lihat foto
TRIBUNTRAVEL.COM - Salah satu orang terkaya di Finlandia terkena denda lantaran ngebut di negara asalnya.
Andres Wiklof, mengemudi 50 km/jam pada zona 30 km/jam di Kepulauan Aland saat perjalanan menuju Mariehamn.
Akibatnya, Andres Wiklof harus menerima hukuman denda sebesar Rp 1,9 miliar.
Andres Wiklof mengklaim bahwa ia mencoba untuk memperlambat laju mobil ketika batas kecepatan tiba berubah menjadi 30 km/jam.
Baca juga: Finlandia Siapkan Kota Bawah Tanah untuk Lindungi Warga dari Perang, Fasilitasnya Menakjubkan
Namun, laju mobil tak cukup melambat sebelum batas kecepatan berubah.
Mengatakan kepada surat kabar lokal, Nya Aland, Andres Wiklof mengaku menyesali perbuatannya.
“Saya sangat menyesali masalah ini,” kata Andres Wiklof, seperti dikutip dari laman People.com.
“Saya baru saja mulai melambat, tapi saya kira itu tidak terjadi cukup cepat. Begitulah kejadiannya," imbuhnya.
Finlandia adalah salah satu dari sejumlah negara di kawasan Nordik yang menerapkan denda lalu lintas didasarkan pada beratnya pelanggaran serta pendapatan pengemudi.
Baca juga: Terbangkan Drone Dekat Pesawat Perang Dunia II, Pria Didenda Rp 55 Juta
Selain menjadi multi-jutawan, Andres Wiklof merupakan ketua dan pendiri Wiklof Holding AB, sebuah perusahaan yang diperkirakan bernilai lebih dari USD 10 juta.
Sebelumnya, Andres Wiklof juga sempat terkena denda Rp 1 miliar pada tahun 2018.
Lima tahun sebelumnya, ia juga terkena tiket Rp 1,5 miliar untuk jenis pelanggaran yang sama.
Surat izin mengemudi Andres Wiklof juga telah ditangguhkan selama 10 hari.
Mengenai denda, Andres Wiklof mengatakan dia berharap pemerintah dapat menggunakan uangnya dengan baik.
“Saya telah mendengar pemerintah ingin menghemat 1,5 miliar euro untuk perawatan kesehatan di Finlandia, jadi saya berharap uang saya dapat mengisi kekosongan di sana,” ucap Andres Wiklof.
Baca juga: Bikin Konten Masak dan Makan Daging Hiu Putih, Food Blogger Didenda Rp 282 Juta
Bawa Kue saat Naik Pesawat, Pasangan Ini Marah Kena Denda Rp 1,4 Juta
Sepasang suami istri marah setelah didenda Rp 1,4 juta akibat membawa kue ke dalam penerbangan Ryanair.
Suami istri tersebut mengklaim, maskapai Ryanair mencoba membuat mereka membayar denda untuk kue yang dibawanya.
Hal itu terjadi setelah kue dikatakan telah melebihi batas bagasi kabin yang ditetapkan maskapai Ryanair.
Melansir Express.co.uk, Sabtu (3/6/2023), kue yang dibawa ialah makanan ringan asal Mallorca bernama ensaimada.
Suami istri tersebut diketahui membawa ensaimada dalam penerbangan dari Bandara Palma de Mallorca, Kepulauan Balearic, Spanyol.
Siapa sangka, insiden justru memicu kekacauan bagi masyarakat lokal.
Politisi Mallorca bahkan khawatir bahkan kasus ini dapat berdampak pada penjualan makanan lokal.
Sejabat setempat telah memperingatkan bahwa aturan tersebut dapat membahayakan penjualan kue secara regional.
Ensaimada sendiri merupakan kue ikonik yang terbuat dari tepung, gula, telur, air dan lemak babi.
Adonan yang sudah jadi dipanggang dalam oven minimal selama 12 jam dan ditaburi gula.
Keahlian yang diperlukan untuk membuatnya diwariskan di toko roti tradisional selama beberapa generasi.
Wajar saja ensaimada dianggap sebagai produk yang berharga di Mallorca.
Pihak berwenang pun telah memanggil perwakilan Ryanair.
Baca juga: Liburan ke Luar Negeri, Turis Didenda Rp 7 Juta Gara-gara Makan dan Minum di Air Mancur
Iago Negueruela, menteri pariwisata Balearic, mengatakan bahwa dia memanggil perwakilan Ryanair ke sebuah pertemuan untuk "membela produk lokal dan menghindari segala bentuk diskriminasi".
Pep Magraner, presiden asosiasi pembuat kue di kepulauan Balearic, mengklaim hanya Ryanair yang memberlakukan aturan itu pada penumpang.
Dia berkata bahwa "semua maskapai lain" yang terbang dari Palma de Mallorca mengizinkan orang untuk naik membawa ensaimada.
Magraner menambahkan, "Ini hanya masalah dengan Ryanair, tetapi kita berbicara tentang banyak penerbangan, terutama ke daratan Spanyol, yang merupakan tujuan sebagian besar ensaimadas."
Ryanair biasanya mengizinkan orang untuk membawa makanan ke dalam penerbangan tetapi dengan tas jinjing.
Namun, maskapai ini sedikit lebih ketat daripada yang lain, dengan beberapa maskapai mengizinkan orang membawa minuman panas, asalkan sudah dikemas.
Panduan Ryanair menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengizinkan "penumpang naik ke pesawat dengan minuman panas atau mengonsumsi alkohol sendiri" atas nama keselamatan.
Sengketa terbaru adalah bagian dari masalah yang lebih luas di Kepulauan Balearic, yang sebelumnya mengalami masalah serupa dengan maskapai lain.
Baca juga: Bawa Rendang ke Australia, Turis Indonesia Dideportasi dan Didenda Rp 26,7 Juta
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.