TRIBUNTRAVEL.COM - Taksi terbang elektrik, Volocopter berencana akan mengudara di Singapura pada 2024 mendatang.
Penerbangan perdana ini nantinya akan dimulai dengan rute terdekat yaitu Singapura-Malaysia dan Singapura-Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung oleh Chief Commercial Officer Christian Bauer dalam sebuah wawancara di Singapore Airshow, Sealsa (15/2/2022).
Ia mengatakan, Volocopter garapan Jerman tersebut akan mengoperasikan sebanyak 10 hingga 20 taksi terbang.
Nantinya seluruh armada ini akan hadir di sejumlah wilayah dengan destinasi turis populer.
Seperti di antaranya ada Marina Bay, Sentosa dan kota-kota di sekitar Singapura.

Adapun Indonesia sendiri, Volocopter akan melayani rute Changi-Batam dengan waktu kurang dari 20 menit.
Sesuai namanya, Volocopter merupakan moda transportasi yang memiliki bentuk menyerupai helikopter dengan ukuran kecil.
Berbeda dengan helikopter, Volocopter lepas landas dan mendarat di landasan yang dinamakan vertiports seluas 20-25 meter.
Vertiports yang tidak terlalu luas ini bisa dibangun di atas gedung untuk lebih memudahkan mobilitas penumpang.
Baca juga: Singapura Akan Longgarkan Kebijakan Covid-19, Berlaku Mulai 25 Februari
TONTON JUGA:
Melansir laman Theedgemarkets, Selasa (22/2/2022), Volocopter berencana untuk mendirikan operasi pemeliharaan di Singapura.
Negara ini juga sekaligus menjadi pusat melakukan studi kelayakan untuk memproduksi pesawat lepas landas dan mendarat vertikal listrik di Asia, termasuk di negara-kota.
Saat ini perusahaan Volocopter sendiri masih mencari sertifikasi dari Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa.
Dengan begitu akan ada kemungkinan juga untuk mengoperasikan taksi udara di Eropa dan juga di Singapura.
Slain penerbangan demonstrasi pada 2019, hingga sekarang Volocopter tercatat belum menawarkan layanan.
Meski demikian, pihak perusahaan sudah mulai menjual tiket untuk joyflight dalam waktu 15 menit.
“Volocopter adalah salah satu mitra eVTOL (electric vertical take-off and landing) pertama di Singapura,” kata Bauer
"Pada manufaktur, kami menilai itu dan kami memberi kami waktu 12 bulan ke depan untuk melihat apakah kami harus melakukannya atau apakah ada potensi lain," tambahnya.
Baca juga: Mengenal Seletar, Bandara Kedua di Singapura yang Sering Terlupakan
Baca juga: Travel Bubble Indonesia dan Singapura Telah Dibuka, Simak Syaratnya

Sebagai upaya mendukung ekspansinya di Asia, Volocopter juga memiliki rencana untuk menambah lagi stafnya.
Bauer mengatakan, jika stafnya semula hanya 10 orang di Singapura, maka pada 2030 mendatang stafnya akan bertambah menjadi 500 orang.
Pihak Volocopter juga berharap nantinya mulai menyediakan layanan pengiriman paket menggunakan drone-nya awal tahun depan di kota Chengdu di China dalam sebuah kerjasama dengan Geely Automobile Holdings Ltd.
Usaha tersebut juga akan menyediakan taksi udara setelah persetujuan pemerintah.
Perusahaan juga bekerja sama dengan otoritas pemerintah dan perusahaan di Korea Selatan dan Jepang untuk menyediakan layanan taksi terbang.
Volocopter telah mengumpulkan 365 juta Dollar atau setara liebih dari 500 trilliun dari para pendukung.
Termasuk di antaranya ada Daimler AG dan Geely, serta perusahaan logistik DB Schenker dan cabang modal ventura pembuat chip Intel Corp.
Perusahaan ini juga sedang mencari persetujuan peraturan untuk mengoperasikan pesawat lepas landas vertikal di Amerika Serikat.
Baca juga: Akhirnya Travel Bubble Batam-Bintan-Singapura Dibuka, Cek Lokasi Pintu Masuk Bagi PPLN
Baca juga: Fakta Unik Stadion Nasional Singapura yang Punya Kubah Bentang Bebas Terbesar di Dunia
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal Singapura di sini.