Breaking News:

Dampak Positif Penerapan Sistem Giratori di Kawasan Malioboro, Lalu Lintas Kini Semakin Lancar

Penurunan vc ratio di sejumlah ruas jalan di seputar Malioboro cukup signifikan yaitu rata-rata menjadi 0,3 dari sebelumnya 0,8 atau sangat padat.

TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
KAWASAN PEDESTRIAN. Warga beraktivitas di kawasan jalan Malioboro, kota Yogyakarta, Senin (5/11/2018). Direncanakan akan dilaksanakan ujicoba pelaksaaan jalan Malioboro menjadi kawasan pedestrian secara penuh hanya bus Transjogja dan kendaraan tak bermotor yang boleh melintas. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta menilai penerapan sistem giratori di sekitar Malioboro sebagai penunjang kawasan semi pedestrian turut berpengaruh pada VC ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas.

Dishub mengklaim bahwa vc ratio menurun sehingga arus lalu lintas semakin lancar.

“Dapat dilihat secara langsung jika vc ratio sejumlah ruas jalan di seputar Malioboro mengalami penurunan karena arus lalu lintas semakin lancar,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif, Rabu (25/11/2020).

Agus menyatakan, penurunan vc ratio di sejumlah ruas jalan di seputar Malioboro cukup signifikan yaitu rata-rata menjadi 0,3 dari sebelumnya 0,8 atau sangat padat.

Penerapan jalan satu arah di sekitar Jalan Malioboro dilakukan di Jalan Suryotomo dan Jalan Mataram yang kini berubah menjadi searah ke utara, sedangkan di Jalan Pasar Kembang berubah menjadi sistem satu arah ke barat, dan Jalan Letjen Suprapto menjadi jalan searah ke selatan.

Agus mencontohkan di Jalan Mataram, Jalan Abu Bakar Ali dan Jalan Pasar Kembang kini cukup lancar.

Kawasan itu kini memiliki VC ratio rata-rata 0,3-0,4 bahkan puncaknya atau di jam padat hanya tercatat sekitar 0,5-0,6.

Penurunan kepadatan lalu lintas ini menurut Agus juga berpengaruh pada tundaan di tiap persimpangan sehingga hampir tidak ada kendaraan yang harus mengantre hingga lebih dari dua kali lampu merah di tiap simpang.

 

Meski demikian dirinya menyadari jika ada masyarakat yang merasa dirugikan dalam penerapan sistem arus satu arah tersebut khususnya yang bergerak di bidang perekonomian.

“Tentu akan diidentifikasi permasalahannya apa saja. Apakah karena jalan searahnya atau faktor lain,” katanya.

2 dari 2 halaman

Ia menambahkan, perubahan sistem jalan menjadi satu arah membutuhkan penyesuaian dari pengguna jalan.

Pada awalnya, banyak pengguna jalan yang merasa masih kebingungan sehingga terjadi penumpukan kendaraan di sejumlah ruas jalan.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para pengguna jalan menurutnya mulai beradaptasi dengan perubahan sistem jalan menjadi satu arah sehingga kepadatan pun berangsur-angsur berkurang bahkan lalu lintas cenderung menjadi semakin lancar.

Agus menambahkan, perubahan jalan menjadi searah tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menambah kapasitas jalan tanpa membangun jalan baru.

“Selalu yang saya katakan adalah, lebih baik menempuh jalur yang agak panjang tetapi lancar daripada memaksakan menempuh jalur pendek tetapi macet,” ujar dia.

Baca juga: Maskapai Ini Ubah Kursi Kosong di Kelas Ekonomi jadi Tempat Tidur yang Nyaman

Baca juga: Di Bandung, Ada Es Krim dengan Bentuk Ramen dan Sushi Khas Jepang

Baca juga: Viral di Medsos, Video Hujan Es di Puncak Gunung Slamet, Berikut Penjelasan BMKG

Baca juga: 4 Tempat Makan Mie Kocok di Bandung, Ada yang Mulai Jualan Sejak 1970-an

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Penerapan Sistem Giratori di Kawasan Sekitar Malioboro Berdampak Positif, Lalu Lintas Semakin Lancar

 
Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
MalioboroTribunTravel.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved