TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah penerbangan maskapai Lufthansa terpaksa mendarat darurat di Chicago, Amerika Serikat akibat "kebakaran kecil".
Kebakaran yang terjadi disebabkan oleh laptop penumpang yang terlalu panas, memaksa Lufthansa mendarat darurat pada Senin (26/12/2022) malam.

Menurut pernyataan Lufthansa, pilot memutuskan mendarat di Bandara Internasional O'Hare untuk menghindari potensi bahaya berkelanjutan.
Melansir People.com, Kamis (29/12/2022), penerbangan dijadwalkan berangkat dari Los Angeles untuk menuju Frankfurt, Jerman.
Baca juga: Pura-pura Mau Melahirkan, Seorang Wanita Paksa Pesawat Mendarat Darurat dan Puluhan Penumpang Kabur
Namun, penerbangan harus dialihkan ke Chicago menyusul laptop yang terbakar.
"Alasannya adalah kebakaran kecil di dalam kabin yang disebabkan oleh laptop penumpang yang terlalu panas," bunyi pernyataan Lufthansa.
"Api kecil padam dalam penerbangan sebelum mendarat dengan aman. Keselamatan di atas pesawat tidak terganggu kapan pun," terangnya.
Kendati pesawat mendarat dengan aman, namun insiden tersebut menyebabkan dua pramugari harus mendapatkan perawatan lantaran menghirup asap.
Sementara itu, tidak ada penumpang di dalam penerbangan Lufthansa 457 yang terluka.
Insiden tersebut menyusul pendaratan darurat penerbangan Spirit Airlines di Philadelphia Jumat (23/12/2022) lalu.
Baca juga: Ahli Penerbangan Ungkap Apa yang Terjadi Jika Pintu Pesawat Dibuka saat Terbang
Pilot melaporkan bahwa pesawat, yang menuju Cancun, telah dua kali disambar petir.
Pada bulan November 2022, asap di dalam kabin juga memicu pendaratan darurat penerbangan Delta Air Lines dari Atlanta ke Los Angeles.
Penerbangan akhirnya mendarat di Albuquerque, setelah asap memenuhi kabin.
Pilot kemudian mencatat masalah kinerja salah satu dari dua mesin pesawat, tetapi pada saat itu tidak dijelaskan apakah masalah tersebut terkait dengan asap.

Pilot Jatuh Pingsan, Penerbangan Boeing 737 Terpaksa Mendarat Darurat
Sebuah penerbangan maskapai flydubai Boieng 737-800 terpaksa dialihkan ke Shiraz, Iran setelah pilot jatuh pingsan.
Insiden terjadi pada Kamis (27/10/2022), saat pilot bertugas dalam penerbangan flydubai FZ1942 dari Tashkent ke Dubai.
Sesaat setelah pilot pingsan, co-pilot segear menyatakan keadaan darurat dan penerbangan dialihkan ke bandara terdekat.
Melansir Simple Flying, Jumat (4/11/2022), penerbangan flydubai FZ1942 sedang dalam perjalanan dari Tashkent, Uzbekistan, ke Bandara Internasional Dubai (DXB).
Baca juga: Penumpang Diturunkan dari Pesawat dan Dideportasi karena Bikin Keributan dalam Penerbangan
Perjalanan yang menempuh waktu tiga setengah jam diperasikan flydubai dengan armada Boeing 737-800.
Pesawat itu meninggalkan Tashkent pada pukul 04.36 dan dijadwalkan tiba pada 06.50 waktu setempat di DXB.
Namun, pesawat berhenti secara tak terduga di sepanjang jalan dan menyatakan pendaratan darurat.
Setelah mengudara 2 jam 30 menit, pesawat melakukan pendaratan darurat di Shiraz, Iran (SYZ).
Penyebabnya bukanlah masalah teknis pada pesawat, tetapi karena sang pilot tiba-tiba jatuh pingsan.
Sementara rincian tentang apa yang terjadi pada pilot tetap dirahasiakan, co-pilot dengan cepat mengambil kendali pesawat dan menghubungi kontrol lalu lintas udara (ATC) di SYZ.

Baca juga: Mantan Pilot Ungkap 3 Mitos Penerbangan yang Kerap Dianggap Menakutkan Ternyata Tidak Benar
Pesawat kemudian diberikan izin untuk mendarat di bandara Iran dan melakukannya dengan aman 50 menit kemudian, pada pukul 06.07 waktu setempat.
Usai mendarat, penumpang harus menunggu selama 10 jam karena flydubai mengerahkan kru penerbangan baru untuk menggantikan pilot yang sakit dan semua anggota kru lainnya telah mencapai batas operasi mereka.
Penerbangan FZ1942 kemudian lepas landas dari SYZ pada pukul 16.14 waktu setempat dan mendarat dengan selamat di Dubai pada pukul 17.45, terlambat 11 jam dari jadwal.
Pesawat modern memang dirancang untuk dua pilot di kokpit, namun hanya satu yang mengendalikan sistem penerbangan pada waktu tertentu.
Sementara pilot yang lain berfungsi cukup penting sebagai pendukung.
Dengan dua pilot terlatih, masing-masing lebih dari mampu menerbangkan 737-800 sendirian, persis seperti yang terjadi pada FZ-1942.
Namun, prosedur mengharuskan pilot mengalihkan ke bandara terdekat jika salah satu pilot sakit parah dan tidak dapat terbang lagi.
Hal ini untuk memastikan bahwa setiap keadaan darurat dalam penerbangan sebaiknya tidak hanya ditangani oleh satu pilot.
Selain itu, juga untuk menjaga keselamatan penumpang.
Baca juga: Aktivis Iklim Duduk di Landasan Pacu Bandara Berlin, Paksa Belasan Pesawat Alihkan Penerbangan
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait penerbangan, kunjungi laman ini.