Breaking News:

Sempat Bikin Heboh, Asteroid Paling Berbahaya Diprediksi Tak Akan Tabrak Bumi dalam Waktu Dekat

Ilmuwan memberikan update terkait sebuah asteroid mematikan yang sempat diprediksi akan tabrak Bumi pada 2 April 2052.

Flickr/ SciTechTrend
Ilustrasi asteroid 2021 QM1 yang sempat diduga mematikan, tapi kini disebut tak akan menabrak Bumi setidaknya selama seabad ke depan. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Para ilmuwan sebelumnya sempat memprediksi bahwa sebuah asteroid mematikan akan bertabrakan dengan Bumi.

Insiden tabrakan antara Bumi dan asteroid tersebut diperkirakan terjadi 30 tahun yang akan datang atau sekira pada 2 April 2052.

Ilustrasi asteroid '2021 QM1' mematikan yang diparkirakan akan menabrak bumi pada 30 tahun yang akan datang.
Ilustrasi asteroid (Flickr/NASA Goddard Space Flight Center)

Asteroid ini dikabarkan menduduki puncak daftar risiko di seluruh dunia selama berbulan-bulan.

Sehingga diperkirakan akan memiliki peluang nyata untuk berdampak besar pada Bumi.

Baca juga: Mengaku Penjelajah Waktu, Pengguna TikTok Sebut Asteroid Setengah Bulan Dekati Bumi Tahun 2023

Akibatnya para ilmuan mengkhawatirkan manusia akan kehilangan Bumi sebagai planet yang bisa ditinggali.

Melansir laman Mirror, Selasa (5/7/2022), batuan luar angkasa yang mematikan tersebut diberi nama 2021 QM1.

TONTON JUGA:

Nah, setelah sempat membuat heboh, ternyata dari penelitian terbaru, asteroid 2021 QM1 disebut-sebut tak akan sampai menabrak Bumi.

Setidaknya selama satu abad ke depan.

Para ahli dari Europeans Space Agency (ESA) bersama yang lainnya di European Southern Observatory pun telah secara resmi mengeluarkan 2021 QM1 dari daftar asteroiid berisiko.

2 dari 4 halaman

Pengumuman itu mengikuti pengamatan dan analisis terampil dari asteroid yang kini nyaris tidak terlihat.

Padahal asteroid tersebut diamati menggunakan teleskop paling sensitif di dunia.

"Dengan Asteroid Day Live 2022 diatur pada 30 Juni, kita dapat dengan aman mengatakan bahwa asteroid paling berisiko yang diketahui umat manusia pada tahun lalu tidak akan menyerang, setidaknya tidak untuk seabad berikutnya," jelas Europeans Space Agency.

Baca juga: Satelit NASA Temukan Gunung Api Bawah Laut yang Menjadi Rumah Bagi Hiu Memasuki Fase Aktif Letusan

Menurut keterangan para ilmuwan, asteroid itu pertama kali ditemukan pada 28 Agustus 2021 lalu.

Pada saat itu, 2021 QM1 terlihat dari observatorium Gunung Lemmon di Arizona.

Awalnya, itu tidak dianggap aneh karena sekira ada 12 asteroid dekat Bumi baru ditemukan setiap malam yang gelap.

Namun, pengetahuan lebih lanjut justru diperoleh dengan menggunakan pengamatan dari teleskop di seluruh dunia.

Mengetahui hal itu, para ilmuwan mulai menceritakan kemungkinan insiden yang lebih mengkhawatirkan.

“Pengamatan awal ini memberi kami lebih banyak informasi tentang jalur asteroid, yang kemudian kami proyeksikan ke masa depan," ujar Richard Moissl, Kepala Planetary Defense ESA.

3 dari 4 halaman

“Kita bisa melihat jalur asteroid yang mengelilingi matahari, dan pada tahun 2052 itu bisa sangat dekat dengan Bumi. Semakin sering asteroid diamati, semakin terlihat besar risikonya," imbuhnya.

Baca juga: Cegah Asteroid Tabrak Bumi, NASA akan Lemparkan Pesawat Ruang Angkasa Berkecepatan 23.000 KM/ jam

Ia mengungkapkan bahwa risiko asteroid tersebut tampaknya meningkat.

