TRIBUNTRAVEL.COM - Nasi jamblang merupakan kuliner yang selalu jadi buruan utama para wisatawan saat berkunjung ke Cirebon, Jawa Barat.
Beragam varian menunya membuat siapapun seakan tergugah untuk merasakan kenikmatan nasi jamblang ini.
Varian lauk pauk seperti satay kentang bumbu kelapa, perkedel kentang, tahu dan telur semur serta sambal merahnya tentu terasa nikmat saat disantap bersama nasi hangat beralaskan daun jati.
Namun, tahukah kamu ada satu di antara varian lauk yang di sebut sakral yang jarang diketahui oleh para pecinta kuliner nasi jamblang ini.
Menu itu bernama Dendeng Bumbu Laos.
Dilansir TribunTravel dari berbagai sumber, berikut keunikan dari Dendeng Bumbu Laos ini yang harus kamu ketahui.
Baca juga: Mengenal Nasi Jamblang, Kuliner Khas Cirebon yang Sudah ada Sejak Zaman Belanda
1. Merupakan tujuh menu generasi awal
Dendeng Bumbu Laos sendiri saat ini konon salah satu menu di nasi jamblang yang sulit ditemui.
Dendeng Bumbu Laos ini termasuk tujuh menu generasi pertama dari nasi jamblang yang sudah ada sejak awal kemunculannya.
Saat ini menu tersebut hanya dijual oleh segelintir penjajak nasi jamblang saja.
2. Rendah kolestrol
Keunikan dari Dendeng Bumbu Laos sendiri adalah dari efeknya yang konon tidak menimbulkan kolesterol.
Dendeng Bumbu Laos ini merupakan menu yang mirip semur daging kering bisa menyerap lemak yang ada di dalam tubuh.
Proses pembuatannya justru tidak jauh berbeda dengan semur daging biasa, yang membedakan kita harus mengolah laosnya terlebih dahulu agar menjadi bumbu.
3. Menu mewah untuk sedekah
Dendeng Bumbu Laos awalnya merupakan menu yang sangat mewah.
Lantaran terbuat dari daging yang saat itu jarang bisa dikonsumsi oleh masyarakat di Cirebon.
Awalnya oleh sang perintis, Tan Piaw Lung menu tersebut menjadi salah satu menu yang biasa disedekahkan.
Dendeng Bumbu Laos menjadi salah satu menu andalan dari nasi jamblang dan terbilang mewah.
Karena nasi jamblang pada awal mulanya dibuat untuk sedekah.
4. Asal mula Nasi Jamblang sebagai menu untuk sedekah
Dahulu sang pemilik, Haji Abdul Latief dan sang istri Nyonya Tan Piaw Lung (Mbah Pulung) yang juga pencipta nasi jamblang berinisiatif untuk menyiapkan sarapan bagi para buruh pabrik tersebut setiap pagi hari.
Dahulu karena mereka sukses, mereka selalu bersedekah saat pagi dan siang hari melalui nasi bungkus daun jati dengan menu lauk sederhana untuk para pekerja pabrik.
Baca juga: Mengenal Jus Martabe, Minuman Khas Medan yang Terbuat dari Terong Belanda dan Buah Markisa
Baca juga: Menikmati Renyahnya Kue Ketawa, Camilan Khas Pematang Siantar yang Mirip dengan Onde-onde
Baca juga: Mengenal Ragam Buah Mangga di Indonesia, dari Mangga Manalagi hingga Mangga Apel
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Sayur Lodeh di Indonesia, Ada dari Betawi hingga Jawa
Baca juga: Mencicipi Kelezatan Geco, Kuliner Legendaris Khas Cianjur yang Ada Sejak 1930
(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)