TRIBUNTRAVEL.COM - Vietnam telah memperluas aturan tentang penyimpanan pesawat jangka panjang.
Aturan ini mengharuskan pesawat untuk beroperasi setidaknya sebulan sekali.
Ini tentu menjadi pekerjaan bagi maskapai untuk melakukan rotasi antara pesawat yang aktif dan yang disimpan, agar armada tetap siap terbang.
Aturan ini telah diumumkan dalam siaran pers Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam (CAAV) yang dilansir dari Simple Flying, Senin (25/1/2021).
Di mana saat maskapai penerbangan secara global memarkir armadanya, baik dalam penyimpanan jangka pendek atau panjang, masalah keamanan telah diangkat tentang pemeliharaan dan pengaktifan kembali pesawat yang diparkir ini.
Untuk mengatasi masalah yang timbul dari penyimpanan jangka panjang, CAAV akan mewajibkan semua pesawat untuk digunakan setidaknya sebulan sekali.
Baca juga: Ini Alasan Pesawat Rusak dan yang Telah Pensiun Biasanya Disimpan di Gurun Pasir
Ini tentu membutuhkan maskapai penerbangan untuk secara aktif merotasi antara pesawat yang disimpan dan yang aktif.

Serta memastikan tidak ada pesawat yang dibiarkan parkir terlalu lama.
Jika sebuah pesawat harus menjalani perawatan atau menghadapi masalah teknis yang akan membuatnya dilarang terbang lebih dari satu bulan, maka maskapai penerbangan diharuskan melaporkan situasinya dan mendapat ijin dari CAAV.
Aturan baru ini muncul karena jumlah pesawat di gudang terus meningkat karena permintaan penerbangan yang rendah.
Bahaya dari Pesawat yang Diparkir
Pesawat parkir adalah proses yang rumit, membutuhkan perawatan rutin dan pemeriksaan untuk mencegah malfungsi.
Risikonya semakin meningkat ketika pesawat ini ditarik dari penyimpanan.
Regulator seperti IATA dan EASA telah menyoroti peningkatan dramatis dalam jumlah pendekatan yang tidak stabil saat mendarat dan instrumen penerbangan yang tidak berfungsi.
Selain itu, bidang parkir dapat menyebabkan kerusakan struktur, kehilangan pelumasan dan kerusakan instrumentasi.
Dengan begitu banyak kemungkinan bahaya mengaktifkan kembali pesawat dari penyimpanan, CAAV telah memilih untuk mencegah penyimpanan jangka panjang.
Meskipun ini akan membantu mengurangi risiko, maskapai penerbangan sekarang harus mengeluarkan armada yang diparkir dari penyimpanan.
Dampak
Data dari Planespotters.net menunjukkan bahwa beberapa maskapai penerbangan Vietnam tetap menggunakan armada mereka.
Misalnya, Bamboo Airways memiliki semua 27 pesawatnya dalam pelayanan, sementara Vietnam Airlines telah memarkir 24 dari 99 pesawatnya.
VietJet berbiaya rendah memiliki 22 dari 71 pesawat A320-nya yang saat ini diparkir.
FlightGlobal mencatat bahwa 221 jet komersial di Vietnam beroperasi dari Maret hingga Desember 2020, yang berarti aturan baru akan membutuhkan maskapai penerbangan untuk sedikit meningkatkan jumlah pesawat yang beroperasi segera.
Tonton juga:
Kami dapat mengharapkan regulator lain untuk mengawasi keputusan Vietnam dan mungkin mengubah aturan mereka di masa mendatang.
Namun, pasar penerbangan besar seperti AS dan China memiliki terlalu banyak pesawat surplus untuk memberlakukan kebijakan semacam itu dalam jangka pendek.
Untuk saat ini, setiap negara akan mencari cara untuk menjaga keamanan pesawat dan penumpang saat pesawat kembali beroperasi.
Baca juga: Mulai 1 Februari, Maskapai Ini Larang Penumpang Pakai Masker Kain Selama di Pesawat
Baca juga: 6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Penumpang saat di Bandara dan Pertama Kali Naik Pesawat
Baca juga: Viral di TikTok, Pramugari Beberkan Alasan Kenapa Sebaiknya Tidak Minum Air di Pesawat
Baca juga: Pria yang Tolak Pakai Masker di Pesawat Jepang Ditangkap 4 Bulan Kemudian
Baca juga: Bersantai di Critical 11, Tempat Nongkrong Terbaik di Bandung untuk Menyaksikan Pesawat dari Dekat
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)