TRIBUNTRAVEL.COM - Turbulensi parah memang menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar pelaku perjalanan udara.
Terlebih, turbulensi parah juga dapat mengakibatkan cedera fisik bagi para penumpang di dalam pesawat.

Sayangnya, turbulensi parah dilaporkan akan mengingkat dua atau tiga kali lipat dalam beberapa dekade mendatang.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Baca juga: Kursi Terbaik di Pesawat untuk Hindari Turbulensi, Bikin Penerbangan Semakin Nyaman
Alasan utamanya tentu sudah tak asing di telinga, yakni pemanasan global.
Melansir Simple Flying, Sabtu (2/7/2022), Profesor Ilmu Atmosfer di Universitas Reading Inggris, Paul Williams, menyoroti bagaimana penerbangan juga akan menjadi korban perubahan iklim.
Berbicara di Kongres Berjangka Penerbangan Berkelanjutan, Profesor Williams memberikan pernyataan sebagai berikut:
“Kami memiliki banyak bukti bahwa aliran jet sekarang 15 persen terpotong lebih kuat sejak satelit mulai mengukurnya pada tahun 1970-an. Dan inilah yang menyebabkan banyak turbulensi, terutama turbulensi udara yang jernih.
Satelit menunjukkan bahwa itu telah menjadi 15 persen lebih kuat sejak tahun 1970-an, itu adalah perubahan besar. Dan kami memahami mengapa hal itu terjadi dalam hal mekanisme fisik di baliknya.
Perhitungan kami menunjukkan akan ada dua atau tiga kali lipat turbulensi parah dalam beberapa dekade mendatang karena perubahan iklim."

University of Reading tidak sendirian dalam perhitungan dan kesimpulannya.
Hal itu didukung oleh data dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS ( NTSB ) yang mencatat bahwa turbulensi parah meningkat pada penerbangan.
Baca juga: Viral Rekaman Suasana Kabin Garuda Turbulensi Karena Angin Puting Beliung, Penumpang Teriak Histeris
Cedera terkait turbulensi adalah jenis kecelakaan maskapai yang paling umum, dan awak kabin 24 kali lebih rentan cedera daripada penumpang.
Pada 2019, turbulensi menyebabkan seorang pramugari di penerbangan Turkish Airlines ke New York JFK patah kaki dan mengirim 28 penumpang ke rumah sakit.

Turbulensi juga merugikan maskapai penerbangan, mencapai lebih dari 500 juta USD per tahun dalam bentuk kerusakan dan penundaan.
Masalah juga timbul terkait adanya clear air turbulence (CAT), lantaran terjadi di udara yang jernih.
Berbeda dengan awan, CAT tidak mungkin untuk dideteksi dengan mata telanjang dan sangat sulit untuk ditangkap menggunakan peralatan radar.
Baca juga: Kenapa Bisa Terjadi Turbulensi Pesawat? Begini Penjelasannya
CAT dihasilkan oleh ketidakstabilan dalam aliran jet karena arus udara yang sangat cepat pada ketinggian 35.000 kaki.
Aliran jet yang lebih kuat akan memiliki implikasi lebih lanjut daripada turbulensi.

Hal ini dapat mempercepat perjalanan (walaupun membuatnya kurang nyaman) saat bepergian ke arah timur.
Namun, di sisi lain, itu akan diterjemahkan ke dalam waktu penerbangan yang lebih lama, penundaan, dan lebih banyak bahan bakar yang terbakar.
Profesor Williams berharap bahwa perkiraan ini akan dua kali lipat memotivasi sektor penerbangan untuk menghadapi segala tantangan yang terjadi.
Sebab, industri akan menanggung akibatnya jika tidak berhasil menghilangkan karbon dengan sangat cepat.
Baca juga: Pesawat Turbulensi Parah saat Landing, Pilot dan Pramugari Sampai Cedera
Kursi Terbaik di Pesawat untuk Hindari Turbulensi
Pemilihan kursi yang tepat bisa berpengaruh dengan kenyamanan terbang, termasuk untuk menghindari turbulensi.

Nah, kursi terbaik di pesawat unruk menghindari turbulensi adalah sejajar dengan sayap atau di bagian depan pesawat.
Sayap pesawat menjaganya tetap seimbang dan lebih tenang, sedangkan di bagian ekor pesawat bisa lebih banyak guncangan.
Semakin dekat penumpang ke bagian depan pesawat, semakin sedikit pula turbulensi yang biasanya mereka rasakan.
Jika penumpang duduk di bagian depan sayap dan mesin berada di belakang mereka, penumpang tak hanya akan merasakan sedikit turbulensi, tetapi juga akan memiliki penerbangan yang lebih tenang.
Baca juga: Pilot Bagikan Rahasia Mengatasi Rasa Cemas Saat Terjadi Turbulensi, Apa Saja?
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soala artikel penerbangan di sini.