TRIBUNTRAVEL.COM - Sebentar lagi Agenda KTT G20 akan segera diselenggarakan.
Untuk mendukung acara KTT G20, PT Industri Kereta Api (INKA) bersama sejumlah himpunan Perguruan Tinggi Negeri, bekerja sama merakit bus listrik Merah Putih.

Ada sebanyak 30 bus listrik yang akan diuji coba dalam agenda KTT G20 pada 15-16 November 2022, mendatang di Bali.
Diikuti oleh para delegasi dari seluruh dunia helatan KTT G20 akan berlangsung di kawasan Nusa Dua.
Baca juga: Pelaksanaan KTT G20 di Bali: Pengangkut Sampah Kiriman di Pantai Tidak Akan Beroperasi
Mengulas mengenai bus listrik yang akan dipakai tamu delegasi dari berbagai dunia, yuk intip proses produksinya.
Melansir TribunTravel dari Kompas.id, Rabu (2/11/2022), berikut proses produksi bus listrik karya anak bangsa.
Tonton juga:
Sudah ada 11 bus dari 30 bus telah dikirim pada tanggal (26/10/2022), sisanya dikirim awal bulan November.
Bus Merah Putih tidak sama dengan bus konvensional dari segi produksinya.
Bus konvesional dalam produksinya memakai rolling chassis sedangkan Bus Merah Putih tidak memakai karena menyesuaikan berat maksimal 8 ton.
Tahap awal pembuatan bus memerlukan waktu 3 hari.
Baca juga: Sukseskan KTT G20, Warga Bali Siap Batasi Aktivitas di Sekitar Lokasi
3 hari dapat menyelesaikan satu unit bus, dan dalam sebulan artinya dapat memproduksi sekitar 10 unit.
Tidak menutup kemungkinan jika pengerjaan satu unit bus dapat diselesaikan dalam 1 hari.
Produksi bus listrik dalam satu hari dapat terselesaikan satu hari, jika semua komponen sudah tersedia.
Produksi bus listrik menerapkan metode seperti dengan pembuatan kereta api.
Komponen produksi yang terlebih dahulu dibangun yaitu body bus listrik.
Kemudian untuk bagian atas dikerjakan sembari menunggu komponen impor tiba.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai saat KTT G20: Bakal Beroperasi 24 Jam & Penerbangan Dibatasi
Dalam dunia otomotif produksi bus Merah Putih memang tidak lazim.
Sebelum membangun bagian atas, Biasanya, rolling chassis sudah ada lebih dahulu di karoseri.
Namun, sebaliknya berbeda dengan produksi bus Merah Putih yang mirip pembuatan kereta.
PT Industri Kereta Api (INKA) mengembangkan bus listrik Merah Putih generasi kedua.
Pengerjaan Bus listrik Merah Putih kali ini dikerjakan dan bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, mulai dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Diponegoro dan Universitas Airlangga (Unair).
Bus listrik Merah Putih memiliki kapasitas 19 orang penumpang ditambah 1 sopir akan digunakan dalam agenda KTT G20 di Bali.
Nantinya bus yang telah selesai diproduksi akan dikirim secara bertahap.
Baca juga: Jelang KTT G20, Pemerintah Indonesia Jamin Keamanan Siber Selama Acara Berlangsung
Selain bus listrik, Shuttle Motor Listrik juga menjadi angkutan penumpang KTT G20.
Shuttle Motor Listrik telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan peluncuran Shuttle Motor Listrik pada Rabu (19/10/2022).
Layanan ojek motor listrik disediakan secara gratis sebagai angkutan pengumpan (shuttle), untuk memperlancar mobilitas para delegasi, panitia, serta peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di dalam kawasan ITDC, Nusa Dua, Bali.
Sementara itu, peluncuran Shuttle Motor Listrik yang diinisiasi oleh Electrum, perusahaan bersama yang didirikan Gojek (bagian dari Grup GoTo) dan TBS Energi Utama.
Shuttle motor listrik gratis ini tersedia pada halte antar jemput di 5 titik strategis, dan 6 titik antar yang terintegrasi dengan layanan bus listrik dari Kemenhub.

Baca juga: KTT G20 di Bali: Pembatasan Penerbangan hingga Jam Operasional Bandara Ngurah Rai Jadi 24 Jam
Para mitra pengemudi ojek motor listrik yang bertugas sudah diberikan pelatihan khusus seputar service excellence, pengenalan kendaraan listrik, serta bahasa inggris dasar.
“Saya mengapresiasi inisiatif yang dilakukan pelaku industri seperti Electrum. Ini menjadi bukti nyata dukungan terhadap upaya pemerintah memasifkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Komitmen ini kita tunjukkan saat Presidensi Indonesia pada G20. Semoga ini dapat dimanfaatkan secara maksimal,” ucap Menhub Budi Karya dikutip dari siaran pers resminya.
Menhub mengatakan, kendaraan listrik merupakan suatu keniscayaan menjadi kendaraan masa depan.
Transportasi publik menjadi titik awal dan contoh yang harus masif dilakukan dalam mensosialisasikan penggunaan kendaraan listrik.
“Selanjutnya ini akan diikuti dengan penggunaan kendaraan listrik bagi masyarakat umum secara masif,” ucap Menhub Budi Karya.
Budi Karya meminta pelaku industri turut menciptakan ekosistem kendaraan listrik, dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang semakin memudahkan orang untuk menggunakannya.
(TribunTravel.com/KurniaHuda)
Baca artikel lainnya seputar KTT G20 di sini