Breaking News:

Cerita Jemaah Haji Asal Grobogan Rela Kenakan Baju Berlapis Demi Bawa Boneka Unta Buat Cucu

Siti Khusnul, jemaah haji Indonesia asal Grobogan rela mengenakan pakaian berlapis-lapis agar dapat membawakan boneka unta untuk cucu-cucunya.

Editor: Sinta Agustina
Tribun Travel/Sinta Agustina
Gerai yang menjual beragam suvenir di dekat Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (9/11/2017). Salah satu suvenir yang kerap dibeli jemaah haji Indonesia adalah boneka unta. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Jemaah haji Indonesia tentu wajib menaati aturan yang berlaku selama proses ibadah haji berlangsung.

Termasuk aturan membawa tas ataupun koper.

Ilustrasi koper di Bandara
Ilustrasi koper di bandara (Pixabay/Ivabalk)

Dilaporkan Tribunnews.com, jemaah haji hanya boleh membawa satu tas berisi barang seberat 32 kilogram dan satu tas jinjing kecil ke kabin pesawat.

Namun masih banyak jemaah yang ternyata membawa tas dengan berat lebih dari ketentuan.

Baca juga: Jemaah Haji Tak Boleh Membawa Air Zamzam Dalam Koper, Kenapa?

Seperti Siti Khusnul, jemaah haji Indonesia asal Grobogan, Jawa Tengah yang rela mengenakan pakaian berlapis-lapis.

Hal tersebut dilakukan Khusnul agar dapat membawakan boneka unta untuk cucu-cucunya.

LIHAT JUGA:

Kisahnya bermula pada Minggu (17/7/2022) siang, ketika Khusnul sudah hendak terbang ke Tanah Air dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

Namun ia tak bisa meneruskan perjalanan, karena bawaan yang dibawanya ke kabin pesawat terbagi dalam beberapa tas.

Ia pun terancam tak bisa membawa oleh-oleh yang dibawanya.

Baca juga: 2.700 Jemaah Haji Tiba di Indonesia, Tak Wajib Karantina & Bisa Langsung Pulang ke Rumah

2 dari 4 halaman

Padahal, dalam oleh-oleh itu ada beberapa boneka unta, yang ia beli di Tanah Suci untuk cucu-cucunya.

Khusnul pun membuka kopernya.

Siti Khusnul, seorang jemaah asal Grobogan, Jawa Tengah dan barang bawaannya berupa oleh-oleh boneka unta untuk cucunya. Ia memakai baju 4 lapis demi membawa oleh-oleh ini. (istimewa/media center)

Ia memakai lima lapis baju gamis sekaligus.

Sajadah tebal yang terlipat di dalam koper pun ikut ia ambil, kemudian dikalungkannya sajadah itu pada leher hingga menyerupai syal.

Koper Khusnul kini ganti penuh berisi boneka unta untuk sang cucu.

"Apapun lah saya lakukan buat cucu. Kemarin sudah video call saya tunjukkan bonekanya, saya nggak bisa bayangkan sedihnya cucu kalau boneka batal saya bawa," kata Khusnul.

Aturan soal barang bawaan ini sebenarnya sudah disosialisasikan pada jemaah haji jauh sebelum jadwal pemulangan.

Plh Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Wawan Djunaedi l mengingatkan jemaah haji untuk memperhatikan ketentuan-ketentuan barang yang akan dan bisa dibawa.

Baca juga: Kisah Eks Pramugari yang Jadi Mualaf setelah Antar Jemaah Umrah ke Arab Saudi

"Jemaah haji reguler berhak membawa tas bagasi tercatat yang dapat diisi maksimal 32 kilogram, kecuali jemaah haji dari embarkasi Surabaya yang tas bagasinya hanya dapat diisi maksimal 28 kilogram," ujar Wawan.

"Selain itu, jemaah juga membawa tas tenteng yang dapat diisi maksimal 7 kilogram dan tas paspor," sambungnya.

Seorang jemaah haji sujud syukur saat tiba di Bandara Depati Amir, Pangkalan Baru, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (24/9/2016). Sebanyak 299 jamaah haji asal Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka yang tergabung pada kelompok terbang (kloter) enam tiba di bandara itu setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah.
Seorang jemaah haji sujud syukur saat tiba di Bandara Depati Amir, Pangkalan Baru, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (24/9/2016). Sebanyak 299 jamaah haji asal Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka yang tergabung pada kelompok terbang (kloter) enam tiba di bandara itu setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah. (BANGKA POS/RESHA JUHARI)
3 dari 4 halaman

Jemaah haji nekat bawa air zamzam

Sementara itu, hingga hari ke-3 kepulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air, ratusan jemaah masih juga nekat membawa air zamzam.

Pemandangan berserakannya botol-botol air zamzam milik jemaah haji Indonesia yang sudah dibalut lakban menjadi pemandangan biasa.

Botol-botol itu harus ditinggalkan, karena tak diperbolehkan masuk ke pesawat.

Baca juga: Visa Bermasalah, 46 Calon Jemaah Haji Indonesia Dideportasi setelah Tiba di Jeddah

Kepala Seksi Pelayanan Kepulangan Jemaah di Bandara Jeddah, Edayanti Dasril, memperkirakan, hingga pemulangan terakhir nanti, masih akan banyak jemaah yang nekat membawa air zamzam secara diam-diam, meski sudah pasti akan gagal lolos.

Edayanti mengatakan, pihaknya tak bisa mencegah jemaah tak mencoba membawanya, karena di hotel tak ada alat untuk memeriksa isi tas jemaah.

Ilustrasi koper
Ilustrasi koper (Tony Prats/Pixabay)

"Ketahuannya baru di Bandara, karena x-ray di Bandara Jeddah ini yang tingkat ketelitiannya paling tinggi, alat bahkan bisa membedakan mana air zamzam dan air putih biasa," ujar Eda.

Edayanti mengatakan, pemerintah Indonesia sebenarnya memaklumi betapa berharganya air zamzam untuk jemaah haji Indonesia.

Tradisi membawa air zamzam yang sudah didoakan, atau dibawa thawaf (berkeliling Kabah) misalnya, sudah menjadi hal lumrah dilakukan banyak jemaah Indonesia.

Pemerintah pun sudah berusaha melobi ke Kementerian Haji Arab Saudi, agar air zamzam untuk jemaah Indonesia menjadi 10 liter, dengan alasan jemaah asal Indonesia merupakan jemaah haji terbesar dalam musim haji.

4 dari 4 halaman

"Tapi otoritas Arab Saudi tidak mengabulkan permintaan kami," kata Edayanti.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jemaah Haji asal Grobogan ini Pulang Pakai Baju 4 Lapis, Ternyata Ada Alasan Haru di Baliknya.

Selanjutnya
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Arab SaudiJeddahBandara King Abdul Azizjemaah haji Indonesia Al Ittihad Saleh Al-Shehri Salem Al-Dawsari Haji Furoda
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved