TRIBUNTRAVEL.COM - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 lalu masih menyisahkan duka dan cerita bagi keluarga dan para korban selamat.
Seorang pria berusia 53 tahun yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Miftahudin Ramli atau yang akrab disapa Midun baru-baru ini nekat mengayuh sepeda sejauh 800 km demi memperjuangkan korban Tragedi Kanjuruhan.

Midun mengayuh sepedanya dari Malang dengan tujuan akhir Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senanyan, Jakarta pada Senin (14/8/2023).
Diketahui Midun menempuh perjalanan sejak 3 Agustus demi nazar untuk menyampaikan aspirasi kepada masyarakat dan mengenang para korban Tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Penumpang Bikin Keributan dan Ancam Bom di Pesawat, Bikin Pesawat Harus Putar Balik
Pria berkacamata itu tiba dengan menggunakan kaus hitam bertuliskan 'tragedi Kanjuruhan 1 Oktober sudah diusut tuntas. Alhamdulillah yang salah angin. Astaghfirullah'.
Perasaan Midun yang tak karuan itu pun tak kuasa menumpahkan air matanya saat tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Baca juga: Viral Pria Kentut Lebih dari 70 Kali di Bus, Bikin Penumpang Lain Mabuk dan Pusing
Namun, ketika di pemberhentian terakhirnya, Midun tak diperkenankan masuk ke area SUGBK.
Midun tak diperbolehkan masuk ke area ring road SUGBK dengan sepedanya.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kian Memburuk, Jokowi Dorong Pekerja WFH hingga Rekasaya Cuaca
Petugas keamanan hanya mengizinkan Midun seorang untuk masuk.
"Kalau saya masuk sendiri ngapain, itu yang lebih penting (sepedanya), " kata Midun dengan nada bergetar.
"Mereka tidak menghendaki saya masuk. Tapi saya yakin itu bukan kehendak mereka yang bertugas, saya paham. Yang penting saya sudah menjalankan nazar saya," imbuhnya, seperti dikutip Tribun Jatim dari Tribunnews.com
Baca juga: Viral 5 Remaja Tulungagung Ketahuan Mesum di Dalam Masjid, Tertangkap Basah saat Dini Hari
Midun merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Batu, yang menyampaikan aspirasi terrkait korban Tragedi Kanjuruhan.
Sejatinya Midun telah sampi di ibu kota pada Minggu (13/8/2023) sekira pukul 22.00 WIB. Midun bermalam di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan.
Baca juga: Viral Video Aksi Nyeleneh Wanita Menari di Kereta Api Jepang, Banjir Hujatan Warganet
Dalam perjalanannya, sepeda yang dikayuh Midun harus menjalankan perbaikan di sejumlah titik yaitu, Semarang, Pemalang, dan Bulungan.
Sepeda Federal 2000 yang digunakan pun Midun modifikasi dengan berbonceng keranda bertuliskan 'Justice For Kanjuruhan' di sisi kirinya.
Sementara di sisi kanan keranda itu bertuliskan 'football without violence' atau yang berarti sepak bola tanpa kekerasan.
Pada sisi depan dan belakang keranda itu bertuliskan angka 135 yang berarti jumlah korban total Tragedi Kanjuruhan.
Sekadar informasi, Kasus Tragedi Kanjuruhan telah sampai pada tahap vonis terhadap para terdakwa.
Dua terdakwa pun divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya.
Vonis bebas dan ringan diberikan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya terhadap tiga terdakwa polisi dalam persidangan yang dilaksanakan, Kamis (16/3/2023).
Keduanya yakni eks Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi dan mantan Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto.
Sedangkan, eks Danki 1 Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan divonis penjara yang tergolong ringan selama 1 tahun 6 bulan.
Sempat Diintimidasi

Sebelumnya, Midun dalam perjalanannya sempat mendapatkan intimidasi.
Aksi kemanusiaan Ekspedisi Lintas Stadion Jalur Pantura Malang-Jakarta ‘Ladub Berkeranda Menolak Lupa Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022' yang dilakukan oleh Miftahudin Ramli atau yang akrab dipanggil Midun, (53) diduga mendapatkan intimidasi.
Pria yang tinggal di Jalan Darsono Barat, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, dan sehari-hari bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) Disparta Kota Batu itu, mendapat intimidasi dari salah seorang pejabat di Pemkot Batu.
Dari informasi yang didapat, pejabat tersebut meminta agar Midun tidak melanjutkan aksi kemanusiaannya tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri.
"Kronologinya, pada Kamis (3/8/2023) kemarin malam itu, pak Midun sempat stay di Stadion Gajayana Malang. Kemudian saya ajak ke posko TGA. Lalu, didatangi Kepala Dinas Pariwisata dari Pemkot Batu yang meminta sebisa mungkin tidak melanjutkan ekspedisi tersebut," ujarnya kepada TribunJatim.com, Jumat (4/8/2023).
Dirinya juga menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapatkan dari salah satu anak Midun, bahwa Midun dari awal sempat diminta untuk tidak berangkat.
Midun dan keluarganya juga dijanjikan akan diajak rekreasi bila tidak melanjutkan perjalanannya.
Namun, Midun tetap memilih bersepeda dari Malang dan melanjutkan ke Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Dirinya juga menerima informasi, bahwa istri Midun yakni Nowo Dyah Sihkanti (46) didatangi oleh Kepala Dinas Pariwisata Pemkot Batu. Hal itu untuk membujuk Midun agar tidak melanjutkan perjalanannya.
"Salah satu anaknya komunikasi dengan saya, bahwa istrinya Pak Midun ini didatangi Kepala Dinas Pariwisata beserta jajarannya untuk diajak menemui Pak Midun di Gelora Delta Sidoarjo," terangnya.
Dyan pun menyampaikan, Midun tetap ingin menuntaskan ekspedisi bersepedanya hingga ke Jakarta. Namun, Midun juga terbebani dengan pikiran nasib dari keluarganya.
"Tadi sudah sempat saya kontak siang tadi, masih di Gelora Delta Sidoarjo. Kalau keinginan Pak Midun, inginnya terus melanjutkan perjalanan. Tetapi, beliau juga kepikiran dengan keluarganya di rumah karena didatangi orang-orang dari kantornya," bebernya.
Dirinya mewakili pihak TGA, amat menyayangkan sikap dari Pemkot Batu.
Menurutnya, aksi yang dilakukan Midun merupakan bentuk kebebasan berekspresi dalam menyuarakan pendapat.
"Setiap orang berhak mengeluarkan pendapat dan berekspresi selama masih di dalam hal yang wajar. Apalagi Pak Midun ini bawa misi kemanusiaan dan memberitahukan kepada masyarakat Indonesia bahwa tragedi Kanjuruhan masih perlu diurusi dengan serius oleh pemerintah, terutama dalam hal keadilan," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok ASN Gowes dari Malang ke GBK Demi Korban Tragedi Kanjuruhan, Nangis di Pemberhentian Terakhir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.