi pesawat misalnya.
Baca juga: Menjajal Naik Pesawat Sendiri, Seorang Remaja Salah Jadwal hingga Mendarat di Puerto Riko
Penyebab pesawat Japan Airlines terbakar terungkap
Penyebab pesawat Japan Airlines akhirnya terungkap.
Menteri Pertanahan, Transportasi, dan Infrastruktur Jepang, Tetsuo Saito, membenarkan bahwa pesawat Japan Airlines tersebut mengalami tabrakan dengan pesawat lain sebelum insiden nahas tersebut terjadi.
Saito mengatakan, pesawat Japan Airlines tersebut bisa terbakar karena bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang di landasan pacu C Bandara Haneda.

Meski demikian, Saito belum mengetahui penyebab kedua pesawat tersebut bertabrakan.
"Akar penyebab kecelakaan ini belum diketahui," terang dia, sebagaimana dikutip Kompas.com dari Sky News.
Pesawat penjaga pantai tersebut sedang dalam perjalanan untuk mengirimkan bantuan kepada korban gempa Jepang yang terjadi pada Senin (1/1/2024).
Adapun pesawat tersebut hendak terbang ke Niigata.
Baca juga: Profil Airbus A350, Pesawat Japan Airlines yang Terbakar di Bandara Haneda Tokyo
Baca juga: Pesawat Japan Airlines Terbakar, Diduga Tabrakan dengan Pesawat Lain & Sempat Terjadi Ledakan
Hal ini disampaikan pejabat penjaga pantai Jepang kepada lembaga penyiaran publik NHK.
Pihaknya pun saat ini masih dalam proses mengonfirmasi komunikasi kontrol penerbangan khusus antara pesawat Japan Airlines, pesawat penjaga pantai, dan pengontrol lalu lintas udara.
Dalam insiden tersebut, lima kru pesawat penjaga pantai yang tewas.
Disebutkan Saito, hanya kapten pesawat yang berhasil meloloskan diri.
Kapten pesawat penjaga pantai ditemukan dalam kondisi terluka parah.
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.