TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian dari kita mungkin akan bertanya-tanya tentang kehidupan seorang fisikawan terkemuka Stephen Hawking.
Terlebih tentang kehidupannya, yang mana ia memiliki keturunan meski tubuhnya mengalami penyakit saraf motorik.
Traveler yang pernah melihat film "The Theory of Everything" mungkin mendapat petunjuk.
Intinya Amyothropic Lateral Sclerosis (ALS) tidak menyebabkan fungsi organ seksual tak bekerja.
ALS menyerang saraf motorik sehingga memengaruhi gerak tetapi tidak memengaruhi aliran darah ke alat vital yang menjadi sebab ereksi.
Jadi, reproduksi tetap bisa dilakukan.
Namun, apa yang dialami Hawking dan penderita ALS lainnya jauh lebih kompleks dari yang dideskripsikan dalam film itu.
Menurut Reference.com, satu yang mendukung Hawking untuk memiliki anak adalah proses degenerasi saraf motorik akibat ALS yang berlangsung lambat.
Hawking didiagnosis ALS pada tahun 1963.
Ia menikah pada tahun 1965 dan memiliki anak pertama pada 1967.
Saat itu, bagian bawah tubuhnya masih bisa digerakkan.
Tahun-tahun berikutnya, fungsi gerak tubuh Hawking semakin menurun tetapi belum mengalami paralisis.
Hawking masih bisa berhubungan dengan istrinya hingga melahirkan anak ketiganya pada tahun 1979.
Saat ini, Hawking sudah lumpuh total.
Ia hanya berkomunikasi dengan bantuan otot di pipinya.
Jika Hawking langsung mengalami paralisis seperti sekarang, maka sulit baginya untuk bereproduksi.
(Kompas.com/Yunanto Wiji Utomo)