Jalurnya sudah membawanya lebih dekat ke matahari, sebagaimana yang terlihat dari Bumi.

Hal Ini juga menjadi tidak mungkin untuk ditonton karena terlalu silau.

Perhitungan orbit didasarkan pada pengamatan beberapa malam dan bisa jadi tidak pasti.

Itu sebabnya asteroid sering ditambahkan ke daftar risiko ESA ketika awal ditemukan.

Tak jarang juga daftar asteroid tersebut kemudian tiba-tiba dihapus ketika lebih banyak informasi tentang benda-benda langit itu tersedia.

Semakin banyak data, ketidakpastian dapat dikurangi dan asteroid bisa terbukti aman.

Namun, itu saja belum tentu menjamin saat itu.

4 dari 4 halaman

Marco Micheli, astronom di Near-Earth Object Coordination Center (NEOCC) ESA mengatakan bahwa para ilmuwan harus menunggu.

Setelah pengamatan terbaru dilakukan, ternyata ditemukan bahwa asteroid 2021 QM1 tidak akan berdampak buruk di tahun 2052 dan dihapus dari daftar berisiko.

Selanjutnya, sebanyak 1.377 asteroid masih berada dalam daftar pantauan ESA dan dapat menjadi lebih mengkhawatirkan setiap saat.

Baca juga: NASA akan Uji Coba Ketapel Luar Angkasa, Mampu Lemparkan Benda ke Orbit dengan Kecepatan 5.000 mph

Ilmuwan Temukan Potongan Asteroid, Diyakini Sebabkan Kepunahan Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu

Ilustrasi - tabrakan asteroid yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Ilustrasi - tabrakan asteroid yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. (Flickr/ John Hawkins)

Penelitian terkait asteroid terus dilakukan dan banyak hal menarik yang ditemukan para ilmuwan.

Selain soal asteroid yang sempat diduga mematikan tadi, ilmuwan juga menemukan bahwa ada potongan asteroid yang diduga menjadi penyebab punahnya dinosaurus.

Asteroid tersebut ditemukan setelah ilmuwan mempelajari sebuah situs di North Dakota, Amerika Serikat.

Pada situs itu, mereka menemukan sejumlah potongan asteroid.

Batuan luar angkasa tersebut diyakini menabrak bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu di lepas Semenanjung Yucatán.

Melansir laman People, sejumlah ilmuwan mempercayai objek tersebut juga menyebabkan kehancuran yang meluas.

Sehingga, menyebabkan kepunahan dinosaurus hingga membuka jalan bagi mamalia untuk menguasai planet Bumi.

Menurut para ilmuwan, insiden tabrakan antara asteroid dan Bumi pada masa itu menciptakan kawah sedalam 20 mil.

Hantamannya terjadi cukup dahsyat sehingga mengirim puing-puing cair ke udara hingga mendingin dan menjadi gumpalan seperti bola kaca.

Para ahli mengatakan bahwa objek-objek ini adalah tanda yang jelas bahwa tabrakan asteroid telah terjadi.

Selama jutaan tahun, beberapa telah berubah karena interaksi dengan lingkungan.

Namun, di situs North Dakota beberapa gumpalan awet tidak berubah.

Baca juga: Asteroid Berukuran Tiga Kali Taj Mahal Bakal Dekati Bumi saat April Mop, Berbahayakah?

Robert DePalma, seorang profesor dan mahasiswa pascasarjana Universitas Manchester mengatakan bahwa para peneliti Tanis telah menemukan gumpalan yang berisi potongan-potongan batu yang tidak meleleh.

Saat menguji fragmen, mereka menemukan gumpalan itu tidak hanya mengandung bagian kerak batu kapur dari kawah tumbukan ribuan mil jauhnya.

Namun juga beberapa bagian mengandung besi, nikel, dan kromium dalam jumlah tinggi.

Elemen-elemen ini konsisten dengan material asteroid, dan mungkin berasal dari elemen yang bertabrakan dengan Bumi pada saat itu.

(TribunTravel/Zed)

Baca selengkapnya soal asteroid di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Amerika SerikatasteroidBumiluar angkasa Quincy Jones Gempa Megathrust Pager (Beeper) Supermoon
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved