Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiarasari
TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika penerbangan dibatalkan tentunya hal ini membuat para penumpang merasa kesal.
Namun, apa mau dikata, karena jika penerbangan dibatalkan akibat cuaca yang tidak mendukung pasti dilakukan demi keamanan bersama.
Seperti yang umum diketahui, biasanya faktor alam ini meliputi badai, hujan deras, kabut tebal, asap, atau debu vulkanik yang bisa menghalangi jarak pandang pilot maupun mengakibatkan dampak negatif bagi mesin pesawat.

Namun bagaimana dengan cuaca yang terlalu panas?
Dilansir dari laman travelandleisur.com, baru-baru ini sekitar 50 penerbangan dari kota Phoenix, negara bagian Arizona, Amerika Serikat, dibatalkan pada hari Selasa (20/6/2017) lalu.
Ini disebabkan suhu yang terlampau terik di wilayah barat daya Amerika Serikat.
American Airlines mengatakan, pesawat yang digunakan oleh merek regionalnya, American Eagle, memiliki standar suhu operasi pesawat maksimum 118 derajat fahrenheit atau sekitar 47,7 derajat celsius, menurut laporan Arizona Republic.
Sementara perkiraan cuaca di bandara Phoenix untuk hari Selasa tersebut menyebutkan suhunya 120 derajat (48,9 derajat celsius).
Tentunya, hal ini melebihi standar suhu pengoperasian pesawat.
Bahkan, mengingat tingginya suhu udara akan tetap berlangsung hingga Rabu (21/6/2017), para penumpang hendaknya sabar jika penerbangan masih dibatalkan.
Lalu pertanyaannya, bagaimana bisa cuaca yang panas dan notabene sama sekali tanpa curah hujan atau kondisi angin yang berbahaya dapat memengaruhi penerbangan?

Sebagai penjelasan awal, suhu yang ekstrem ternyata dapat merusak komponen internal pesawat.
Namun alasan utamanya lebih berfokus pada ketentuan fisika dan kerapatan udara.
Patrick Smith, seorang pilot dan penulis buku Cockpit Confidential, menjelaskan ilmu di balik fenomena tersebut.
Dalam buku tersebut, yang dikutip oleh Business Insider pada tahun 2013, Smith menulis:
"Udara panas bersifat kurang padat, sehingga dapat mempengaruhi output mesin serta kemampuan aerodinamika, meningkatkan jarak runway yang dibutuhkan, dan mengurangi kinerja pesawat yang akan bergerak naik atau lepas landas."
Oleh karena itu, jumlah penumpang dan kargo yang dibawa pesawat seringkali dibatasi saat temperatur udara sangat tinggi.
Berapa banyak jumlahnya tergantung pada suhu, elevasi bandara, dan panjang landasan pacu yang tersedia.
Kriteria yang harus dipenuhi saat lepas landas dari permukaan tanah ini hanyalah sebagian dari ditentukannya sebuah pesawat jadi terbang atau tidak.
Ketika sudah berada di udara, pesawat pun juga harus memenuhi kriteria pendakian mesin yang spesifik.
Sehingga adanya penghalang di sekitar, seperti bukit atau menara, dapat menyebabkan komplikasi lain ketika pesawat akan lepas landas.
Jadi inilah penjelasan singkat kenapa cuaca panas pun dapat berpengaruh terhadap lepas landasnya pesawat.