TRIBUNTRAVEL.COM - Penumpang pesawat tentu tak asing lagi dengan pesawat delay atau penundaan.
Pesawat delay dapat disebabkan beberapa hal, namun biasanya yang paling sering terjadi adalah cuaca buruk.

Biasanya pihak maskapai akan mengumumkan jika pesawat delay.
Ternyata pesawat delay dapat diketahui, bahkan sebelum maskapai memberikan pengumuman.
Baca juga: Pria Tebar Abu Mendiang Ayah ke Danau dari Pesawat, Tak Disangka Alami Kecelakaan
Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa pesawat akan mengalami delay?
"Petunjuk yang paling jelas, tentu saja, adalah memeriksa cuaca," kata pilot maskapai Patrick Smith dari Ask the Pilot kepada Travel+Leisure.
LIHAT JUGA:
Tentu saja, jika bandara keberangkatan mengalami cuaca buruk, ada kemungkinan besar penerbangan bisa tertunda.
"Namun, ada banyak variabel di sini," tambah Smith.
"Beberapa hub lebih rentan terhadap penundaan daripada yang lain. Beberapa inci salju di Denver atau Detroit bukan masalah besar. Salju di Washington atau Dallas, di sisi lain, dapat menyebabkan masalah," jelas dia.
Baca juga: Seorang Wanita Dikeluarkan dari Pesawat setelah Ancam Pramugari dan Serang Penumpang Lain
Cuaca hanya salah satu alasan penerbangan mungkin tertunda.
Operator Amerika selalu merinci penyebab penundaan mereka ke Biro Statistik Transportasi (BTS), yang menerbitkan laporan bulanan terkait informasi pesawat delay.

Pada 2021 misalnya, cuaca rata-rata menyebabkan seperempat keterlambatan setiap bulan.
Penyebab lain termasuk keterlambatan kedatangan pesawat karena penundaan sebelumnya (ini adalah penyebab paling umum dari penundaan penerbangan), masalah pemeliharaan atau kru, dan lalu lintas yang padat.
"Mengetahui status masuk pesawat adalah petunjuk besar tentang bagaimana status keluarnya mungkin terpengaruh," kata Smith, mengakui kedatangan terlambat itu.
"Beberapa situs web dan aplikasi maskapai memungkinkan Anda melacak keberadaan pesawat yang akan Anda naiki," sambungnya.
Pada maskapai Delta Airlines misalnya, penumpang dapat mengetuk "Where's My Plane?" dalam aplikasi maskapai tersebut untuk melihat status pesawat saat ini pada penerbangan masuknya.
Selain itu, situs FlightAware juga dapat digunakan untuk melacak informasi yang sama.
"Jika penerbangan sebelum Anda tertunda, kemungkinan besar penerbangan Anda juga akan tertunda," ucap Smith.
Baca juga: Viral Aksi Penumpang Pria Keringkan Sepatu di Bawah AC Kabin Pesawat
Bagasi kabin dibatasi
Setiap maskapai penerbangan memiliki aturan tersendiri terkait berat bagasi kabin, dilaporkan TribunTravel sebelumnya.
Maskapai penerbangan di bawah naungan Lion Air Group misalnya, membatasi berat bagasi kabin sebesar 7 kilogram.

Dimensinya juga telah ditentukan sesuai tipe pesawat, contohnya 40 x 30 x 20 sentimeter (cm) untuk pesawat Boeing atau Airbus.
Syarat tersebut hampir sama dengan yang diterapkan maskapai Garuda Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, Garuda Indonesia menerapkan dimensi yang berbeda tergantung tipe pesawat.
Dimensi pada umumnya adalah 56 x 36 x 23 cm, jumlah dari ketiga angka tersebut tidak lebih dari 115 cm dengan berat maksimal 7 kilogram.
Baca juga: Kenapa Berat Barang yang Masuk ke Kabin Pesawat Dibatasi? Ternyata Inilah Alasannya
Berat barang yang dibawa penumpang ke kabin pesawat untuk selanjutnya disimpan di tempat penyimpanan atas atau di bawah kursi.
Lantas, mengapa maskapai penerbangan membatasi berat dan dimensi bagasi kabin?
Salah satu alasannya berhubungan dengan efisiensi, dikutip dari Simple Flying.
Bila penumpang membawa terlalu banyak barang ke kabin pesawat, maka proses boarding (naik ke pesawat) juga bisa lebih lama.

Apalagi jika bagasi kabin terlalu berat, sehingga penumpang cukup kesulitan untuk mengangkatnya dan butuh bantuan awak kabin.
Melansir traveller.com.au, jika barang yang terlalu berat jatuh dari tempat penyimpanan atas dan menimpa penumpang, tentunya akan berisiko menyebabkan cedera serius.
Baca juga: Misteri Hilangnya Bagasi Penumpang yang Ditemukan di Jerman, Padahal Tak Lakukan Penerbangan ke Sana
Tidak hanya itu, menyimpan barang selain di tempat penyimpanan atas dan di bawah kursi depan juga akan menyulitkan proses evakuasi.
Terutama bila dibutuhkan saat terjadi keadaan darurat.
(TribunTravel.com/SA)