TRIBUNTRAVEL.COM - Saat naik pesawat, seringkali pilot memberitahukan pesawat berada di jelajah terbang dengan ketinggian sekitar 30 ribu kaki.
Dilansir oleh TribunTravel dari Travel and Leisure, ketinggian jelajah umum untuk sebagian besar pesawat komersial adalah antara 33 ribu hingga 42 ribu kaki.
Dan biasanya pesawat terbang mengudara dengan jelajah terbang sekitar 35 ribu atau 36 ribu kaki, sebagai bandingannya puncak tertinggi dari Everest adalah 29.029 kaki.
Ketentuan jelajah terbang pesawat di ketinggian antara 33 ribu hingga 42 ribu kaki ini ternyata bukan tanpa alasan, ada beberapa ketentuan yang mengharuskan pesawat terbang di atas ketinggian tersebut.
Berikut beberapa alasan kenapa pesawat terbang miliki jelajah terbang di ketinggian antara 33 ribu hingga 42 ribu kaki.
1. Efisiensi bahan bakar
Alasan terbesar kenapa pesawat terbang di jelajah ketinggan tersebut adalah untuk menghemat bahan bakar yang digunakan pesawat.
Ketika udara tipis maka akan menciptakan lebih sedikit hambatan pada pesawat sehingga dengan kecepatan terbang yang sama membutuhkan bahan bakar yang lebih sedikit.
Lapisan udara yang tipis menyebabkan kecilnya tekanan angin, sehingga daya yang keluarkan dengan bahan bakar yang lebih sedikit bisa lebih besar.
Efisiensi bahan bakar tentu sangat bagus untuk maskapai.
Perlu diingat juga bila mesin pesawat membutuhkan oksigen untuk dapat bekerja, melakukan pembakaran dan menghasilkan energi.
Alasan inilah yang tidak memperbolehkan pesawat terbang di ketinggian di atas 42 ribu kaki.

2. Menghindari lalu lintas udara yang berbahaya
Terbang di atas ketinggian 33 ribu hingga 42 ribu ini akan meminimalisir terjadinya tabrakan dengan burung, drone atau pesawat kecil dan helikopter.
Menurut Your Mileage May Vary, arah perjalanan pesawat juga mempengaruhi ketinggian terbang pesawat tersebut.
Pesawat yang terbang ke timur (termasuk timur laut dan tenggara) akan terbang diketinggian 35 ribu kaki.
Sedangkan pesawat yang terbang menuju arah selain timur akan terbang di berada ketinggian di atas atau di bawah 1000 kaki dari 35 ribu kaki.
Dengan begitu maka tabrakan antar pesawat akan terhindarkan.
3. Alasan cuaca
Ketika terbang dengan pesawat komersil, pemandangan di luar pesawat melalui jendela terlihat lebih cerah.
Hal ini karena pesawat terbang di atas troposfer tempat peristiwa cuaca terjadi, sehingga apapun cuaca yang sedang terjadi pesawat akan terbang dengan aman tanpa gangguan cuaca.

4. Keadaan darurat
Ketinggian di atas 30 ribu kaki juga membantu para pilot mengendalikan pesawat ketika keadaan sedang darurat.
Dengan ketinggian di atas 30 ribu kaki, pilot mempunyai rentang waktu yang lebih lama untuk menghadapi situasi darurat di pesawat atau menemukan tempat yang aman untuk mendarat.
5. Pesawat berbeda, ketinggian berbeda
Tidak semua pesawat dibuat untuk terbang dengan ketinggian yang sama.
Menurut Thrillist, ketinggian pesawat ditentukan oleh berat pesawat saat itu dan juga kondisi atmosfer udara ketika dalam penerbangan.
Selain itu, arah penerbangan juga menentukan ketinggian jelajah terbang dari pesawat itu sendiri.
Ketinggian jelajah terbang pesawat juga ditentukan dengan jumlah turbulensi (yang didapat dari laporan pilot lain) dan durasi penerbangan.
• Kenapa Pesawat Lepas Landas Lebih Berisiko Kecelakaan daripada Mendarat?
• Hemat Rp 150 Ribu, Pesan Tiket Pesawat Sekarang di Tiket.com
• Panduan Transportasi Menuju Bromo dari Jakarta, Bisa Naik Kereta, Bus, dan Pesawat
• Momen Menegangkan Pesawat Bergoncang karena Angin Kencang saat Hendak Mendarat
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)