TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia merupakan satu negara yang terkenal dengan masyarakatnya yang suka berpetualangan, baik di negeri sendiri maupun di luar negeri.
Karena hal ini, Negara Bagian Sabah, Malaysia, akan memfokuskan pemasaran pariwisata di Indonesia.
Sedikitnya ada tiga jenis turis Indonesia yang jadi incaran Sabah.
"Satu, kami akan memasarkan kepada golongan ekspatriat. Ini orang asing yang tinggal dan bekerja di Jakarta," kata Menteri Pelancongan, Kebudayaan, dan Lingkungan Sabah, Datuk Seri Masidi Manjun di sela-sela acara Media Night, Sabah, Malaysia, beberapa waktu lalu.
Masidi juga mengatakan akan mengincar turis muda yang menyukai kegiatan petualangan mulai mendaki gunung dan menyelam.
Ia beralasan, Sabah ingin membuktikan, Negara Bagian tersebut memiliki kemampuan dalam pengelolaan wisata petualangan.
Selain itu, Masidi juga menyebut akan mengincar turis dari kalangan ibu rumah tangga.
Mengapa demikian?
"Ibu rumah tangga itu punya purchasing power yang tinggi. Setiap kali saya lihat, istri-istri itu mempengaruhi rumah tangga untuk menentukan di mana hendak berlibur," jelasnya.
Menurutnya, pasar turis dari kalangan ibu rumah tangga perlu ditumbuhkan.
Ia mengatakan selain pergi ke Singapura atau Kuala Lumpur, Sabah juga bisa menjadi destinasi pilihan untuk turis dari kalangan ibu rumah tangga.
"Saya tahu Indonesia memiliki banyak ibu-ibu yang punya kemampuan beli yang besar. Pasar sesuatu yang selain shopping. Karena orang yang punya kemampuan dan ada duit, jangan kata Singapura, Kuala Lumpur. Tapi mereka bisa pergi ke London dan Darwin," paparnya.
Diakui Masidi, Sabah memang belum fokus untuk menggarap segmen pasar wisatawan Indonesia.
Ia sendiri membandingkan dengan pengalaman negara-negara lain yang telah fokus dalam memasarkan pariwisata ke Indonesia.
Sabah terletak di sisi utara Pulau Borneo dan saat ini bisa dijangkau langsung dari Jakarta.
Sabah menawarkan aktivitas petualangan yang menarik bagi penggemar petualangan di gunung dan peselam.
Kamu bisa mendaki di Gunung Kinabalu dan menyelam di sekitar area Pulau Gaya.
(Kompas/Wahyu Adityo Prodjo)