Breaking News:

Ramadan 2018

Kemenag Gelar Sidang Itsbat Nanti Sore, Inilah 3 Tahap Melihat Bulan Sabit Tentukan Awal Ramadan

Untuk menentukan awal Ramadan, tentunya berbeda antara satu negara dengan negara lainnya.

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sinta Agustina
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Pengamatan posisi hilal (bulan) menggunakan teleskop di Kantor Gubernur Sumatera Utara, di Medan, Selasa (16/6/2015). Pengamatan hilal untuk menentukan hari pertama puasa oleh Kementerian Agama Sumut tidak bisa melihat hilal karena tertutup awan. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Bulan Ramadan yang sebentar lagi akan tiba dihitung sesuai dengan kalender lunar.

Bulan lunar adalah 30 atau 29 hari, sedangkan bulan Gregorian diperpanjang hingga 30 atau 31 hari, kecuali Februari dengan 28 atau 29 hari.

Inilah sebabnya mengapa tanggal mulai bulan Ramadan selalu berubah dari tahun ke tahun.

Baca: Astronom Arab Saudi Mengaku Sulit Melihat Bulan Baru Tentukan Awal Ramadan, Apa Penyebabnya?

Untuk menentukan awal Ramadan, tentunya berbeda antara satu negara dengan negara lainnya.

Hasil rukyat hilal ini untuk menetapkan 1 Ramadhan 1434 H.
Hasil rukyat hilal ini untuk menetapkan 1 Ramadhan 1434 H. (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)

Sejumlah negara Islam biasanya akan menentukan awal Ramadan sengan mengamati kenaikan bulan sabit, salah satunya Indonesia.

Baca: Indonesia Menunggu Sidang Itsbat Menentukan Awal Ramadan, Bagaimana dengan Negara Lain?

Untuk itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang itsbat atau penetapan awal bulan Ramadhan 1439 H pada hari ini, Selasa (15/5/2018).

Melansir dari Kompas.com, proses sidang itsbat dijadwalkan berlangsung selepas salat maghrib, usai adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan.

"Kemenag akan menurunkan sejumlah pemantau hilal di seluruh provinsi di Indonesia," ujar Juraidi, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag RI.

Prosesnya, petugas akan mengamati kenaikan bulan sabit dengan mata telanjang atau dengan menggunakan teropong.

Melansir dari Alarabiya, terdapat tiga tahap untuk melihat bulan sabit.

2 dari 2 halaman

Tahap pertama, bulan sabit akan terlihat sebelum matahari tenggelam.

Bulan akan mengakhiri siklus bulanan mengelilingi bumi dan memulai siklus baru.

Tahap kedua, matahari tenggelam dan bulan sabit tetap di atas ufuk barat.

(almadinainstitute.org)

Pada tahap ketiga, bulan sabit tetap di langit setidaknya setengah jam setelah matahari terbenam.

Untuk melihat bulan sabit dengan jelas, itu harus diamati dari tempat yang tinggi, jauh dari struktur yang dapat menghalangi penglihatan seperti gunung, bukit dan bangunan tinggi.

Di wilayah teluk, banyak faktor alam juga dapat menghalangi munculnya sabit yang naik, seperti kelembaban dan debu. (TribunTravel.com/Sinta Agustina)

Selanjutnya
Sumber:
Tags:
IndonesiaKementerian AgamaAlarabiya
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved