TRIBUNTRAVEL.COM - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menutup menutup jalur pendakian pada 13-18 Agustus 2023.
Penutupan tersebut diberlakukan sebagai antisipasi terjadinya cuaca buruk di wilayah Gunung Gede Pangrango.

Kepala Balai TNGGP Sapto Aji Prabowong mengungkapkan, penutupan jalur pendakian tersebut mulai diberlakukan selama enam hari.
"Penutupan yang berlaku selama enam hari tersebut karena mencermati adanya cuaca buruk di wilayah Gunung Gede Panggrango," kata Sapto saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (7/8/2023).
Baca juga: Imbas Kebakaran Hutan & Lahan, Dua Jalur Pendakian Gunung Rijani Ditutup Sementara
Selain itu, lanjut dia, penutupan jalur pendakian tersebut mengantisipasi membludaknya pendakian ke puncak Gede Pangrango saat Hari Kemerdekaan.
"Setiap tanggal 17 Agustus jalur pendakian memang rutin ditutup, karena antusiame pendaki cukup banyak. Sehingga mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan maka jalur pendakian ditutup," ujar dia.
LIHAT JUGA:
Sapto mengatakan, berdasarkan hasil rapar bersama volunter dan beberapa pihak terkait lainya penutupan dilakukan selama enam hari.
"Kami juga meminta para calon pendaki untuk mematuhinya, dan tidak coba-coba menggunakan jalur ilegal. Antisipasi hal tersebut sejumlah personil gabungan diturunkan antisipasi hal tersebut," ucapnya.
Ia mengimbau calon pendaki yang sudah booking di waktu tersebut agar menjadwalkan ulang atau dapat menghubungi pelayanan call center Balai TNGGP.
Baca juga: Kronologi Meninggalnya Mahasiswi Undip saat Mendaki Gunung Lawu, Sempat Muntah dan Sesak Napas
Fenomena bun upas di Gunung Gede-Pangrango
Belakangan ini, cuaca ekstrem memang kerap terjadi di Gunung Gede-Pangrango.

Bahkan cuaca ekstrem menyebabkan munculnya fenomena embun es atau dikenal dengan bun upas.
Fenomena bun upas di Gunung Gede-Pangrango terjadi di Alun-alun Suryakencana.
Balai TNGGP menyebutkan fenomena embun es yang terjadi Alun-alun Suryakencana akibat suhu mencapai 0 derajat hingga minus derajat celcius.
Sapto menjelaskan, embun es yang terjadi di Alun-alun Suryakencana tersebut merukapan fenomena biasa yang terjadi saat memasuki musim kemarau.
"Pada muncak musim kemarau memang kondisi cuaca di Gunung Gede Pangrango cenderung lebih dingin. Ketika terjadi pembekuan suhunya bisa mencpai 0 derajat celcius atau bahkan lebih minus," katanya, Rabu (2/8/2023).
Terjadinya fenomena embun es tersebut lanjut dia, biasanya terjadi mulai dari akhir Juli hingga awal Agustus.
"Kalau fenomena embun es tersebut sampai berapa lama kami tidak tahu persis, tapi biasa terjadi pada saat puncak musim kemarau dipertengahan tahun," ucapnya.
Sapto mangatakan, bagi para calon pendaki yang hendak melakukan kegiatah pendakian ke Gunung Gede-Pangrango untuk mempersipakan segala persiapan dengan lebih baik.
Baca juga: Video Viral di TikTok, Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Terjang Jembatan Perbatasan Malang-Lumajang
"Dalam mengahadapi cuaca ekstra dingin agar dipersiapkan lebih baik, seperti kondisi fisik yang baik, kebutuhan logistik, perlengkapan, jaket tebal, sepatu, dan baju ganti, untuk mencegah hipotermia," ucapnya.
Selain itu, ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah petugas dan relawan untuk mengevakuasi pendaki yang mengalami kelelahan, atau hipotermia dan lainya.

"Pekan ini kami mengevakuasi satu orang pendaki yang mengalami kedinginan, dan pekan sebelumnya kita mengevakuasi dua orang pendaki yang kelelahan," ucapnya.
Dia menambahkan, memasuki musim kemarau jumlah pendaki Gunung Gede Pangrango pada hari kerja mencapai 400 orang.
Sedangkan akhir pekan mencapai 1.000 pendaki.
Gunung Gede-Pangrango kerap menjadi pilihan pendaki saat akhir pekan, karena jalur pendakiannya yang cukup landai.
Selain itu, Gunung Gede-Pangrango tak terlalu tinggi.
Tak heran jika Gunung Gede-Pangrango berhasil menduduki peringkat pertama dalam daftar 10 TN yang paling banyak dikunjungi sepanjang 2020, dilaporkan Kompas.com.
Posisi yang diraih TNGGP berhasil mengalahkan beberapa TN ternama seperti TN Bantimurung Bulusaraung, TN Bromo Tengger Semeru, TN Alas Purwo, bahkan TN Komodo.
Tak cuma sebagai lokasi pendakian, Gunung Gede-Pangrango juga merupakan tempat pelestarian Owa Jawa.
Baca juga: Fenomena Bun Upas Kembali Muncul di Dieng, Suhu sampai Minus 3 Derajat Celsius
Baca juga: Nadiem Makarim Pamer Foto Mendaki Gunung Tambora, Puji Keindahan saat Tiba di Puncak
Owa Jawa sendiri adalah salah satu satwa endemik Indonesia yang terancam punah akibat banyaknya eksploitasi untuk dijadikan peliharaan, serta perusakan hutan.
Dalam hal ini, TNGGP bekerja sama dengan Yayasan Owa Jawa, Conservation International Indonesia, dan Universitas Indonesia untuk menyelamatkan dan merehabilitasi Owa Jawa sejak 2006.
Pada 3 Februari, TNGGP mengumumkan kabar gembira yakni lahirnya bayi Owa Jawa betina dari pasangan Owa Jawa bernama Jolly dan Boby di pusat penyelamatan dan rehabilitasi Owa Jawa—Javan Gibbon Center (JGC) di Resort PTN Wilayah Bodogol TNGGP.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jalur Pendakian Gunung Gede-Pangrango Ditutup Sementara, Ini Jadwal Penutupannya dan Tribun Priangan dengan judul Dinginnya Menusuk Tulang, Hamparan Embun Berubah Jadi Es di Cianjur, Pendaki Menggigil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.