TRIBUNTRAVEL.COM - Kabar tak mengenakan baru-baru ini datang dari satu di antara gunung tercantik di Indonesia, Gunung Rinjani.
Tepat pada Jumat (4/8/2023) pagi, Gunung Rinjani dilaporkan mengalami kebarakan hutan dan lahan.

Kebakaran di Gunung Rinjani tersebut diketahui terjadi pada jalur pendakian Gunung Rinjani via Aik Berik.
Akibat insiden ini, kini dua jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup untuk sementara.
Baca juga: Potret 5 Artis Wanita Indonesia saat Mendaki Gunung Rinjani, Termasuk Angela Gilsha
Kabar terkait penutupan pendakian Gunung Rinjani disampaikan langsung oleh Balai Taman Nasional (BTN) Gunung Rinjani.
Melalui akun Instagram @btn_gn_rinjani pihaknya mengatakan bahwa penutupan pendakian dimulai pada 7 Agustus 2023.
TONTON JUGA:
Adapun jalur yang ditutup yakni Jalur pendakian Aik Berik yang berada di Desa Aik Berik, Kec. Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kemudian jalur pendakian yang satunya yakni jalur Tetebatu yang berlokasi di Desa Tetebatu, Kec. Sikur, Lombok Timur.
BTN Gunung Rinjani mengatakan penutupan ini sifatnya hanya sementara waktu.
"Namun tidak ada batas waktu yang ditentukan hingga dinyatakan kondisi aman untuk aktivitas pendakian," tulis BTN Gunung Rinjani dalam Surat Keputusan Nomor: PG.1158/T.39/TU/KSA/8/2023.
Terkait kebakaran lahan tersebut, saat ini masih ada beberapa jalur pendakian Gunung Rinjani yang masih dibuka.
Jadi traveler yang ingin mendaki Gunung Rinjani dalam waktu dekat dapat melalui jalur-jalur tersebut.
Adapun jalur pendakian yang masih dibuka di antaranya ada jalur Sembalun, Senaru, dan Torean.

Baca juga: Pendaki Portugal Jatuh saat Selfie di Puncak Gunung Rinjani, Ditemukan Meninggal Dunia
Fakta Unik Gunung Rinjani di Lombok
Berbicara soal Gunung Rinjani, rupanya destinasi ini punya banyak fakta unik yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.
Dilansir dari Tribunnews, berikut ini deretan fakta unik Gunung Rinjani di Lombok.
1. Gunung Rinjani digolongkan sebagai gunung berapi somma
Gunung Rinjani sebuah stratovolcano, gunung berapi yang dibangun dari lapisan lava dan abu bergantian.
Stratovolcano biasanya ditemukan di sepanjang zona subduksi (daerah di mana satu lempeng tektonik didorong di bawah lempeng tektonik lain ke dalam Mantel Bumi).
Maka gunung Rinjani termasuk dalam golongan gunung berapi somma.
2. Tinggi Gunung Rinjani 3.726 m
Puncak Gunung Rinjani adalah 3.726 m / 12.224ft elevasi (AMSL).
Secara teknis Gunung Rinjani berada di Lombok Utara, berada di bawah administrasi Kabupaten Lombok Utara.
Pada puncak gunung rinjani, pendaki dapat melihat keindahan alam yang luar biasa.
3. Gunung Rinjani terbentuk ketika Gunung Samalas meletus
Dalam bentuknya yang sekarang, Gunung Rinjani dan danau kawahnya yang besar diperkirakan terbentuk ketika Gunung Samalas meletus pada 1257.
Letusan ini dalam skala kolosal, dan diyakini telah berkontribusi pada periode pendinginan global dan zaman es mini.
Gunung Barujari (yang terletak di danau kawah, Segara Anak) adalah bagian aktif dari sistem vulkanik bersejarah ini.
Aktivitas vulkanik yang membentuk Gunung Rinjani disebabkan oleh penunjaman kerak samudera Indo-Australia di bawah Kepulauan Sunda Kecil (sebuah kepulauan di mana Lombok adalah bagiannya).
Diyakini oleh ahli geologi bahwa Gunung Samalas berdiri di sebelah Gunung Rinjani.
Diyakini bahwa tekanan dalam ruang magma di bawah Samalas naik ke titik yang mulai memecahkan batu di atasnya.
Ketika magma keluar dari Samalas, ruang di bawahnya sebagian dikosongkan.
Tanpa ada yang menopang beratnya Gunung Samalas di atas, gunung itu runtuh dengan sendirinya.
Pada puncaknya, letusan Samalas menyemburkan lebih dari satu juta ton material per detik.
Selama keruntuhan akhir gunung, enam mil kubik abu dan batuan vulkanik membentuk aliran piroklastik raksasa yang meluncur turun menuju pantai dengan kecepatan lebih dari 125 mil per jam.
Awan vulkanik yang sangat besar mulai menyelimuti seluruh dunia, ini adalah peristiwa dahsyat dan diperkirakan lebih besar dari letusan Krakatau.
4. Gunung Rinjani terakhir meletus pada tahun 2016
Letusan skala kecil Gunung Barujari (yang terletak di Danau Segara Anak) menghasilkan gumpalan abu yang naik 2 km di atas kawah.
Gunung Rinjani terakhir meletus tepatnya pada 27 September 2016.
Aktivitas meletisnya gunung Rinjani mengganggu perjalanan udara di wilayah tersebut.
Tetapi, saat meletusnya gunung Rinjani ini tidak menyebabkan adanya korban jiwa atau luka akibat letusan tersebut.
5. Gunung Rinjani Aman untuk Didaki
Gunung Rinjani cukup aman untuk didaki.
Ini bukan gunung teknis, dengan jalur yang sudah mapan dan mudah diikuti.
Meskipun ada beberapa bagian curam di mana Anda harus berhati-hati, penggunaan tali tidak diperlukan.
Rute utama dilalui oleh ribuan turis setiap tahun, banyak di antaranya bukan pendaki gunung berpengalaman.
6. Letusan Gunung Rinjani Membentuk Danau dan Anak Gunung Baru Jari
Danau Segara Anak adalah hasil letusan Gunung Rinjani pada masa purba.
Saat itu diperkirakan Gunung Rinjani memiliki ketinggian 5.000 mdpl, dikutip dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Bekas letusan dahsyat yang terjadi membentuk sebuah kawah besar yang kemudian terisi oleh air.
Pada 1994, permukaaan danau terangkat naik karena aktivitas letusan Gunung Rinjani.
Lalu, muncul gunung baru atau Anak Gunung Baru Jari, yang kemudian memperkuat daya tarik wisatawan untuk mendaki Gunung Rinjani.
Adanya aktivitas vulkanik, kemudian membuat Gunung Baru Jari terus bertambah tinggi.
Saat ini tingginya diperkirakan ±2.300 mdpl dan mempunyai kawah aktif berukuran ±170 meter x 200 meter.
7. Gunung Rinjani sebagai Tempat Suci
Gunung Rinjani juga dianggap sebagai tempat suci oleh masyarakat Pulau Lombok khususnya masyarakat Hindu.
Setiap tahun ribuan umat Hindu melakukan sembahyangan di areal Danau Segara Anak yang dikenal dengan upacara “Mulang Pakelem”.
Lebih lanjut banyak masyarakat Lombok datang ke areal Danau Segara Anak untuk tujuan berobat.
Mereka melakukan ritual pengobatan dengan berendam di air panas dan di Danau Segara Anak.
Beberapa sumber air panas yaitu Aik Kalak, Pinggiran Danau Segara Anak maupun di beberapa gua.
8. Gunung Rinjani Kaya Flora dan Fauna
Tak hanya panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna yang berada di kawasan taman nasional juga menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan.
Selain terdapat satu jenis mamalia endemik, yaitu Musang rinjani (Paradoxurus hermaproditus rinjanicus), Celepuk rinjani (Otus jolandae) dikawasan ini juga terdapat Kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), Lutung budeng (Trachypithecus auratus javanica), dan beberapa jenis reptilia.
Sedangkan jenis tumbuhan yang bisa ditemui disini diantaranya Jelutung (Laportea stimulans), Dedurenan (Aglaia argentea), Beringin (Ficus benjamina), Jambu-jambuan (Syzgium sp.), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan P. Lombokensis.
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal berita viral di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.