TRIBUNTRAVEL.COM - Babi bernama Pigcasso terus mendulang popularitas berkat karya-karyanya.
Pigcasso terkenal memiliki keahlian melukis dengan kuas di mulutnya.
Menurut pengasuhnya, Pigcasso berhasil meraup lebih dari Rp 15 miliar berkat penjualan lukisan.
Masing-masing lukisan karya Pigcasso bahkan terjual dengan harga mencapai Rp 390 juta.
Baca juga: Viral Pria Bantu Babi Hutan yang Terluka di Tengah Jalan, Ahli Sebut Tindakannya Tak Boleh Dicontoh
Melansir Insider, Pigcasso diadopsi oleh seorang aktivis hak-hak hewan Afrika Selatan, yakni Joanne Lefson.
Lefson menyelamatkan Pigcasso pada 2016 silam dari sebuah rumah potong hewan.
Pigcasso kemudian diasuh dan tinggal di tempat perlindungan hewan milik Lefson.
Kini, Pigcasso telah mengumpulkan lebih dari Rp 15 miliar melalui karya seninya.
Uang itu digunakan untuk persediaan makanan, gaji staf suaka, tagihan dokter hewan dan biaya lain untuk fasilitas di tempat perlindungan.
Baca juga: Wanita Jatuh Cinta Pada Pria yang Mencuri Ponselnya, Kisah Aneh Mereka Viral
Pigcasso melukis dengan mulutnya menggunakan kuas yang sudah dimodifikasi.
Ia kemudian mencoret-coret kanvas dengan kuas tersebut.
Ketika Pigcasso selesai dengan pekerjaannya, dia menandai kanvas itu dengan moncongnya.
Lefson mengatakan bahwa dia pertama kali memperhatikan kegemaran Pigcasso untuk melukis ialah saat babi itu mengunyah dan menghancurkan sebagian besar barang di kiosnya saat bermain, tetapi merawat kuas dengan hati-hati.
Aktivis itu menulis dalam bukunya bahwa dia menempelkan tisu toilet bekas ke gagang sikat dan memberikan alat itu kepada Pigcasso, yang secara alami mengayunkannya menggunakan mulutnya.
Lefson kemudian mengajari babi itu untuk melukis, tentunya dengan proses yang panjang.
"Momen yang paling menarik adalah saat dia membuat bentuk luar biasa sendirian, mulai dari hati, inisial, angka dan saya akan menghentikannya, bertanya pada diri sendiri apa lagi yang dibutuhkan," tulis Lefson.
Baca juga: Viral Kapal Penyeberangan Antardesa di Sulawesi Tenggelam, Total Korban Meninggal Sebanyak 15 Orang
Pigcasso sejak itu menerima komisi dari legenda tenis Rafael Nadal dan aktor Inggris Ed Westwick, tulis Lefson.
Karya Pigcasso telah ditampilkan pada tampilan jam Swatch yang masing-masing dijual seharga Rp 15 juta pada tahun 2019.
Kisah menarik dari babi juga dijumpai di Amsterdam, yang ternyata memiliki peran tertentu untuk menjaga keamanan perjalanan udara.
Melansir laman CNN Travel, Jumat (3/12/2021), Bandara Schiphol Amsterdam di Belanda kini tengah mempekerjakan 20 hewan dalam sebuah proyek percontohan.
Proyek tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah serangan burung (bird strikes) pada pesawat.
Tabrakan antara pesawat dan jenis burung yang lebih besar, seperti angsa, dapat menimbulkan bahaya serius, terutama jika hewan tersedot ke dalam mesin.
Bandara mencatat sekira 150 serangan burung pada tahun 2020, kata Willemeike Koster selaku juru bicara Bandara Schiphol.
Menariknya, babi turut ikut serta dalam beberapa tindakan yang diambil bandara untuk mencoba menurunkan jumlah serangan burung tersebut.
Proyek melibatkan babi yang mencari makan di ladang seluas 5 hektare.
Ladang berada di antara dua landasan pacu dan dipenuhi dengan tanaman bit gula (sugar beet) yang baru-baru ini telah dipanen.
Baca juga: Viral Pesawat dari Bandara YIA Bikin Rusak Genteng Warga Jogja, Kemenhub Turun Tangan
Babi-babi itu disediakan oleh Buitengewone Varkens, sebuah perusahaan peternakan yang memelihara hewan di luar ruangan.
Bandara Schiphol mendekati perusahaan dan bertanya apakah babi bisa datang dan memakan sisa tanaman.
Sisa tanaman dapat menarik angsa dan burung lainnya untuk mendekat ke landasan pacu, ungkap Stan Gloudemans yang merupakan co-owner Buitengewone Varkens.
Gloudemans menjelaskan bahwa manfaat pertama adalah babi membantu membuat area tersebut kurang menarik bagi burung dengan menghilangkan sumber makanan.
Manfaat kedua adalah fakta bahwa, sebagai pemakan daging, babi juga akan mencoba menangkap angsa yang mendarat di ladang untuk beristirahat.
Sementara babi tidak bisa bergerak cukup cepat untuk benar-benar menangkap angsa, upaya mereka untuk melakukannya, yakni bertindak seperti orang-orangan sawah yang hidup dan menakut-nakuti burung.
Peternakan Gloudemans menghasilkan sekira 300 anak babi per tahun.
Mereka biasanya dikerahkan di sekitar Belanda untuk membersihkan gulma atau sisa tanaman dari panen, bukan sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan pesawat, katanya.
"Ini adalah pertanyaan yang paling aneh," kata Gloudemans.
"Lain kali mungkin mereka akan meminta saya untuk menjauhkan pencuri atau semacamnya," tambahnya.
Bandara Schiphol mengatakan keberhasilan proyek akan diukur dengan menganalisis aktivitas burung di daerah tersebut selama ada babi, dibandingkan saat tidak ada babi.
Bandara ini telah mempekerjakan 20 pengontrol burung yang bekerja sepanjang waktu untuk menjauhkan burung, menggunakan teknologi seperti sinar laser dan suara.
Pengelola juga menanam jenis rumput khusus untuk membuat daerah itu tidak menarik bagi burung, ungkap Koster.
Proyek percontohan yang berlangsung selama 6 minggu berakhir pada minggu pertama November 2021 lalu.
Hasilnya, lanjut Koster, proyek tersebut sangat informatif.
Data yang dikumpulkan akan diperiksa dalam beberapa bulan mendatang, dan keputusan tentang penggunaan babi dalam jangka panjang diharapkan dimulai awal tahun depan, tuturnya.
Baca juga: Babi Terkecil di Dunia yang Dinyatakan Punah Kembali Ditemukan, Tingginya Cuma 25 Centimeter
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.