TRIBUNTRAVEL.COM - Rusia sedang berjuang menjual cadangan emasnya yang sangat besar.
Selama kurang lebih 20 tahun, negara ini membangun persediaan emas dengan nilai sekitar 140 miliar USD atau Rp 2 ribu triliun.
Persediaan emas ini digunakan sebagai jaring pengaman jika negara mengalami kesulitan ekonomi.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, ekonomi Rusia semakin terpukul akibat sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat.
Pekan lalu, Pemerintah AS mengumumkan larangan perdagangan emas Rusia.
Sekutu Eropa juga memberlakukan sanksi serupa, dengan melarang pasar emas London membeli semua batangan dari kilang Rusia.
Departemen Keuangan AS mengatakan, "Orang AS dilarang terlibat dalam transaksi apa pun, termasuk transaksi terkait emas yang melibatkan Bank Sentral Federasi Rusia, Dana Kekayaan Nasional Federasi Rusia atau Kementerian Keuangan Federasi Rusia."
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Business Insider, Senator Angus King, seorang independen dari Maine mengatakan, pasokan emas besar-besaran Rusia hanyalah salah satu dari sedikit aset yang tersisa yang dapat digunakan Putin untuk menjaga ekonomi negaranya agar tidak jatuh lebih jauh.

Baca juga: Invasi Rusia-Ukraina, Pesawat Penumpang Tulis Relax di Jalur Penerbangan Dekat Perbatasan Ukraina
Baca juga: Lufthansa dan 6 Maskapai yang Disebut Paling Terdampak Invasi Rusia ke Ukraina
"Kami selanjutnya akan mengisolasi Rusia dari ekonomi dunia dan meningkatkan kesulitan kampanye militer Putin."
Sanksi bagi Rusia saat ini telah mempersempit pasar, sehingga sangat sulit bagi Rusia untuk melepas cadangan emasnya.
Akibatnya, mereka akan kesulitan mengumpulkan dana yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan militer.
Berbicara kepada Bloomberg, Fergal O'Connor, seorang dosen di Cork University Business School di Irlandia, mengatakan, "Inilah mengapa mereka menyimpan emas. Itu untuk situasi seperti ini. Tapi, jika tidak ada yang mau menukarkannya, itu tidak masalah."
Dikutip TribunTravel dari laman UNILAD, Selasa (29/3/2022), Rusia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan pasokan emasnya.
Dilaporkan cadangan emas Rusia naik sebanyak enam kali lipat sejak pertengahan 2000-an.
Alhasil, negara ini sekarang menjadi menermpati urutan kelima dengan simpanan emas terbesar di dunia senilai sekitar 140 miliar USD.
Setelah rubel jatuh di pasar global, Rusia mencoba menjual sebagian emas untuk menebusnya.
Managing Partner Grup CPM Jeff Christian menyarankan Moskow menjual emasnya ke negara-negara Timur dan bank-bank di sana, seperti India dan China.
"Mereka bisa menjualnya dengan harga diskon ke pasar," katanya kepada Bloomberg.
Namun, dengan sanksi saat ini yang diberlakukan oleh Inggris, AS dan negara-negara Eropa di Rusia, India dan China dan negara lain mana pun mungkin enggan untuk mencapai kesepakatan membeli emas Rusia. (TribunTravel.com/Tys)
Baca juga: Balas Dendam, Rusia Sita Ratusan Pesawat dari Perusahaan AS dan Eropa
Baca juga: Mengenal Harbin, Kota Bergaya Eropa di China yang Dibangun oleh Rusia
Baca juga: Sering Terbang Ke Rusia, Maskapai Ini Mendapat Banyak Ancaman Bom