Breaking News:

Pengelola Wisata Malioboro Sebut Banyak Wisatawan Sudah Terapkan Protokol Kesehatan

Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Malioboro Ekwanto menilai terjadi kebiasaan baru masyarakat di era saat ini yaitu mencuci tangan dan memakai masker

TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
KAWASAN PEDESTRIAN. Warga beraktivitas di kawasan jalan Malioboro, kota Yogyakarta, Senin (5/11/2018). Direncanakan akan dilaksanakan ujicoba pelaksaaan jalan Malioboro menjadi kawasan pedestrian secara penuh hanya bus Transjogja dan kendaraan tak bermotor yang boleh melintas. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kawasan Malioboro adalah satu destinasi wajib wisatawan jika berkunjung ke Jogja.

Malioboro merupakan kawasan dengan wisata belanja dan juga kuliner.

Mengutip TribunJogja, wisatawan di Malioboro sudah menerapkan protokol kesehatan

Mereka menjadi semakin terbiasa dengan prinsip-prinsip 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak.

Baca juga: Cuci Tangan Jadi Kebiasaan Baru Wisatawan di Kawasan Wisata Malioboro

Hal itulah yang bisa disaksikan di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta.

Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Malioboro Ekwanto mengatakan saat ini terdapat 40 westafel yang disedikan oleh UPT untuk melayani kebutuhan cuci tangan masyarakat dalam hal penyediaan fasilitas protokol kesehatan di tempat wisata.

Meski tidak memantau satu persatu, Ekwanto menilai terjadi kebiasaan baru masyarakat di era saat ini.

"Orang merasa aneh saat ini kalau tidak memakai masker. Begitu juga dengan kebiasaan mencuci tangan," katanya, kepada Tribunjogja.com, Jumat (20/11/2020).

Ia mengatakan, masyarakat sekarang sudah banyak yang sadar untuk mencuci tangan saat berada di tempat kerumunan. Khusus di Malioboro, indikasi tersebut dilihat dari kebutuhan air bersih yang disedikan setiap harinya.

"Itu setiap harinya kami suplai dua kali untuk 40 westafel. Artinya airnya kan berkurang. Berarti wisatawan menggunakan air itu untuk cuci tangan," ungkap Ekwanto.

2 dari 3 halaman

Ia berharap setiap wisatawan wajib mematuhi protokol kesehatan yang berlaku sesuai anjuran dari gugus tugas Covid-19 Kota Yogyakarta

Protokol Kesehatan Harus Diimbangi Kedisiplinan Warga

Contoh di atas menjadi salah satu faktor pendorong keberhasilan upaya memutus mata rantai penularan covid-19. Bagaimana pun, standar protokol kesehatan harus diimbangi dengan kesiplinan dan kesadaran warga.

Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Hery Setyawan menekankan protokol kesehatan bisa terwujud jika pengelola wisata konsisten dan wisatawan juga disiplin dalam menerapkan komitmen tersebut.

"Karena bisa saja dalam simulasi bagus, tapi kalau saat ramai agak berantakan. Itu bukan hanya kelalaian pengelola, tapi juga tingkat kedisiplinan tamu," ujarnya, belum lama ini.

Di pihak ASITA sendiri, Ia selalu mengingatkan kepada anggotanya agar selalu menjalankan protokol kesehatan saat mengantar tamu. Termasuk agar setiap anggotanya berani mengingatkan jika ada tamu yang bandel atau tidak disiplin.

Bahkan pihaknya berhak untuk menunda keberangkatan wisata jika ada tamu atau wisatawan yang tak menerapkan protokol kesehatan.

"Misalnya bus tidak jalan dulu kalau para tamu tidak melakukan cuci tangan. Termasuk melakukan rapid test jika tujuannya jarak jauh, misalnya ke Bali," tambahnya.

Maka dari itu, diperlukan peran semua pihak termasuk pemerintah dalam melakukan edukasi ke masyarakat, termasuk melakukan monitoring dan evaluasi penerapan protokol kesehatan di tempat tujuan wisata.

Karena menurutnya, penerapan protokol kesehatan termasuk ketersediaan sarana dan prasarananya akan menjadi promosi yang baik agar wisatawan mau datang berkunjung.

3 dari 3 halaman

"Ini bisa jadi promosi, bahwa Jogja tidak hanya aman tapi berkomitmen kuat dalam menerapkan protokol yogyakarta. Ini yang harus kita gaungkan," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo menilai bahwa harga tiket masuk destinasi wisata di DIY masih tergolong murah. Menurutnya, kondisi ini harus dievaluasi kembali, agar para pengelola bisa meningkatkan produk wisata mereka.

"Biaya operasionalnya jadi lebih tinggi. Karena kebutuhan destinasi yang juga bertambah dengan adanya protokol kesehatan. Seperti penyediaan tempat cuci tangan dan lain-lain," bebernya. (TIM/HDA/NTO)

Baca juga: Sesuatu di Jogja dan 12 Lagu Indie Bertema Perjalanan yang Bisa Didengar Saat Staycation

Baca juga: 7 Sate Kambing Legendaris di Jogja, Sate Kambing Muda Bogem Ada Sejak 1988

Baca juga: Serabi Kocor, Kuliner Tradisional Jogja yang Dimasak Pakai Anglo dan Punya Cita Rasa Khas

Baca juga: Deretan Kuliner Malam di Jogja yang Paling Sering Dicari Wisatawan, Pernah Coba Nasi Teri Gejayan?

Baca juga: Malang Night Paradise dan 4 Tempat Wisata Hits di Malang dengan Spot Foto Instagramable

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Wisatawan Malioboro Makin Terbiasa Terapkan Protokol Kesehatan

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
Malioboroprotokol kesehatanwisatawan Bali Belly
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved