TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Semeru yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 mdpl.
Secara administratif Gunung Semeru termasuk dalam dua wilayah, yaitu Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang.
• 5 Olahan Tempe yang Lezatnya Memanjakan Lidah, Pernah Coba Mendol Tempe Khas Malang?
Gunung Semeru memiliki puncak yang bernama Mahameru dengan kawah bernama Jonggring Saloko.
Untuk mencapai puncak, pendaki biasanya beristirahat dahulu di Kalimati untuk kemudian melanjutkan perjalanan.
Tak main-main, perjalanan menuju puncak Mahameru mencapai enam hingga tujuh jam dengan trek tanjakan berpasir.
Begitu pula saat turun dari puncak, meskipun cenderung lebih cepat, namun tak sedikit pendaki yang akhirnya tersesat.
• 6 Destinasi Wisata di Kota Batu yang Wajib Dikunjungi, Mulai Museum Angkut hingga Omah Kayu
Melansir dari Kompas.com, pendaki yang merasa terlalu lelah.
"Penyebab pendaki tersesat itu pertama karena capek. Ketika sudah mulai capek, dia melihat seperti fatamorgana, yang bukan jalurnya akhirnya dilalui," ujar Achmad Susjoto, Kepala Bidang Wilayah 2 TNBTS, Selasa (4/4/2017), dikutip dari Kompas.com.
Dilansir dari akun Instagram @urban.hikers, terdapat tiga kesalahan terbesar yang sering dilakukan pendaki saat turun dari puncak Mahameru.
Kesalahan tersebut yaitu terlalu terburu-buru, berjalan sendirian, dan kurang fokus.
Untuk itu, akun Instagram @indonesiantrekker melalui akun @urban.hikers membagikan beberapa tips agar tidak tersesat.
1. Perhatikan bekas jejak kaki di pasir.
2. Sebagai tanda alamnya, kamu bisa perhatikan pepohonan yang berada di kelik.
3. Bisa juga memperhatikan Gunung Kepolo yang terlihat di depan mata ketika turun.
Gunung Kepolo bisa kalian jadikan sebagai kompas alam.
4. Sejak 2015, pihak taman nasional dan relawan juga sudah memasang sebuah kain di pohon terakhir yang ada di batas vegetasi.
Hal itu dapat pula kamu jadikan patokan.
5. Selalu usahakan untuk selalu jalan berdampingan.
Akan lebih bagus jika dengan teman seperjalanan, namun jika dengan orang lain juga tidak masalah, selama bisa saling menjaga.
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)