TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Semeru di Jawa Timur merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 mdpl.
Menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Gunung Semeru berada di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang.
Gunung Semeru memiliki puncak bernama Mahameru yang dapat didaki dari Kalimati selama enam hingga tujuh jam.
• 12 Fakta Ranupani, Desa di Kaki Semeru yang Suhu Udaranya Saat Ini Capai Minus 4 Derajat Celcius
Seperti halnya gunung-gunung lain, untuk mencapai puncak dibutuhkan fisik dan logistik yang cukup.

Namun tak hanya perjalanan naik yang harus diperhatikan, melainkan saat turun dari puncak pun harus dipersiapkan.
Beberapa kasus pendaki tersesat di Gunung Semeru biasanya saat perjalanan turun dari Mahameru menuju Kalimati.
• Kesalahan Besar yang Dilakukan Pendaki Saat Turun dari Puncak Mahameru, Bagaimana Cara Mengatasinya?
"Saat turun dari puncak Gunung Semeru, pendaki sangat diharapkan untuk fokus dan jangan terlalu terburu-buru.
Kebanyakan korban masuk ke Blank 75 karena tidak sengaja berbelok arah ke kanan akibat lari dari atas dan masuk ke dalam zona tersebut.
Perhatikan jalur yang dilewati dan menjelang kelik, jangan mengambil jalur terlalu ke kanan.
Sebab blank 75 adalah akumulasi kesalahan pendaki dari salahnya memilih jalur ketika turun," informasi dari akun Instagram @indonesiantrekker melalui akun @urban.hikers.
• Ragam Oleh-oleh yang Bisa Dibeli Setelah Mendaki Gunung Semeru, Gantungan Kunci Mulai Rp 5 Ribu
Penyebab pendaki tersesat
Biasanya, pendaki yang tersesat disebabkan karena kelelahan sehingga menyebabkan hilangnya konsentrasi.
"Penyebab pendaki tersesat itu pertama karena capek. Ketika sudah mulai capek, dia melihat seperti fatamorgana, yang bukan jalurnya akhirnya dilalui," ujar Achmad Susjoto, Kepala Bidang Wilayah 2 TNBTS, Selasa (4/4/2017), dikutip dari Kompas.com.
"Ketika naik, pandangan kita hanya tertuju pada satu, puncak.
Sedangkan ketika turun, pandangan kita menyasar ke segala arah, hingga membuat kita lupa dan kurang fokus dengan satu jalan turun," tulis akun @indonesiantrekker.
• Selain Ranu Kumbolo, Ranu Regulo Jadi Spot Menikmati Matahari Terbit di Kaki Gunung Semeru
Akun @indonesiantrekker menyebut, pandangan mata yang luas saat turun dari puncak tidak menjadi jaminan keselamatan.
Oleh sebab itu, pendaki disarankan untuk fokus dan mengetahui batasan diri.
"Sekali lagi, yang terpenting dari itu semua adalah sikap, kerjasama tim, ego, dan fokus.
Tahu batas diri dan tidak memaksakan diri, gunakan logika bukan hasrat semata adalah jalan terbaik," sarannya.
Menutup tulisannya di akun Instagram @urban.hikers, akun @indonesiantrekker mengingatkan pendaki untuk menjaga keselamatan.
"Ingat sob, puncak itu hanya salah satu dari banyak tujuan dalam hidup namun nyawa bukanlah alat taruhan.
Dahulukan SAFETY HIKE bukan SELFIE HIKE," tutupnya.
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)