Breaking News:

Ramadan 2018

Jadi Tantangan Tersendiri, Umat Muslim di Islandia Berpuasa 22 Jam Sehari

Perbedaan waktu terbit dan tenggelamnya matahari ini membuat lamanya puasa di tiap negara berbeda-beda.

Editor: Sinta Agustina
cntraveler.com
Reykjavík, Islandia. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Bulan Suci Ramadan dirayakan umat muslim di seluruh dunia degan berpuasa.

Menahan nafsu makan pun dilakukan sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam.

Perbedaan waktu terbit dan tenggelamnya matahari ini membuat lamanya puasa di tiap negara berbeda-beda.

Tak terkecuali di Islandia dan Norwegia yang memiliki durasi puasa Ramadan terlama saat ini.

Baca: Puasa Ramadan Telah Dimulai, Negara Mana dengan Waktu Puasa Tercepat dan Terlama di Dunia?

Di Islandia, imsak datang pukul 01.56 dini hari dan mereka baru berbuka puasa pukul 23.47 hampir tengah malam.

Ini terjadi karena siklus terbit dan terbenamnya matahari di Islandia memang seperti itu.

(vivalifestyleandtravel.com)

Berpuasa selama itu tentu memiliki banyak tantangan bagi warga muslim di Islandia.

Seperti dilansir dari Arab News, penduduk muslim Irlandia yang jumlahnya tidak banyak itu mengakui bahwa berpuasa di Islandia bukan hal yang mudah.

"Kami cukup beruntung di sini. Memang puasa selama 22 jam bukan hal yang mudah dijalani. Tetap saja, Allah Maha Baik, kami diberi iklim dan cuaca yang dingin meski sedang musim panas," kata Sverrir Agnarsson Ibrahim.

Selain itu, mereka kebanyakan juga tetap bekerja sepanjang hari.

2 dari 3 halaman

Kebanyakan penduduk muslim berdagang makanan di Islandia, sementara mereka berpuasa, mereka tidak bisa menutup tokonya.

Ini membuat mereka harus tahan berhadapan dengan makanan sepanjang waktu, tapi mereka juga dilarang untuk makan dan minum.

"Biasanya menjelang berbuka puasa, kami berkumpul di masjid. Kami sholat, lalu buka puasa bersama dan membaca Al-Quran sembari menunggu waktu Isya dan Tarawih. Kami juga sering tetap di masjid sampai waktu Subuh tiba," lanjut Sverrir.

Matahari tidak pernah benar-benar terbenam di negara ini.

"Aku telah tinggal di Islandia sejak tahun 1991 dan aku berasal dari Maroko. Menurutku, tantangan terbesar yang harus aku hadapi selama Ramadan di Islandia hanyalah lamanya menunggu matahari terbenam," kata Anbari Redouan, seorang pemilik restoran.

Menurut Anbari, dia tidak pernah merasa kelaparan meski setiap hari harus tetap memasak. 

Cuaca dingin Islandia membuatnya tidak terlalu tersiksa rasa lapar, hanya saja dia jadi lebih mudah mengantuk dari biasanya.

Menu berbuka puasa di Islandia yang populer adalah teh remoah hangat dan sup rempah yang disebut dengan sup Harira.

Mereka akan menyantapnya bersama-sama keluarga, atau saat buka puasa di masjid.

Namun, kedua menu itu hanya sebagai menu pembuka.

3 dari 3 halaman

Karena banyak warga muslim yang berasal dari Timur Tengah, roti dan nasi mandhi juga kerap jadi hidangan utama.

Beberapa muslim di Islandia juga mengaku tidak memiliki masalah saat mereka pergi bekerja atau berjalan-jalan sementara orang di sekelilingnya makan.

"Menurutku, puasa bukan sekedar tidak makan. Orang-orang di sekitarku makan, aku tidak tergoda. Ini adalah ibadah. Anggap saja aku sedang merasakan penderitaan orang-orang yang tidak mampu membeli makanan karena tidak punya uang," ungkap seorang karyawan muslimah.

Mereka juga akan tidur setelah pulang bekerja karena lelah, tapi mereka berkeyakinan kuat untuk menjalani puasa Ramadan sebaik mungkin hingga Idul Fitri nanti.

Itulah beberapa tantangan puasa Ramadan di Islandia yang harus mereka jalani selama 22 jam setiap harinya.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Puasa Selama 22 Jam per Hari, Ini Tantangan Ramadan yang Harus Dilalui Muslim di Islandia.

Selanjutnya
Tags:
IslandiaNorwegia Brann Stadion Aker Stadion Lerkendal Stadion Martin Odegaard
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved