Breaking News:

Wisata Jakarta - Jangan Cuma ke Mal, 6 Kuburan di Ibu Kota Ini Bisa Jadi Destinasi Wisata Sejarah

Kenyataannya, banyak makam di daerah Jakarta yang kaya akan nilai sejarah dan memiliki desain arsitektur yang menarik. Mana saja?

Editor: Sri Juliati
iDEA
Museum Taman Prasasti 

TRIBUNTRAVEL.COM - Jalan-jalan ke taman permakaman?

Rasanya memang sedikit nggak biasa, ya, traveler.

Namun kenyataannya, banyak makam di daerah Jakarta yang kaya akan nilai sejarah dan memiliki desain arsitektur yang menarik.

Di taman pemakaman ini, wisatawan dapat belajar mengenai sejarah di zaman lampau dan pengalaman orang yang dimakamkan.

Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan menyebutkan makam-makam di Jakarta yang berpotensi untuk menjadi wisata sejarah, seperti berikut ini:

1. Museum Taman Prasasti

Dahulu, museum yang terletak di Jalan Tanah Abang Nomor 1, Jakarta Pusat ini adalah taman pemakaman umum Belanda bernama Kerkhof Laan.

Tahun 1975, atas perintah Gubernur Ali Sadikin pemakaman dipindahkan ke taman pemakaman Menteng Pulo.

Sejak saat itu, Museum Taman Prasasti hanya memamerkan nisan-nisan kuno Belanda.

Beberapa nisan yang terkenal di sini adalah nisan makam istri Thomas Stamford Rafless, nisan aktivis Soe Hok Gie, dan peti jenazah Bung Karno serta Bung Hatta.

2 dari 4 halaman

2. Mausoleum termegah dan Kapitan China terakhir di TPU Petamburan


Mausoleum atau bangunan pelindung makam O.G.Khouw di Taman Pemakaman Umum Petamburan, Jakarta Pusat.
Mausoleum atau bangunan pelindung makam O.G.Khouw di Taman Pemakaman Umum Petamburan, Jakarta Pusat. (Kompas.com/Silvita Agmasari)

Di TPU Petamburan, Jakarta Pusat yang terletak di Jalan Aipda KS Tubun Raya nomor 1, terdapat mausoleum atau bangunan pelindung makam yang konon termegah di Asia Tenggara.

Makam tersebut milik OG Khouw, orang Indonesia keturuan Tionghoa yang kaya raya di zaman Hindia Belanda.

Tak jauh jari makam OG Khouw, ada makam yang lebih sederhana milik sepupu OG Khouw, yakni Khouw Kim An, kapitan China terakhir di Batavia.

3. Makam Kepala Lembaga Eijkman yang dipancung Jepang


Achmad Mochtar (kiri) beserta keluarganya di kediamannya di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Dipotret pada tahun 1940.
Achmad Mochtar (kiri) beserta keluarganya di kediamannya di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Dipotret pada tahun 1940. (Taty Hanafiah D Uzar)

Achmad Mochtar merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Lembaga Eijkman (lembaga penelitian molekuler).

Karier putra Minang yang gemilang berakhir ketika dituduh melakukan sabotase vaksin tetanus oleh tentara Jepang.

Untuk menyelamatkan rekan-rekannya, Achmad Mochtar mengaku bersalah dan ia dihukum pancung oleh tentara Jepang.

Jenazahnya baru ditemukan pada tahun 2010, dikuburkan di pemakaman Evereld.

Sampai sekarang tuduhan sabotase vaksin tak terbukti dan sang putra Minang mendapat penghargaan oleh pemerintah.

3 dari 4 halaman

4. Makam terakhir Kapitan China

Zaman penjajahan Belanda, ditunjuk kepala untuk mengepalai etnis dan suku tertentu yang disebut kapitan.
Tugasnya memimpin dan mengawasi pemeritahan di kalangan etnis tersebut.

Orang yang pertama ditunjuk menjadi Kapitan China di Batavia adalah Souw Beng Kong yang makamnya berada di Jalan Pangeran Jayakarta.

Souw dianggap berjasa menjaga ketertiban saat Belanda hijrah dari Banten ke Batavia pada tahun 1619.

Makam Souw dianggap menarik, karena makam kapitan lain hampir tak terlacak, kecuali kapitan China terakhir, Khouw Kim An.

5. Museum Wayang

Jauh sebelum difungsikan sebagai Museum Wayang, bangunan yang beralamat di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Kota Tua, Jakarta Barat ini adalah gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk.

Seperti tradisi gereja di Eropa, orang-orang penting berpangkat tinggi dimakamkan di kompleks gereja.

Di Museum Wayang terdapat makam dari Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal Hindia Belanda keempat dan yang memindahkan pusat pemerintahan dari Banten ke Batavia.

Sayang tak ada catatan tentang pemakaman Coen, sehingga tak diketahui apakah jenazah Coen memang bersemayam di Museum Wayang.

4 dari 4 halaman

Sampai saat ini, nisan besar seperti prasasti menempel di tembok Museum Wayang.

6. Makam di Pulau Onrust


Di Pulau Onrust terdapat Taman Arkeologi Onrust yang memuat sisa runtuhan karantina haji tahun 1911, makam keramat Kartosoewiryo, dan Benda Cagar Budaya lainnya.
Di Pulau Onrust terdapat Taman Arkeologi Onrust yang memuat sisa runtuhan karantina haji tahun 1911, makam keramat Kartosoewiryo, dan Benda Cagar Budaya lainnya. (KOMPAS.COM/TRI WAHYUNI)

Di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu terdapat makam Belanda dan makam lain yang dianggap keramat.
Dipercaya makam keramat tersebut adalah makam tokoh DI/TII.

Berita ini sudah terbit di Kompas.com dengan judul 6 Wisata "Antimainstream" di Jakarta, ke Kuburan...

Selanjutnya
Sumber:
Tags:
JakartaBelandaTribunTravel.com Beskap Sate Taichan
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved