TRIBUNTRAVEL.COM - Kue keranjang merupakan salah satu makanan khas Imlek yang sangat populer.
Selain untuk sesaji saat sembahyang, kue keranjang juga selalu disantap keluarga saat Imlek tiba.
Di Jogja, ada salah satu produsen kue keranjang yang sangat legendaris.
Pemiliknya adalah Sulistyowati yang berusia 77 tahun dan merupakan generasi kedua yang melanjutkan bisnis yang dirintis orangtuanya sejak 1960-an.
Baca juga: Kue Keranjang di Manado Dibuat Tradisional, Ketan Digiling dengan Batu Berusia Hampir 100 Tahun
"Semua resep masih asli, cara pembuatan, takaran bahan juga sama seperti orangtua saya dulu," ungkap Sulistyowati, Minggu (15/01/2023).
"Makanya rasanya juga tetap enak, tetap terjaga," imbuhnya.
LIHAT JUGA:
Memproduksi hanya setahun sekali
Dalam setahun, Sulistyowati memproduksi kue keranjang hanya satu kali.
"Ya cuma produksi saat mau Imlek aja. Mulai produksi sejak 5 Januari kemarin, mungkin sampai nanti tanggal 21 Januari masih produksi," kata Sulistyowati.
Baca juga: Libur Tahun Baru Imlek 2023, saatnya Jelajah Tempat Wisata dan Kuliner di Kawasan Pecinan Semarang
Meski pandemi COVID-19 mulai menjadi endemi, namun ia masih tidak berani memproduksi banyak.
Rata-rata Sulistyowati memproduksi 200 kue keranjang per hari atau setara dua ton saja tahun ini.
Berbeda dengan sebelum pandemi COVID-19, ia bisa memproduksi lebih dari 2 ton kue keranjang.
Tidak hanya karena pandemi, Sulistyowati mengurangi jumlah produksi karena saat ini mulai banyak produsen kue keranjang yang harganya lebih murah.
Harga kue keranjang buatannya dipatok Rp 46.000 per kilogramnya.
Ia tidak menurunkan harga, justru malah menaikkan harga.
Keputusan tersebut sengaja dipilih untuk menjaga kualitas dan rasa kue keranjang di tengah kenaikan harga bahan baku.
"Bahan bakunya sekarang mahal, ya saya terpaksa menaikkan harga, karena memang bahan yang dipakai itu kualitasnya bagus," ungkap Sulistyowati.
Baca juga: 5 Tempat Wisata di Jakarta untuk Liburan Imlek, Ada Pantjoran PIK hingga Candra Naya
Baca juga: Hotel Murah di Pontianak Mulai Rp 100 Ribuan per Malam, Pas Buat Menginap saat Liburan Imlek
Selalu menjaga kualitas
Kunci sukses mempertahankan 63 tahun produksi adalah menjaga kualitas.
Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan bahan-bahan dengan kualitas terbaik.
"Pakai ketan lokal yang harganya lebih mahal dari ketan impor," terang Sulistyowati.
Sulistyowati juga hanya menggunakan bahan alami tanpa bahan pengawet.
Menurutnya, gula pasir dengan kualitas terbaik dan dimasak dengan cara yang benar menjadi pengawet alami kue keranjang.
"Pakai gula pasir dimasak yang lama, nanti awetnya bisa satu tahun. Untuk masak masih pakai kompor minyak tanah, supaya panasnya terjaga, kompor juga masih warisan itu," ungkapnya.
Selain di wilayah Jogja, kue keranjang buatan Sulistyowati juga dijual di sebagian Jawa Tengah hingga Lampung.
Baca juga: Resep Pindang Bandeng, Masakan Enak Buat Disajikan saat Imlek
"Memang kalau soal harga ya lebih mahal, makanya yang beli ke sini rata-rata sudah langganan," kata dia.
Di tahun kelinci ini, Sulistyowati berharap semuanya usahanya bisa lestari dan perekonomian bisa bangkit kembali.
Sebagai informasi, Sulistyowati memproduksi kue keranjang di Jalan Tukangan No.43, Danurejan, Jogja.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Produsen Kue Keranjang di Kota Yogyakarta, Eksis Sejak 1960 dan Masih Berproduksi Hingga Kini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.