TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak aktifitas yang dilakukan warga untuk mengisi waktu luang di masa pandemi COVID-19.
Namun, aktifitas yang dilakukan oleh kelompok tani di kawasan Pengasinan, Depok, Jawa Barat ini cukup menarik.
Kelompok Tani Angsana RW 12 memilih mengisi kekosongan mereka dengan melakukan perawatan padi berjenis IR64.
Menariknya, mereka melakukan perawatan dengan menggunakan sistem hidroponik.
Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah.
Sistem ini lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.
Baca juga: Fakta Unik Daisugi, Teknik Kuno Menanam Pohon di Jepang Tanpa Menggunakan Tanah dan Lahan
Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.
Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Sementara itu, padi jenis IR 64 dipilih karena merupakan jenis padi yang diklaim tahan terhadap virus kerdil rumput.
Virus kerdil rumput umumnya dibawa oleh hama Wereng Batang Coklat atau Nilaparvata lugens.
Virus ini dapat merusak pertumbuhan padi yang mengakibatkan gagal panen.
Selain untuk memanfaatkan lahan kosong, tanaman padi ini juga merupakan untuk mendukung ketahanan pangan warga sekitar di masa pandemi.
Asyiknya Berwisata di Griya Hidroponik Cirebon, Bisa Sekaligus Panen Sayur
Sudah pernah mencoba sensasi wisata sambil memanen sayuran hijau?
Jika belum, kamu bisa berkunjung ke Griya Hidroponik di Kota Cirebon (GHC).
Berlokasi di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kabupaten Cirebon, GHC adalah wisata pertanian yang baru dirintis pada Desember 2020.
Terdapat berbagai macam sayuran hijau yang bisa kamu lihat di agrowisata GHC dan tentunya bisa dipanen sendiri.
Kawasan GHC dibangun menyeruoai dome (kubah) dan diberi nama green house (rumah hijau).
Green house tersebut kemudian menjadi tempat beragam sayuran ditanam menggunakan metode hidroponik.
Di antaranya, pakchoy, selada, kangkung, bayam, caisim, kailan, pagoda, kale, lolla rosa, dan lainnya.
Semua sayuran itu pun tampak ditanam di pipa-pipa yang dirangkai sedemikian rupa.
Bahkan, di bagian atap green house tersebut terlihat dipasangi alat khusus untuk menyiram sayuran.
Pengunjung yang datang tidak hanya bisa membeli sayuran, tetapi berswafoto juga.
Pengelola GHC, Nugrah Trihadi, mengatakan, sayuran yang ditanam dipastikan kesegarannya.
Pengunjung dapat memilih dan memanen sendiri sayuran yang akan dibelinya.

"Kami tidak pernah memanen sayurannya, karena pengunjung langsung yang panen," kata Nugrah Trihadi pada Sabtu (23/1/2021).
Ia mengatakan, pada dasarnya GHC didirikan untuk menciptakan pasar sayuran hidroponik di Cirebon.
Namun, tak jarang pengunjung yang datang hanya untuk berfoto di dalam dome green house.
Karenanya, GHC diusung menjadi agrowisata edukasi sehingga pengunjung dapat belajar tentang sayuran hidroponik.
"Pengunjung yang datang untuk belajar hidroponik juga dilayani," ujar Nugrah Trihadi.
Nugrah menyampaikan, GHC telah menyusun manajemen tanam secara detil sehingga sayuran segar tersedia setiap hari.
Terdapat 12 ribuan lubang tanam di green house yang luasnya mencapai 400 meter persegi tersebut.
Sayuran di setiap lubang tanam juga tampak berbeda dari segi usianya, dari kira-kira dua hari hingga siap panen.
Para pengunjung dapat memanen langsung berbagai sayuran yang diinginkannya kemudian akan dicuci dan ditimbang.
Selain itu, tersedia pula layanan delivery order bagi pengunjung yang ingin memesan sayuran segar dari GHC.
Sayuran dari GHC dipastikan bebas pestisida dan terjamin kesegarannya karena baru dipanen dari Green House.
"Harganya dari mulai Rp 7 ribu sampai Rp 15 ribu per 250 gram sayuran. Untuk delivery order dilayani setiap pukul 09.30 dan pukul 15.30," kata Nugrah Trihadi.
Baca juga: Bukan untuk Membuat Roti, Ini Alasan Utama Mengapa Nenek Moyang Manusia Menanam Gandum
Baca juga: Uniknya Destinasi Bertema Pertanian di Jogja, Pengunjung Bisa Melihat Lahan Padi di Kolam Ikan
Baca juga: Wisata Kuliner di Sentul Bogor, Pusat Kuliner Padi Emas Tawarkan 58 Menu Khas Indonesia
Baca juga: Pedesaan Agrowisata Menoreh Terpadu, Kulonprogo Bakal Kembangkan Pertanian Bunga Krisan
Baca juga: Agrowisata Situ Bolang di Indramayu Viral di Medsos, Pengunjung Bisa Petik Buah Langsung
(TribunTravel.com/Mym)