Breaking News:

Video Viral, Ribuan Lumba-lumba Terbunuh dalam Tradisi Berburu di Kepulauan Faroe

Ribuan lumba-lumba dibunuh dalam rangka pelaksanaan tradisi berburu di Kepulauan Faroe yang disebut 'Grind'.

Flickr/ Donald Hobern
Ilustrasi kawanan lumba-lumba. 

TRIBUNTAVEL.COM - Sebuah kelompok aktivits hewan membagikan video viral di medsos yang memperlihatkan pemandangan memilukan di tepi pantai.

Bagaimana tidak, pantai tersebut dipenuhi dengan lumba-lumba yang berceceran darah.

Melansir Insider, lumba-lumba dibunuh dalam rangka pelaksanaan tradisi berburu di Kepulauan Faroe yang disebut 'Grind'.

The Sea Shepherd, kelompok kesejahteraan hewan yang berbasis di Inggris, mengunggah foto perburuan lumuba-lumba pada Minggu (12/6/2021) lalu.

Baca juga: Viral Video Warga Boncengkan Lumba-lumba Naik Motor, Pecinta Satwa di Lombok Lapor ke Polisi

Kelompok tersebut mendokumentasikan sejumlah lumba-lumba yang digiring ke perairan dangkal dan kemduian dibunuh oleh pemburu.

Menurut laporan, para pemburu menikam lumba-lumba saat mereka menggeliat di pinggir pantai.

Kawanan lumba-lumba terbunuh di tepi pantai
Kawanan lumba-lumba terbunuh di tepi pantai (Twitter/@DesdemonaDes)

Grind (atau Grindadrap dalam bahasa Faroe) adalah tradisi berburu yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Tradisi itu diadakan di Kepulauan Faroe yang terpencil, wilayah kekuasaan Denmark yang terletak di antara Skotlandia dan Islandia.

Acara perburuan massal legal berlangsung setiap musim panas dan melibatkan mamalia laut seperti paus pilot dan lumba-lumba.

Baca juga: Viral Video Lumba-lumba Terdampar yang Dipotong dan Dibagikan ke Warga, Ini Faktanya

Hewan-hewan tersebut dibunuh dengan tangan, biasanya dengan pisau atau tombak.

2 dari 3 halaman

Dagingnya kemudian dipanen dan dijadikan konsumsi untuk manusia.

Sementara itu, rekaman yang dibagikan oleh kelompok aktivis hewan lain di Twitter @DesdemonaDes menunjukkan perairan di sekitar pantai ternoda karena perburuan.

Dalam foto yang dibagikan @Seasaver, terlihat perairan di sekitar pantai berubah menjadi merah karena darah.

Ribuan lumba-lumba terbunuh di tepi pantai
Ribuan lumba-lumba terbunuh di tepi pantai (Twitter/@Seasaver)

Dalam sebuah posting Facebook, Sea Shepherd menuduh seorang 'grindforemann' (atau pemimpin berburu) lokal menggiring sekira 1.428 lumba-lumba ke pantai, meski mengetahui tidak akan ada cukup pemburu untuk menangani jumlah lumba-lumba.

Hal itu mengakibatkan kematian banyak lumba-lumba yang sebenarnya tidak diperlukan untuk rangkaian tradisi.

"Orang seperti itu tidak dapat memiliki tanggung jawab untuk memutuskan nasib paus dan lumba-lumba yang bermigrasi lagi. Satu-satunya hal yang benar untuk dilakukan adalah melepaskan otoritasnya dan melarang semua perburuan lumba-lumba di masa depan," tulis Sea Shepherd.

Baca juga: Perenang Hilang 12 Jam di Laut, Selamat Berkat Bantuan Lumba-lumba

Para pemimpin Faroe mengakui ada 'kesalahan besar'

Skala perburuan massal yang terjadi pada hari Minggu (12/9/2021) itu memicu protes dari para aktivis dan ahli biologi kelautan, menurut BBC.

BBC berbicara kepada Bjarni Mikkelsen, seorang ahli biologi kelautan dari Kepulauan Faroe, yang mengatakan ini adalah jumlah pembunuhan lumba-lumba tertinggi yang pernah tercatat di Kepulauan Faroe.

Mikkelsen mengatakan kepada BBC bahwa rekor sebelumnya adalah 1.200 lumba-lumba yang terbunuh, penghitungan yang dilaporkan pada tahun 1940.

3 dari 3 halaman

Menurut statistik dari Sea Shepherd , 463 paus pilot bersirip panjang dan 35 lumba-lumba sisi putih Atlantik terbunuh pada tahun 2020.

Baca juga: Kapal Penuh Zat Beracun Tenggelam di Sri Lanka, Sebabkan Kematian Penyu, Lumba-lumba hingga Paus

Ketua Asosiasi Penangkap Paus Faroe, Olavur Sjurdarberg, mengakui kepada BBC bahwa perburuan tahun ini "berlebihan."

Sjurdarberg, yang tidak ikut serta dalam perburuan, mengatakan ada "kesalahan besar" ketika pemburu mengira bahwa jumlah lumba-lumba paling banyak adalah 200 ekor.

Ia menjelaskan bahwa mereka baru menyadari berapa banyak lumba-lumba yang ada saat pembunuhan dimulai.

"Seseorang seharusnya tahu lebih baik. Kebanyakan orang terkejut dengan apa yang terjadi," kata Sjurdarberg kepada BBC.

Heri Petersen, ketua asosiasi perburuan Grind, mengatakan kepada outlet berita lokal In.fo bahwa terlalu banyak lumba-lumba yang digiring ke teluk, dengan tidak cukupnya pemburu untuk membunuh mereka.

"Saya terkejut dengan apa yang terjadi," kata Petersen kepada In.fo.

"Lumba-lumba berbaring di pantai menggeliat terlalu lama sebelum mereka dibunuh," imbuhnya.

Baca juga: Miris! Lumba-lumba Ditemukan Mati dengan Celana Dalam Wanita Melilit Siripnya

Baca juga: Tunggangi Lumba-Lumba di Bali, Aksi Lucinta Luna Dikritik Susi Pudjiastuti Hingga Aktivis

(TribunTravel.com/Mym)

Baca selengkapnya soal artikel viral di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
DenmarkKepulauan Faroelumba-lumbaTribunTravelviral di medsos
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved