TRIBUNTRAVEL.COM - Warga Hong Kong diminta tersenyum pada wisatawan asing sebagai langkah kecil menuju peningkatan kualitas layanan di sektor wisata kota.
Hal ini perlu dilakukan mengingat banyak sambutan yang tidak ramah oleh supir taksi, penjaga toko dan pelayan restoran, kata ketua baru Dewan Pariwisata.
Pang Yiu-kai, pimpinan promotor pariwisata kota mengatakan pada hari Selasa (14/5/2019), supir taksi yang tidak ramah, staf, serta layanan Wi-fi dan telekomunikasi yang buruk, adalah keluhan utama para wisatawan akhir tahun lalu.
TONTON JUGA
Padahal, jumlah wisatawan mereka mencapai rekor 65,1 juta pelancong yang mengunjungi kota.
Pang menyerukan kampanye bagi staf penyedia layanan pelanggan untuk tersenyum pada pengunjung.

• 7 Kuliner Khas Hong Kong yang Cocok Jadi Rekomendasi Menu Buka Puasa dan Sahur
"Senyum kan gratis, mengapa tidak memberikannya?" kata Pang.
"Semakin banyak kamu tersenyum, semakin besar kemungkinan turis akan memberikan tip, jadi semakin banyak pendapatan juga, kan?" lanjutnya.
Meskipun mengeluhkan keramahan warganya, wisatawan tetap ingin pergi ke Hong Kong karena mereka menyukai sistem transportasi umum Hong Kong yang nyaman, prosedur imigrasi yang efisien, dan pilihan destinasi yang beragam.
Sementara layanan akomodasi kota mendapat peringkat tinggi, banyak yang menganggapnya terlalu mahal.
"Akibat perang perdagangan AS-China yang meningkat baru-baru ini, Hong Kong perlu meningkatkan kualitas layanannya lebih lanjut," kata Pang.
"Jika kami tidak melakukan layanan yang lebih baik, kami akan ketinggalan di belakang," katanya.
Dia menambahkan bahwa perang dagang, yang telah berlangsung selama hampir setahun, akan memiliki efek domino pada ekonomi dan industri lain, terutama bisnis wisata.
Sementara itu, AS adalah sumber wisatawan terbesar keempat Hong Kong.

• Atasi Krisis Perumahan, Hong Kong Siapkan Dana Rp 1,13 Triliun untuk Bangun Pulau Buatan
Dilansir TribunTravel dari laman AsiaOne.com, Rabu (15/5/2019) sumber terbesar sejauh ini adalah daratan Cina yang menyumbang empat dari lima pengunjung dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Direktur eksekutif Dewan Anthony Lau Chun-hon mengatakan jumlah pelancong merosot pada tahun 2001 ketika perusahaan energi Amerika Enron runtuh dan sejak itu belum kembali ke tingkat itu.
Meningkatkan kualitas layanan adalah salah satu prioritas yang juga termasuk diversifikasi sumber pengunjung dan meningkatkan pengeluaran rata-rata wisatawan, katanya.
Untuk meningkatkan akses informasi untuk pelancong internasional, pemerintah memperbaharui situs web dan aplikasi selulernya dalam kemitraan dengan Google.
Lau mengatakan platform baru akan tersedia pada akhir tahun ini.
Platform ini nantinya akan memungkinkan wisatawan mendapatkan informasi tentang lebih dari 10 ribu toko dan restoran yang disertifikasi oleh skema layanan pariwisata berkualitas.
Wisatawan juga akan memiliki akses ke informasi pariwisata melalui Google Map, berbagai event dan akomodasi perjalanan.
Misalnya, ketika wisatawan mencari Hong Kong sebagai kata kunci di mesin pencari Google, acara terbaru kota itu akan secara otomatis muncul, kata Lau.
Ini adalah kemitraan pertama Google dengan organisasi pariwisata nasional di Asia, katanya.
• 3 Resep Masakan Rendah Kalori Ala Restoran, Cocok untuk Menu Buka Puasa
• Pulau Kecil di Venesia Ini Dianggap Sebagai Tempat Paling Berhantu di Dunia
• Diklaim Bikin Otak Pintar, Berikut Jenis Ikan salmon dan Manfaatnya untuk Kesehatan
• 4 Ritual Balas Dendam Paling Kejam di Dunia
• Hotel Murah di Jalur Mudik Bandung Arah Lembang, Tarif Mulai Rp 90 Ribuan
TribunTravel.com/rizkytyas