TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun ini, Muslim Fashion Festival atau yang dikenal dengan MUFFEST akan kembali digelar.
MUFFEST ditujukan sebagai ruang untuk mempertemukan para pelaku industri fashion muslim di Indonesia dan internasional.
Gelaran festival tersebut mengusung tema 'Recovery fot Fashion Industry'.
Berbeda dengan tahun lalu, kali ini MUFFEST digelar dengan konsep hybrid untuk pertama kalinya.
Baca juga: Taman Balekambang Surakarta Kembali Dibuka dengan Wajah Baru, Sendratari Ramayani Digelar Lagi
Menurut laporan wartawan Tribunnews, Herudin, MUFFEST 2021 akan diselenggarakan secara hybrid di lima kota besar di Indonesia.
Di antaranya adalah Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bekasi, dan Bandung.
Hal ini dilakukan sebagai solusi untuk membantu keberlangsungan pelaku bisnis fashion Indonesia, mulai dari desainer hingga UMKM, di tengah pandemi Covid-19.
Di Jakarta, kegiatan offline MUFFEST 2021 diselenggarakan pada 18-28 Maret 2021 di Mall Kota Kasablanka.
Seperti pantauan Tribunnews.com Senin (22/3/2021), pengunjung mall bisa melihat dan membeli langsung pakaian dari sejumlah desainer dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi MUFFEST dengan mall atau retail selaku Official Venue yang telah mendapatkan izin untuk beroperasi di masa pandemi.
Penyelenggaraan MUFFEST 2021 diharapkan dapat mendorong industri fashion di Indonesia untuk kembali bangkit setelah sebelumnya diterpa situasi sulit akibat pandemi Covid-19.
TRAVEL UPDATE: Pameran 'Seni yang Tidak Pernah Pudar' Tampilkan 43 Karya Unik di Plaza Indonesia
Pameran bertajuk 'Seni yang Tidak Pernah Pudar' tengah berlangsung di Plaza Indonesia, Jakarta.
Pameran instalasi itu diketahui telah dibuka untuk umum mulai 1 Maret 2021 lalu.
Menurut laporan wartawan Tribunnews, Herudin, Seni yang Tidak Pernah Pudar adalah rangkaian acara yang bertemakan 31 Years & Fabulous.
Total, ada 43 karya dari 21 seniman yang ditampilkan dalam pameran instalasi tersebut.
Ada sejumlah patung dengan berbagai bentuk, seperti hewan, manusia, bahkan ada pula yang tak beraturan.
Meskipun hanya terdiam, patung-patung ini tampak seperti menyuarakan sebuah pesan.
Entah berbicara tentang rumah, ibu dan anak, atau berbagai macam hal tentang kehidupan.
Patung yang disuguhkan dalam pameran ini sebenarnya tidak semuanya baru diproduksi.
Ada pula patung yang dibuat pada 2007, 2003, 2019, hingga 2020 lalu.
Namun, pesan di dalamnya selalu relevan dengan zaman dan oleh karena itu pula ia 'nyambung' dengan judul pameran.
Meski sebagian besar bergaya kontemporer, aliran patung yang dipamerkan bisa bemacam-macam jika dilihat lebih dalam.
Ada yang bermain dengan 'kubisme', 'kinektika,' 'abstrak, dan lain sebagainya.
Bahan yang digunakan pun tak kalah beragam, mulai dari batu, kayu, resin, hingga fiberglass.
Baca juga: Imbas COVID-19, Dua Festival Musik Populer di Dunia Ini Dibatalkan Tanpa Batas Waktu
Baca juga: Aneka Kreasi Olahan Tahu dalam Festival Tahu Sama Tahu, Dibuat jadi Puding hingga Kebab
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Seni Pertunjukan Bisa Kembali Digelar Selama Masa Pandemi, Ini Ketentuannya
Baca juga: 10 Tradisi Unik dari Berbagai Daerah Indonesia yang Digelar saat Jelang Ramadan
Baca juga: Digelar saat Pandemi Covid-19, Ini Perbedaan Dieng Culture Festival dari Tahun Sebelumnya
(TribunTravel.com/Mym)