TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pramugari bernama Kat Kamalani belum lama ini membagikan sebuah video yang viral di TikTok.
Melalui akun TikTok @katkamalani, pramugari itu membagikan minuman apa saja yang tidak boleh diminum saat berada di pesawat.
"Aturan nomor satu: Jangan pernah mengonsumsi cairan apa pun yang tidak ada dalam kaleng atau botol," katanya dalam video tersebut.
Ia menjelaskan, tangki penyimpanan air di pesawat tidak pernah dibersihkan.
Oleh sebab itu, Kamalani dan pramugari lain tidak pernah minum kopi atau teh saat dalam penerbangan.
Baca juga: Inikah Tempat Pilot dan Pramugari Beristirahat saat Penerbangan Jarak Jauh?

Alasannya karena air panas di pesawat biasanya berasal dari tangki penyimpanan air.
Lebih buruk lagi, tangki air itu terletak tepat di sebelah toilet.
Kamalani merekomendasikan untuk meminta air kemasan atau minuman ringan kaleng sebagai gantinya.
Sebagai informasi, ia bukan pramugari pertama yang memberikan saran ini.
Beberapa tahun lalu, seorang pramugari mengimbau penumpang untuk menghindari kopi dan teh, mengutip sampel EPA 2004 dari 158 pesawat dengan beberapa hasil yang sangat suram, dilaporkan Travel+Leisure.
Dari pesawat yang dijadikan sampel, 13 persen mengandung coliform dan bahkan memiliki kadar E. coli yang berbahaya di dalam air.

Studi yang lebih baru juga tidak terlalu menjanjikan.
Sebuah studi tahun 2019 oleh Hunter College NYC Food Policy Center di City University of New York dan DietDetective.com menganalisis kualitas air minum pada 11 maskapai besar dan 12 maskapai regional.
"Kualitas air minum bervariasi tergantung maskapai, dan banyak maskapai penerbangan mungkin menyediakan air yang tidak sehat bagi penumpang," kata studi tersebut.
Studi tersebut juga memberikan skor untuk kualitas air di pesawat.
Mulai dari angka lima untuk yang terbaik dan nol untuk kualitas terburuk.
Beberapa faktor dipertimbangkan, termasuk ukuran armada dan laporan sampel air E. coli dan coliform yang positif.

Setiap skor di atas tiga menunjukkan air minum yang relatif bersih, menurut penelitian tersebut.
Dari 10 maskapai penerbangan besar yang dianalisis, tujuh menerima skor di bawah tiga.
Dalam penelitian itu, yang sama dengan saran Kamalani, yaitu agar penumpang sebaiknya menghindari keran air di pesawat.
Studi ini bahkan mengambil langkah lebih jauh, menyarankan agar penumpang tidak mencuci tangan selama penerbangan, karena air di toilet berasal dari tangki yang sama.
Sebaliknya, studi tersebut merekomendasikan penggunaan hand sanitizer.
Baca juga: Roda Pesawat Lepas Sesaat Sebelum Mendarat, Jatuh Menimpa Permukiman Warga
Baca juga: DAMRI Buka Rute Stasiun Magetan-Pantai Klayar Pacitan, Tarif Rp 25 Ribu
Baca juga: Daftar 45 Stasiun yang Menyediakan Layanan Rapid Test Antigen, Tarif Cuma Rp 105 Ribu
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Pemerintah Belanda Usulkan Larangan Penerbangan dan Jam Malam Nasional
Baca juga: Mulai 1 Februari, Maskapai Ini Larang Penumpang Pakai Masker Kain Selama di Pesawat
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)