Breaking News:

Menilik Sejarah Jakarta Islamic Centre, Pusat Pengkajian & Pengembangan Islam

Mengenal sejarah dan proses berdirinya Jakarta Islamic Centre yang menjadi pusat pengkajian dan pengembangan Islam.

TribunJakarta.com/Afriyani Garnis
Kemegahan Jakarta Islamic Centre (JIC), Koja, Jakarta Utara, sebelum terjadi peristiwa kebakaran. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kabar tak mengenakan baru-baru ini datang dari Masjid Jami' Jakarta Center atau yang dikenal sebagai Jakarta Islamic Centre.

Sebagaimana diketahui, kubah Jakarta Islamic Centre baru saja megalami kebarakan hebat pada Rabu (19/10/2022) kemarin.

Kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, terbakar pada Rabu (19/10/2022) sore.
Kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, terbakar pada Rabu (19/10/2022) sore. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Kebakaran Jakarta Islamic Centre terjadi pada sore hari sekira pukul 15.00 WIB.

Menurut informasi yang beredar, kebakaran tersebut terjadi saat pekerja bangunan sedang merenovasi kubah masjid.

Baca juga: Jadwal Pementasan Atraksi Teatrikal di Museum Sejarah Jakarta Bulan September-Oktober 2022

Hingga berita ini ditulis, kabarnya insiden kebakaran itu mengakibatkan kubah Jakarta Islamic Centre runtuh.

Lebih dari itu kerugian dari kebakaran juga ditaksir mencapai Rp 1 miliar.

TONTON JUGA:

Terlepas dari peristiwa tersebut, Jakarta Islamic Centre dikenal memiliki bangunan masjid yang cukup megah.

Sebab tak sekadar masjid, bangunan Jakarta Islamic Centre didirikan sebagai pusat pengkajian dan pengembangan Islam di Jakarta.

Jakarta Islamic Centre sendiri lokasinya berada di Jl Kramat Jaya Raya No 1, Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, DKI Jakarta.

2 dari 4 halaman

Jakarta Islamic Centre merupakan sebuah lembaga yang tempatnya didirikan di eks lokasi resosialisasi (Lokres).

Sebagaimana diketahui Lokres tersebut menjadi lahan prostitusi terbesar se-Asia Tenggara pada era 1970-1999.

Dikutip dari laman resmi Jakarta Islamic Centre, Kamis (20/10/2022), di area lokres terdapat lembaga yang menaungi para wanita tuna susila (WTS), yakni Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.

Selama bertahun-tahun, kawasan Kramat Tunggak berkembang pesat, tapi di sisi lain juga menimbulkan masalah baru di lingkungan sekitar.

Berangkat dari karena keresahan masyarakat, PKSW Teratai Harapan Kramat Tunggak ditutup pada 1997.

Jakarta Islamic Center (JIC), Koja, Jakarta Utara.
Kemegahan Jakarta Islamic Center (JIC), Koja, Jakarta Utara, sebelum kebakaran. (TribunJakarta.com/Afriyani Garnis)

Baca juga: Tarif Terintegrasi Transportasi Publik di Jakarta Diresmikan, Cek Aturannya

Setelah ditutup, beberapa tahun kemudian muncul gagasan tentang pembangunan Jakarta Islamic Centre diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, yang kala itu sedang menjabat.

Setelah mendapat dukungan penuh dari beberapa pihak, Jakarta Islamic Centre akhirnya mulai dibangun secara bertahap pada 2001.

Dikutip dari Tribunnews.com, pembangunan Jakarta Islamic Centre saat itu menelan biaya hingga Rp 700 Miliar.

Biaya yang besar itu digunakan untuk mendirikan masjid, gedung sosial budaya, dan rangkaian bagunan wisma atau penginapan kantor bisnis.

Setelah berdiri megah, Masjid Jami' Jakarta Center akhirnya dipakai untuk salat Jumat berjemaah pertama kali pada 2002.

3 dari 4 halaman

Namun tepat pada 4 Maret 2003, Jakarta Islamic Centre barulah diresmikan oleh Sutiyoso.

"Diresmikannya itu tahun 2003. Selesai tahun 2003, diresmikan oleh Pak Gubernur Sutiyoso. Dan ini monumental lah ya, dari tempat prostitusi diubah jadi tempat ibadah," ujar Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Muhammad Subki saat ditemui di JIC, Rabu (21/9/2022).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada saat itu memfasilitasi mantan PSK yang ingin tetap tinggal di sekitar JIC.

Subki menyampaikan, mereka dibina untuk membuat produk rumahan yang bisa dijual.

"Alhamdulillah sampai sekarang program itu masih berjalan, tapi mungkin kalau sekarang proyeksinya enggak untuk PSK (lagi) ya, tapi masyakarat sekitar," pungkas dia.

Baca juga: Jakarta Street Experience Kini Hadir di Cikini, Yuk Intip Fitur Menariknya

Pernah Pemerkan Artefak Nabi Muhammad SAW

Sorban kesayangan Sang Nabi Besar yang dipamerkan di Hall Convention Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, Jumat (23/4/2021).
Sorban kesayangan Sang Nabi Besar yang dipamerkan di Hall Convention Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, Jumat (23/4/2021). (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Sebagai pusat keisalaman, Jakarta Islamic Centre sering kali menjadi tempat untuk berbagai kegiatan.

Sebagaimana pada 2021 lalu, di Jakarta Islamic Centre pernah mengadakan pameran yang bertajuk 'Artefak Baginda Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat'.

Dikutip dari TribunJakarta.com, pameran tersebut saat itu diadakan selama 40 hari berturut-turut.

Baca juga: Mengenang Kunjungan Ratu Elizabeth II ke Indonesia, dari Bali Singgah ke Yogyakarta dan Jakarta

4 dari 4 halaman

Adapun jadwalnya sendiri yakni berlangsung pada 23 April hingga 3 Mei 2021.

Sesuai namanya, pameran yang diadakan di Hall Convention Jakarta International Center, itu menampilkan puluhan artefak.

Total sekira 35 koleksi artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang dipamerkan di area Jakarta Islamic Centre.

Tak tanggung-tanggung, artefak tersebut bahkan didatangkan dari berbagai negara.

Baik artefak yang berasal dari penemuan arkeolog, hingga koleksi kolektor Timur Tengah.

Barang-barang penuh nilai sejarah tersebut kemudian secara khusus dipamerkan perdana di Indonesia, setelah sebelumnya di Brunei Darussalam dan Malaysia.

Baca juga: 4 Soto Betawi Enak di Jakarta Buat Makan Siang, Cobain Soto Betawi H Mamat yang Legendaris

(TribunTravel/Zed)

Baca selengkapnya soal fakta unik di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
JakartaJakarta UtaraKojamasjidJakarta Islamic Centre
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved