TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau Dewata Bali telah menarik banyak wisatawan dari seluruh dunia.
Pegunungan vulkaniknya yang hijau, sawah bertingkat dan pantai selancar menjadikan Bali populer di kalangan turis.
Di antara sekian banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali, ada turis yang masuk kategori terburuk.

• Liburan di Bali saat Bulan Puasa? Ini 5 Rekomendasi Masjid untuk Salat Tarawih
Mereka masuk kategori turis terburuk di Bali karena perilakunya yang mengganggu.
Dilansir TribunTravel.com dari laman asiaone.com, turis Instagram dianggap sebagai jenis wisatawan terburuk di Bali.
Mereka dikenal suka membagikan foto dengan pemandangan sempurna yang mampu menarik banyak orang untuk mengunjungi tempat itu.
Akibatnya, kebanyakan operator tur hanya menawarkan tempat-tempat wisat yang dianggap 'Instagramble'.

• Daftar Destinasi di Asia yang Bisa Dikunjungi Tahun 2019, Bali Paling Favorit
Pada platform pemesanan The Bali Bible misalnya.
Agen wisata ini menawarkan tur sebesar 139 USD dengan menjanjikan ' cara yang bagus melihat Bali dengan sopir pribadi dan jauh dari keramaian umum'.
Selama 10 jam, influencer pemula dapat mengunjungi 5 lokasi ikonis di Bali.
Di antaranya Gerbang Surga, Istana Air Kerajaan, Air Terjun Tersembunyi, Sawah Ubud dan Ayunan hutan yang terkenal.

• 7 Oleh-oleh Khas Bali yang Antimainstream, Ada Kain Tenun Endek hingga Buah Wani
Sementara itu, Agen pemesanan tur online, Viator, yang kebetulan dimiliki oleh TripAdvisor, menawarkan paket wisata sembilan jam, yang juga bertempat di Gates of Heaven, ayunan hutan dan air terjun, semuanya hanya seharga USD 55.
Operator online lain, ForeverVacation Bali, menjual sesuatu yang serupa seharga USD 79.
Apa yang tampaknya tidak ditawarkan oleh satu pun dari operator tur ini adalah orisinalitas.
Masing-masing mengikuti rute yang hampir identik dan memberi sedikit waktu di setiap tujuan.
Wisatawan menghabiskan delapan jam dan 40 menit di jalan, menyisakan hanya 80 menit untuk menghabiskan waktu di lima tempat yang indah.
Selain itu, saat berada di lokasi wisata, kamu hanya menemukan Instagrammers amatir menghabiskan waktu yang lama hanya untuk menyempurnakan satu gambar!

• Demi Wujudkan 10 Bali Baru, Kemenpar Dorong KUR di Kepulauan Seribu
Padahal ada banyak hal menarik yang bisa dilakukan dibanding harus memotret ratusan foto.
Bisa dikatakan fotografi dan perjalanan sama sekali bukan teman akrab , tetapi bangkitnya platform media sosial telah membuat mereka hampir tidak dapat dipisahkan.
Bali Bible menjanjikan tur Instagram-nya akan membuat "kenangan yang akan bertahan seumur hidup"; namun kenyataannya penelitian terbaru menentang itu.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Jurnal Psikologi Sosial Eksperimental, Diana Tamir, seorang asisten profesor di Universitas Princeton, di Amerika Serikat, menemukan bahwa ingatan peristiwa menjadi kurang berkesan setelah didokumentasikan dan dibagikan.
Jadi, jika kamu ingin benar-benar merasakan liburan di Bali yang sebenarnya, ada baiknya lepaskan sejenak kebiasaanmu aktif di media sosial dan nikmati liburanmu.
• 5 Fakta Terkait Infeksi Monkeypox yang Masuk ke Singapura
• Jika Ponselmu Berdering Sekali di Tengah Malam, Jangan Pernah Hubungi Kembali
• 7 Buah ini Baik Dikonsumsi ketika Sahur untuk Turunkan Berat Badan
• 7 Ragam Sajian Es Asli Indonesia yang Jadi Menu Andalan Berbuka Puasa
• 5 Barang yang Wajib Kamu Bawa saat Traveling di Bulan Puasa
TribunTravel/Ambar Purwaningrum