TRIBUNTRAVEL.COM - Mengunggah foto makanan saat makan di restoran menjadi hal yang biasa.
Begitu juga dengan wanita asal China bernama Wang, yang mengunggah foto makanan di media sosial.
Namun Wang yang sedang apes harus membayar mahal setelahnya.
Mengapa bisa demikian?
Baca juga: Pesan Makanan di Restoran Cepat Saji, Seorang Wanita Tak Sengaja Beri Tip Rp 108 Juta
Melansir Daily Mail, Wang pergi makan siang bersama teman-temannya ke restoran hotpot di Kunming, China bagian barat daya.
Wang lalu mengunggah foto menu makanan dan momen makan siang bersama teman-temannya di aplikasi WeChat.
LIHAT JUGA:
Namun betapa terkejutnya Wang saat melihat tagihan sebesar 430.000 Yuan China atau setara dengan Rp 938.318.255,97 (hampir Rp 1 miliar).
Tak berselang lama, Wang akhirnya menyadari bahwa ia mengunggah foto yang memperlihatkan kode QR yang menempel di mejanya.
Kode tersebut dapat digunakan untuk melihat menu dan memesan makanan dengan cara dipindai.
Baca juga: Viral Pelanggan Restoran Lempar Piring ke Pelayan gegara Tak Disenyumi
Ternyata seorang teman Wang di media sosial yang tidak diketahui namanya telah memindai kode QR tersebut dan memesan makanan dalam jumlah yang sangat banyak.
Orang itu memesan 1.850 porsi darah bebek segar, 2.580 porsi cumi-cumi, dan 9.990 porsi udang ke meja Wang.
Beruntung pihak restoran langsung mengonfirmasi kepada Wang lantaran banyaknya porsi pesanan makanan yang dimasukkan melalui pindai kode QR.
Setelah mengetahui kronologinya, pihak restoran meminta Wang dan teman-temannya pindah ke meja lain.
Wang pun diminta untuk membuat pesanan baru dengan memindai kode QR pada meja baru.
Berkat kejadian tersebut, restoran itu telah mengubah sistem pemesanannya.
Sehingga, kode QR restoran tersebut hanya bisa dipakai oleh orang-orang yang berada dalam jarak terdekat dengan restoran.
Baca juga: Pelayan Robot di Restoran China Mendadak Viral, Lebih Nyata dari yang Terlihat
Penipuan bermodus kode QR
Sementara di Singapura dan India, penipuan bermodus kode QR kini santer terdengar.
Melansir Kompas.com, penipuan di Singapura terjadi saat pelaku menempelkan kode QR berisi promo palsu di tempat-tempat makan.
Sementara penipuan di India dilakukan pelaku dengan cara memaksa pembeli memindai kode QR penjualan barang rusak, sudah dibuka, atau yang tidak dibeli.
Sebelum ini, penipuan modus kode QR di masjid-masjid lebih dulu muncul di Indonesia.
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mencegah terkena penipuan dengan modus kode QR?
Pakar keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya menjelaskan, penipuan berbasis kode QR sulit diidentifikasi.
Ini karena bentuknya sebatas titik-titik hitam putih saja.
"Bisa diidentifikasi hanya setelah di-scan dengan QR code scanner," jelasnya, Jumat (30/6/2023).
Baca juga: Protes Anti Israel, Puluhan Tikus Hidup Dilempar ke Restoran McDonalds di Inggris
Baca juga: Viral Restoran Sate Pakai Toples Saus yang Tak Dibersihkan Selama 60 Tahun
Alfons menjelaskan, kode QR yang telah di-scan baru akan menunjukkan nama akun dan rekening yang dituju.
Karena itu, pembayar atau orang yang melakukan transaksi perlu memastikan kebenaran rekening yang muncul dalam kode QR.
"Penerima pembayaran yang harus memonitor dan memastikan bahwa kode QR yg mereka gunakan untuk menerima pembayaran tidak," lanjutnya.
(TribunTravel.com/SA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.