TRIBUNTRAVEL.COM - Venesia akan memantau perilaku wisatawan dengan menggunakan kombinasi kamera dan data ponsel.
Hal ini dilakukan guna memastikan masa depan yang berkelanjutan dalam sektor pariwisata.
Bertempat di dalam gudang bekas di Pulau Tronchetto, Venesia, terdapat menara kendali berteknologi tinggi.
Melansir laman Travel + Leisure, Rabu (14/1/2021), menara kendali tersebut dilengkapi layar yang penuh dengan peta, grafik, dan bagan.
Tujuan didirikannya menara kanedali ini adalah untuk mencegah overtourism di Venesia.
Overtourism merupakan suatu kondisi di mana jumlah wisatawan di sebuah destinasi wisata dianggap terlalu tinggi oleh warga setempat sehingga dirasa mulai mengganggu.
Baca juga: Turis di Venesia Dikeluarkan dari Kapal karena Tolak Pakai Masker
Venesia memang sejak sudah lama dikenal sebagai pusat overtourism, dengan 30 juta pengunjung tahunan data ke kota tersebut.
Padahal, Venesia hanya dihuni sekira 50.000 penduduk.
Angka tersebut telah banyak menyusut sejak populasinya mendekati 150.000 jiwa pada lima dekade lalu.
Karena jumlah turis semakin banyak daripada penduduk aslinya, berita utama terus menyoroti bagaiamana Venesia perlahan-lahan mulai hancur.
Pemerintah telah mencoba untuk membatasi jumlah kapal pesiar dan memberlakukan sejumlah peraturan bagi para wisatawan.
Sementara itu, pajak bagi turis yang direncankan akan berlaku pada tahun 2020, terpaksa ditunda hingga tahun 2022.
Alhasil, salah satu destinasi wisata di Italia tersebut mengambil tindakan untuk tetap waspada dengan melacak setiap gerakan para wisatawan.
Sementara jumlah pengunjung turun secara mengejutkan pada tahun 2020 karena pandemi global, kota tersebut menara kendalinya pada September lalu.
Sistem tersebut memiliki kemampuan untuk melacak data wisatawan secara tepat dan cepat.
"Ini adalah otak kota," Marco Bettini dari Venis, perusahaan yang membangun sistem tersebut, mengatakan kepada CNN.
"Kami mengetahui secara real time berapa banyak orang di setiap bagian kota, dan dari negara mana mereka berasal," tambahnya.
Informasi yang dilacak termasuk lalu lintas kanal, waktu keberangkatan dan kedatangan angkutan umum, dan angka pejalan kaki.
Angka pejalan kaki diukur menggunakan kamera CCTV yang dipasang di sekitar kota.
Tangkapan CCTV tersebut kemudian digabungkan dengan data ponsel yang dapat menunjukkan dari mana pengunjung berasal berdasarkan dari mana ponsel tersebut terdaftar dan digunakan.
Tujuannya adalah dengan memahami dimana, kapan, dan bagaimana para wisatawan bergerak di Venesia.
"Masalahnya bukan karena Venesia memiliki terlalu banyak pengunjung," Valeria Duflot, salah satu pendiri Venezia Autentica.
"Masalahnya adalah semua pengunjung pergi ke dua tempat yang sama, yakni Lapangan Santo Markus dan Jembatan Rialto," ungkapnya.
Sementara sistem baru berharap dapat menerapkan metode paling praktis untuk mengurangi kelebihan turis, Venesia telah lama mencoba mengambil tindakan dengan cara lain
Kota ini memiliki laporan wisata, sehingga para pelancong dapat merencanakan kunjungannya dengan menghindari hari-hari sibuk.
Venesia juga menawarkan rencana perjalanan alternatif untuk menjelajahi daerah di luar tempat-tempat favorit yang umumnya dipenuhi banyak turis.
Baca juga: Kapasitas Gondola di Venesia Dikurangi karena Banyak Turis Kelebihan Berat Badan
Baca juga: 5 Tempat Indah di Dunia yang Rusak Akibat Ulah Turis, Ada Boracay hingga Venesia
Baca juga: Dua Turis Jerman Didenda Rp 11 Juta Setelah Berenang di Kanal Venesia
Baca juga: Hanya 2 Hari Setelah Italia Buka Kembali Perbatasan, Venesia Malah Terendam Banjir
Baca juga: Imbas Lockdown di Italia, Ubur-ubur Terlihat Berenang Bebas di Kanal Venesia
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)