Breaking News:

5 Negara yang Telah Hilang dari Peta Dunia, Pernah Dengar Nama Abyssinia?

Yugoslavia, negara yang berdiri tahun 1918, kemudian terpecah-pecah, akhirnya runtuh pada tahun 1990an dan kini hilang dari peta.

Pexels.com/ Andrea Piacquadio
Ilustrasi - Pesawat dan peta dunia. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Peta dunia selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Dalam kurun waktu 100 tahun, peta dunia telah berubah banyak.

Selain bentang alam, perubahan peta dunia juga karena adanya negara yang hilang.

Misalnya Yugoslavia, negara yang berdiri tahun 1918, kemudian terpecah-pecah dan akhirnya runtuh pada tahun 1990an.

Kali ini, TribunTravel telah merangkum 5 negara di dunia yang 100 tahun yang lalu masih eksis tapi kini sudah tidak ada dari laman Reader's Digest.

1. Yugoslavia

(doc-research.org)

Seratus tahun yang lalu, Perang Dunia I mendatangkan begitu banyak kekacauan di wilayah perbatasan Eropa.

Sebuah negara di Eropa tenggara berdiri pada 1918 sebagai "Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia" dan berganti nama menjadi Yugoslavia satu dekade kemudian.

Yugoslavia menyatukan banyak wilayah terdiri dari beragam budaya dan etnis yang merupakan bagian dari bekas Kekaisaran Austro-Hungaria.

Negara baru ini mencakup Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, Montenegro, Kosovo, dan Macedonia.

2 dari 4 halaman

Namun, pada abad ke-20 Yugoslavia mengalami konflik berupa perpecahan dan dikuasai selama Perang Dunia II.

Yugoslavia pun bersatu kembali di bawah kepemimpinan komunis pasca-perang, diikuti oleh pertempuran selama tahun 1990-an.

Sekarang, Yugoslavia secara resmi telah tiada.

Banyak wilayahnya yang kini lebih damai pasca runtuhnya Yugoslavia.

Bahkan, kota pesisir Dubrovnik di Kroasia menjadi setting lokasi serial Game of Thrones King's Landing.

Inilah yang menjadikannya tujuan wisata populer sampai-sampai harus membatasi jumlah pengunjungnya yang membludak.

2. Tibet

(nationsonline.org)

Meskipun Tibet diasosiasikan dengan para biksu Buddha yang damai dan pemimpin spiritualnya, Dalai Lama, wilayah barat laut India ini telah menjadi rebutan selama berabad-abad.

Tibet sebenarnya adalah negara yang independen sepenuhnya, tapi hanya dari 1912 hingga 1951, ketika menjadi bagian dari China.

Upaya untuk "membebaskan Tibet" sedang berlangsung, dan Dalai Lama pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, yang kini sudah pensiun, masih tinggal di pengasingannya di India.

3 dari 4 halaman

Tibet juga merupakan tempat tujuan bagi para petualang dan pendaki gunung karena tempat ini memiliki titik tertinggi di Bumi, Gunung Everest.

3. Neutral Moresnet

(Nataliya Nazarova/Shutterstock)

Jika kamu belum pernah mendengar tentang Netral Moresnet, itu bukanlah hal yang aneh.

Negara sangat kecil ini hanya memiliki luas wilayah tidak sampai satu mil persegi.

Neutral Moresnet dibentuk dari kesepakatan antara Belanda dan Prusia pada 1816, sehingga kedua negara dapat sama-sama memiliki akses ke tambang seng.

Neutral Moresnet memiliki bendera sendiri dan bahkan membuat uang koinnya sendiri.

Sejumlah upaya dilakukan untuk mengubah negara kecil menjadi wilayah utopia dengan 'bahasa buatannya; sendiri, Esperanto.

Namun, wilayah Neutral Moresnet menjadi korban Perang Dunia I, dan kini menjadi bagian dari Belgia.

Namun, penduduknya saat ini masih merayakan ulang tahun didirikannya Neutral Moresnet.

4. Abyssinia

(Chameleons Eye/Shutterstock)
4 dari 4 halaman

Abyssinia sebenarnya adalah nama panggilan dari bangsa Arab dan Eropa untuk Ethiopia seratus tahun yang lalu.

Selama masa Scramble of Africa atau 'Perebutan Afrika' pada akhir abad ke-19, Italia mencoba untuk merebutnya, tetapi tidak dapat menggulingkan kekaisaran Ethiopia.

Faktanya, negara itu tidak pernah dijajah dan merupakan satu dari sedikit negara merdeka di Afrika sampai orang-orang Italia di bawah Mussolini menguasainya dalam waktu singkat di akhir 1930-an.

Setelah Perang Dunia II, Ethiopia menjadi satu di antara negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sejarah Ethiopia memang kaya.

Hal itu dapat dilihat dari fosil manusia tertua di dunia yang pernah ditemukan, dan ditemukannya buku yang diduga Kitab Suci Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant).

5. Ceylon

(gadventures.com)

Pulau besar yang terletak di selatan India ini disebut Sri Lanka.

Namun, sebelum 1972 pulau itu disebut Ceylon.

Ceylon adalah nama yang diberikan oleh orang-orang Eropa ketika pulau itu dijajah berabad-abad sebelumnya.

Ceylon berada di bawah kekuasaan Inggris sampai 1948.

Namun, akhirnya Ceylon menjadi bangsa yang merdeka dan melepaskan nama kolonialnya pada 1972 dan berganti menjadi Sri Lanka.

Setelah mengalami beberapa perang saudara di awal abad 21, kondisi wilayah ini sekarang lebih stabil.

Pada 2011, pemerintah Sri Lanka memutuskan mengubah semua nama lembaga negara yang masih menggunakan nama Ceylon sebagai upaya untuk menghilangkan sisa-sisa kolonialisme.

Baca juga: Ini Bedanya Rendang Indonesia dengan Rendang Malaysia, dari Bahan Campuran hingga Rasa

Baca juga: Kangen Angkringan Jogja? Coba Mampir ke Jalan Riau Kota Bandung

Baca juga: 6 Tempat Wisata Berhawa Sejuk di Jogja Ini Romantis untuk Dikunjungi Bareng Pasangan

Baca juga: Cuma 20 Menit, Cobain Resep Tumis Kangkung Cumi Praktis untuk Menu Sahur Ramadan

Baca juga: Brokoli dan 5 Menu Sahur Ramadan yang Bisa Bikin Kamu Kenyang Lebih Lama

TribunTravel/Rizki A Tiara

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comYugoslaviapeta dunia Hariara Nabolon Kumawus Biapong
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved