TRIBUNTRAVEL.COM - Singapura akan menyederhanakan kebijakan Covid-19 dan menghapus beberapa persyaratan umum.
Dalam aturan baru ini, syarat menjaga jarak akan dihapuskan apabila masyarakat taat memakai masker.
Kabar tersebut disampaikan melalui Gugus Tugas Multi-Kementerian yang diumumkan pada Rabu (16/2/2022).
Aturan terbaru ini akan berlaku mulai 25 Februari 2022 mendatang, lapor CNA.
Baca juga: Potret Liburan Syahrini dan Reino Barack di Singapura, Selalu Tampil Anggun dan Modis
Namun pada kebijakan itu akan berfokus pada lima langkah paling efektif, yaitu ukuran kelompok, pemakaian masker, persyaratan tempat kerja, jarak aman, dan batas kapasitas.

Berbicara pada konferensi pers satuan tugas, ketua bersama Gan Kim Yong mengatakan langkah-langkah manajemen yang aman sedang disederhanakan sehingga lebih mudah bagi orang-orang untuk memahami dan mematuhinya.
"Ini juga akan mendorong rasa tanggung jawab pribadi yang lebih besar, yang akan memainkan peran yang semakin penting dalam perjalanan kita menuju ketahanan Covid-19," katanya.
"Kasus baru COVID-19 di Singapura kemungkinan akan tetap antara 15.000 dan 20.000 atau bahkan lebih tinggi setiap hari," kata Gan.
Menurut laporan Kompas.com, sehingga mulai 25 Februari nanti masyarakat Singapura tidak perlu lagi menjaga jarak satu sama lain sepanjang mereka memakai masker.
Saat ini jarak 1 meter diterapkan untuk mencegah menyebarnya Covid-19.
Tanda jaga jarak juga dipasang dalam bentuk 'tanda silang' yang terpasang di bangku-bangku halte bus, taman, hingga di kamar mandi urinoir.
Namun untuk masyarakat yang tidak memakai masker harus tetap menjaga jarak aman sekira 1 meter.
Baca juga: Mengenal Seletar, Bandara Kedua di Singapura yang Sering Terlupakan

Penyederhanaan Aturan Covid-19
Singapura juga memberlakukan aturan baru yaitu pertemuan dibatasi menjadi lima orang.
Akan tetapi angka lima orang ini masih bisa berkunjung ke rumah orang lain kapan pun.
"Mengenakan masker akan terus menjadi standar," pihak kata Kementerian.
Menggencarkan new normal, Singapura menghapus kuota maksimal untuk acara keramaian seperti kegiatan beragama, resepsi pernikahan, upacara pemakaman, pertemuan bisnis, dan konferensi media.
Kebijakan itu akan diberlakukan mulai 4 Maret 2022 mendatang, lapor CNA.
Untuk acara besar yang menimbulkan risiko berkumpul orang banyak, maka akan ada aturan batas kapasitas yang diberlakukan.
Ini juga termasuk acara atraksi, kapal pesiar, MICE dan acara besar yang berhubungan dengan pekerjaan, serta tempat pertunjukan seni atau stadion olahraga yang besar.
Untuk pengaturan lain seperti pusat perbelanjaan dan toko besar yang berdiri sendiri, akan dibatasi menjadi 50 persen.
"Ambang batas akan ditetapkan pada 1.000 orang untuk saat ini," kata Depkes dalam siaran persnya.
Ini berarti bahwa acara atau acara yang lebih kecil dengan 1.000 orang atau kurang dapat dilanjutkan tanpa batasan kapasitas apa pun, sedangkan acara yang lebih besar atau acara dengan lebih dari 1.000 orang akan dikenakan batas kapasitas sebesar 50 persen.
Semua acara mask-off harus mematuhi jarak aman 1m.
Baca juga: Syahrini di Singapura Pakai Tas Hampir Rp 1 Miliar, Penampilannya Dipuji Warganet

"Dengan aturan baru, praktik yang sebenarnya tidak membuat perbedaan materi terhadap pandemi tidak lagi dilarang," kata Ong.
“Misalnya, selama orang pakai masker, tidak perlu mencoret tempat duduk alternatif di bangku taman, atau tempat kencing di toilet pria. Atau ketika orang memakai masker dan mereka berdiri bersama dan mengambil foto mereka tidak harus berjarak satu meter,” tambahnya.
“Saya pikir semua hal kecil ini tidak penting, benar-benar tidak penting lagi, kita bisa menyingkirkannya. Orang-orang kami tahu bahwa kami berada dalam krisis dan kami dapat mulai menghapus pengingat harian kecil yang tidak lagi penting ini.”
Kementerian Kesehatan juga mengumumkan beberapa penyesuaian terhadap langkah-langkah manajemen aman yang dibedakan dengan vaksinasi.
Satu di antaranya adalah kegiatan olahraga yang akan diizinkan untuk dibuka lagi dengan maksimal 30 orang (dengan syarat sudah vaksinasi penuh).
“Pendorong utama penularan Covid-19 adalah kontak yang lama dan dekat dengan makan bersama di ruang tertutup. Olahraga di sisi lain, saat anda bermain, melibatkan kontak sementara antara pemain di lapangan atau di lapangan,” kata Ong.
“Oleh karena itu, tidak ada bukti internasional yang meyakinkan yang menunjukkan bahwa partisipasi olahraga menyebabkan lebih banyak infeksi. Anda lebih mungkin tertular virus saat makan bersama teman daripada berolahraga bersama mereka.”
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)
Baca juga: Gaya Cetar Syahrini Selama di Singapura, Selalu Tenteng Tas Mewah dengan Harga Fantastis
Baca juga: Syahrini dan Reino Barack Makan di Restoran Mewah Singapura Berlatar Marina Bay Sands