TRIBUNTRAVEL.COM - Pandemi COVID-19 telah membuat beberapa maskapai dan organisasi menguji coba paspor kesehatan yang berbeda.
Baru-baru ini British Airways dan American Airlines meluncurkan Paspor Verifly Health mereka.
Sementara itu, International Air Travel Association (IATA) sedang mempromosikan IATA Travel Pass miliknya.
Semua itu adalah 'paspor digital' untuk pelancong yang memenuhi persyaratan kesehatan COVID-19.
Baca juga: Tak Mau Pakai Masker di Pesawat, Penumpang Mabuk Ini Serang dan Lecehkan Pramugari
Bagaimana cara kerja IATA Travel Pass?
Dilansir dari Simple Flying, Rabu (10/2/2021), meskipun semua paspor kesehatan mungkin memiliki mekanisme yang berbeda, semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni memulihkan konektivitas perjalanan udara dengan aman.
Misalnya, Travel Pass IATA memiliki empat modul open-source dan interoperable yang mencakup registri pengujian dan mekanisme yang memungkinkan penumpang dan laboratorium untuk mengirimkan hasil tes dan sertifikasi vaksinasi secara aman ke maskapai penerbangan dan pemerintah.
Kepala Penumpang Bandara dan Produk Keamanan di IATA, Alan Murry-Hayden menjelaskan hal ini.
"Ini adalah aplikasi seluler yang dapat ditanamkan oleh maskapai penerbangan ke dalam aplikasi mereka sendiri," kata Alan.
Menurutnya, dengan adanya paspor kesehatan penumpang dapat membuat identifikasi digital, kemudian menerima hasil tes atau vaksinasi ke ponsel mereka dengan cara yang dapat diverifikasi.
"Semua orang bisa percaya diri dengannya, kami kemudian memiliki modul lain di mana anda dapat memeriksa apakah vaksinasi atau hasil tes tersebut cukup untuk perjalanan anda," lanjutnya.
Kemudian, penumpang dapat memilih untuk membagikan datanya dengan pemerintah tanpa dipaksa.
Kunci utama di balik Travel Pass IATA adalah kemungkinan penumpang untuk berbagi detail ini dengan maskapai penerbangan.
Dengan ini maskapai yakin bahwa penumpangnya memenuhi peraturan pemerintah masing-masing.
Apakah data penumpang aman?
Salah satu yang menjadi perhatian adalah data dan privasi penumpang.
Bagaimana data mereka akan dilindungi jika dibagikan dengan banyak pihak seperti pemerintah dan maskapai penerbangan?
Travel Pass IATA tidak akan menggunakan database pusat.
Menurut asosiasi maskapai, pihaknya ingin menghormati penumpang dan membuat mereka mengontrol data tersebut.
Maskapai penerbangan di seluruh dunia ingin menghindari penyimpanan data pelanggan setelah banyak insiden pencurian data.
Misalnya, tahun lalu, EasyJet kehilangan data 9 juta pelanggan karena peretas.
Wakil Presiden Senior Layanan Darat di Qatar Airways, Brad Moore mengatakan, "Semakin banyak yang dapat kami lakukan untuk memfasilitasi (pengalaman mereka), semakin besar kemungkinan mereka bepergian, dan lebih sering bepergian."
Maskapai apa saja yang terlibat dengan Travel Pass IATA?
Murry-Hayden mengatakan, sejauh ini IATA sedang dalam proses mengintegrasikan sekitar 20 maskapai penerbangan untuk ujicoba dengan Travel Pass selama satu atau dua bulan ke depan.
Beberapa maskapai penerbangan seperti Qatar Airways, Emirates, dan Etihad akan melakukan ujicoba pada Maret.
Selain itu, Copa Airlines meluncurkan Travel Pass IATA di Amerika.
Ada tambahan 40 maskapai penerbangan yang telah menghubungi IATA untuk merasakan teknologi baru ini.
Meski demikian, beberapa maskapai belum tertarik.
Misalnya, Viva Aerobus di Meksiko baru-baru ini mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan melanjutkan kerjasama dengan IATA dalam hal ini.
Kapan mulai diluncurkan?
Tanggal peluncuran setiap paspor kesehatan bergantung pada banyak hal.
Misalnya, Verifly Health Passport yang digunakan oleh British Airways dan American Airlines sudah aktif.
Inggris mulai menggunakan pada 4 Februari pada penerbangan antara London dan Amerika Serikat bahakan sebelum itu di Amerika.
Sementara itu, Alaska Airlines akan segera bergabung.
Inisiatif lain seperti rencana Komisi Eropa tentang Paspor COVID berkembang lebih lambat, tanpa kepastian bahwa mereka akan mulai bekerja.
Untuk Travel Pass IATA, ini akan aktif pada bulan Maret.
Bulan depan, aplikasi tersebut akan tersedia secara global, meski hanya dapat digunakan dengan maskapai tertentu, seperti Copa dan Qatar Airways.
Menurut catatan, 11 maskapai penerbangan di seluruh dunia menggunakan semacam paspor kesehatan saat ini.
Tonton juga:
Apa pwnumpang harus membayar paspor kesehatan?
Perhatian utama lainnya bagi para pelancong adalah jika penggunaan paspor kesehatan akan menimbulkan biaya tambahan.
Menurut maskapai penerbangan yang berpartisipasi dalam webinar Bagaimana Aplikasi Kesehatan Digital COVID-19 dapat membantu memulai kembali industri penerbangan, jawabannya tidak.
Alan Murry-Hayden mengatakan, "Ada biaya yang terkait dengan ini, tapi, sejujurnya, biayanya kecil dibandingkan dengan manfaatnya. Kami tidak berbicara tentang dolar di sini, kita berbicara sen untuk ini. Bagi saya, biaya bukanlah masalah di sini. Jika kita bisa membuat industri dimulai kembali, itu harga yang sangat kecil untuk dibayar."
Baca juga: 7 Kejadian Tak Terduga yang Membuat Pesawat Mendarat Darurat, Bau Durian hingga Kopi Tumpah
Baca juga: Pramugari ini Bagikan Jenis Penumpang Pesawat yang Kerap Dicari Saat Penerbangan
Baca juga: Viral di Medsos, Kucing Ini Ditemukan Bersantai di dalam Kokpit Pesawat yang Terparkir di Bandara
Baca juga: Pramugari Ungkap 5 Fakta tentang Penerbangan, Termasuk Jika Ada Penumpang Meninggal di Pesawat
Baca juga: Kesal Harus Tunggu 40 Menit, Pria Ini Beri Berita Bohong tentang Bom di Pesawat
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)