TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Everest menjadi wilayah terbaru yang berperang dengan wabah Covid-19.
Tercatat, lebih dari 30 pendaki yang tertular Covid-19 di basecamp Gunung Everest telah dievakuasi.
Kini, para pejabat setempat tengah berusaha mengekang penyebarannya.
Melnasir laman People, Selasa (11/5/2021), Gunung Everest sempat ditutup selama setahun akibat pandemi.
Baca juga: Pecahkan Rekor Dunia, Pria Ini Taklukkan Puncak Gunung Everest Sebanyak 25 Kali
Tujuan wisata populer itu baru secara resmi dibuka kembali untuk pengunjung pada bulan April 2021 lalu.
Namun, hanya beberapa minggu setelah dibuka kembali, basecamp Gunung Everest di kawasan Nepal dilanda wabah virus korona.
Sejak saat itu, jumlahnya terus meningkat ketika Nepal bergulat dengan kurangnya oksigen, kapasitas dan tempat tidur di rumah sakit.
Menanggapi wabah tersebut, China mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan membuat "garis pemisah" di puncak untuk mencegah pembauran pendaki dari masing-masing sisi.
Garis pemisah akan ditetapkan oleh tim kecil pemandu pendakian Tibet.
Setelah garis terpasang, 21 warga negara China akan mendaki dari jalur Tibet.
Saat ini, tidak jelas bagaimana garis itu akan diberlakukan dan dari bahan apa akan dibuat.
Kantor Berita Xinhua mengonfirmasi kepada AP bahwa mereka yang memulai pendakian lewat sisi utara di China tidak akan diizinkan untuk melewati garis puncak atau melakukan kontak dengan siapa pun atau apa pun yang datang dari sisi selatan di Nepal.
Baca juga: Keren! Sampah yang Ada di Gunung Everest Ini Akan Diubah Jadi Karya Seni
Puncak Gunung Everest telah disebut sebagai "zona kematian", sebab banyak pendaki meninggal di sana karena kekurangan oksigen.
Area itu sendiri memiliki tinggi 8.848 meter (29.028,87 kaki) tetapi hanya berisi salju yang cukup untuk sekira enam pendaki dan pemandu sekaligus.
Meski begitu, ratusan pendaki telah berangkat setiap tahun untuk melakukan perjalanan ikonik selama pendakian musim semi, yang biasanya berlangsung dari April hingga awal Juni.
Pada tahun 2019, Gunung Everest mengalami salah satu pendakian musim semi yang paling mematikan setelah 'kemacetan lalu lintas' di gunung.
Insiden itu disebabkan oleh rekor pendaki sebanyak 381, mengakibatkan sedikitnya 11 kematian.
Baca juga: Fakta di Balik Zona Kematian Gunung Everest yang Sering Menelan Korban
Tetapi tahun lalu, setelah pandemi global yang menyebabkan penutupan Gunung Everest, gunung tersebut mengalami musim pendakian pertama dalam beberapa dekade yang tidak melibatkan 'kemacetan lalu lintas'.
Tahun ini, China tidak mengizinkan pengunjung asing untuk mendaki dari sisi Tibet karena kekhawatiran Covid-19,
Namun, mereka telah mengeluarkan izin kepada 38 orang 21 di antaranya adalah pendaki China yang disetujui untuk mendaki gunung dari lereng utara.
Turis di Tibet juga telah dilarang mengunjungi base camp gunung di sisi Tibet.
Sementara itu, pemerintah Nepal belum membatalkan pendakian musim semi, mungkin karena kebutuhannya untuk kebangkitan ekonomi dan pendapatan pariwisata di tengah pandemi.
Negara itu mengalami peningkatan satu hari terbesar dalam kasus Covid-19 pada hari Jumat (7/5/2021) dengan 9.023 kasus yang dilaporkan.
Baca juga: Ketinggian Gunung Everest Bertambah Hampir 1 Meter, Ini Sebabnya
Hingga Senin (10/5/2021), ada setidaknya 394.667 total kasus dan 3.720 kematian yang dikaitkan dengan Covid-19 di Nepal.
Di Cina, setidaknya ada 102.889 kasus dan 4.636 kematian telah dilaporkan.
Meskipun tindakan pencegahan telah diambil di puncak, Ang Tshering Sherpa, seorang ahli pendaki gunung selama puluhan tahun, mengatakan bahwa kemungkinan Covid-19 tidak akan menyebar di sana, terutama karena pendaki mengenakan pakaian pelindung yang menutupi wajah mereka dari udara dingin.
Gagasan bahwa siapa pun yang terjangkit virus korona dapat mencapai puncak Everest terbilang mustahil.
Sebab, pendaki dengan kesulitan pernapasan tidak akan dapat mencapai ketinggian, kata Ang Tshering.
Baca juga: Gunung Everest Akhirnya Memiliki Ketinggian Resmi Setelah China dan Nepal Sepakat
Baca juga: 5 Alasan Pesawat Terbang di Ketinggian Lebih dari 30 Ribu Kaki, Lebih Tinggi dari Puncak Everest
(TribunTravel.com/Mym)