TRIBUNTRAVEL.COM - Kembali pada tahun 2015 lalu, sebuah penerbangan AirAsia X menjadi sorotan dunia.
Hal itu terjadi setelah pesawat mendarat di negara yang salah.
Melansir laman The Sun, Minggu (22/5/2022), pesawat AirAsia X dengan nomor penerbangan 223 dijadwalkan terbang menuju Malaysia.
Alih-alih tiba di Malaysia, pesawat yang berangkat dari Sydney tersebut justru mendarat di Melbourne, Australia.
Baca juga: Viral Pilot Lupa dengan Kunci Pesawat, Terpaksa Merangkak ke Kokpit Lewat Jendela
Tepatnya pada 10 Maret 2015, pesawat Airbus A330-300 yang dioperasikan AirAsia X meninggalkan Sydney dalam perjalanan ke Kuala Lumpur.
Namun, pengendali lalu lintas udara dibuat terkejut ketika pesawat terbang ke arah yang salah.

Baca juga: Viral Wanita Marah-marah karena Diblokir dari Penerbangan Meski Sudah Beli Tiket Pesawat
Mereka memberitahu kru melalui saluran radio, namun upaya untuk memperbaikinya nampaknya tak berhasil.
Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) mengungkap bahwa upaya itu hanya menyebabkan "penurunan lebih lanjut sistem navigasi, serta panduan penerbangan dan sistem kontrol penerbangan pesawat."
Pilot, yang telah menerbangkan A330 selama 18 bulan, mencoba kembali ke Sydney tetapi cuaca buruk memaksanya untuk terbang secara manual ke Melbourne, di mana ia mendarat dengan selamat.
"ATSB menemukan bahwa ketika mengatur manajemen penerbangan dan sistem panduan pesawat, kapten secara tidak sengaja memasukkan posisi longitudinal yang salah dari pesawat," kata biro tersebut.
"Ini berdampak buruk pada sistem navigasi onboard. Namun, meskipun ada sejumlah peluang untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan, itu tidak diketahui sampai setelah pesawat mengudara dan mulai melacak ke arah yang salah," jelasnya.
Peringatan "TERRAIN", yang memperingatkan tabrakan dengan daratan, bahkan muncul di layar, tetapi mereka tetap dapat melihat pesawat mengudara.
Baca juga: Wanita Lahirkan Bayi di Tengah Penerbangan, Pramugari dengan Sigap Bawa ke Toilet Pesawat
Baca juga: Viral Momen Manis untuk Penumpang 95 Tahun, Dapat Kejutan Ulang Tahun Spesial di Pesawat
ATSB juga menemukan bahwa pesawat itu tidak dilengkapi dengan sistem manajemen penerbangan terbaru yang akan mencegah kesalahan entri data.
"Awak pesawat berusaha memecahkan masalah dan memperbaiki situasi dalam keadaan genting," ungkap ATSB.
"Dengan panduan terbatas dari daftar periksa yang tersedia, ini mengakibatkan kesalahan lebih lanjut oleh awak pesawat dalam diagnosis," imbuhnya.
Menindaklanjuti insiden, AirAsia kemudian mengembangkan pelatihan baru untuk seluruh awak penerbangannya.
Maskapai asal Malaysia tersebut mengalami insiden fatal pertamanya pada Desember 2014.
Kala itu, penerbangan AirAsia QZ8501 jatuh di lepas pantai Indonesia dengan 162 orang di dalamnya.
Kecelakaan juga menimpa Malaysia Airlines pada tahun yang sama, dengan dua insiden yang menewaskan lebih dari 500 orang.
Hal ini membuat kekhawatiran antar pelancong tentang keselamatan operator penerbangan Malaysia meningkat.
Baca juga: Para Ahli Klaim Temukan Lokasi Hilangnya Pesawat MH370, Muncul Dugaan Pilot Sepenuhnya Terlibat
Baca juga: 2 Pilot Lakukan Atraksi Bertukar Pesawat di Udara, Berakhir Kecelakaan dan Dicabut Lisensinya
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal artikel penerbangan di sini.