Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Gempa bumi berkekuatan 7,0 SR melanda Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8/2018) pukul 19.46 WITA.
Terbaru, gempa kembali terjadi pada Kamis (9/8/2018) pukul 12.55 WIB.
Kali ini, gempa berkekuatan 6,2 SR dengan pusat gempa berada di 6 kilometer barat laut Lombok Utara dan kedalaman 12 kilometer.
Dicatat BMKG hingga Kamis (9/8/2018) pukul 08.00 WIB pagi hari tadi, telah terjadi 344 kali gempa di Lombok, mengutip laman Kompas.com.
Ratusan kali gempa yang mengguncang Nusa Tenggara Barat ini ternyata memiliki karakteristik tersendiri.
Akun Twitter BMKG, @infoBMKG mengunggah infografis karakteristik gempa bumi yang terjadi di Lombok.
Menurut postingan infografis yang dikirim pada Kamis (9/8/2018) pukul 09.52 tersebut, gempa bumi di Lombok adalah bagian satu rangkaian gempa yang terdiri dari tiga fase.
Yakni, gempa pendahuluan (foreshocks), gempa utama (mainshocks), dan gempa susulan (aftershocks).
Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang melanda Lombok pada Minggu (29/7/2018) pukul 06.47 WITA merupakan gempa bumi pendahuluan.
Sementara gempa bumi berkekuatan 7,0 SR yang terjadi satu minggu setelahnya, yakni pada Minggu (5/8/2018) malam adalah gempa bumi utama.
Serangkaian gempa terjadi pada satu kesatuan sistem busur belakang (back arc system) dengan mekanisme sumber yang sama.
Yakni, sesar naik dengan lokasi episenter dan kedalaman yang tidak terlalu jauh.
Diperkirakan pula, rangkaian gempa bumi masih terus meluruh.
Menurut pernyataan postingan di akun Twitter @infoBMKG, peluruhan gempa bumi susulan diperkirakan akan berakhir 3-4 minggu dengan intensitas dan frekuensi secara fluktuatif menurun.
Ini berdasarkan pada data gempa bumi susulan yang terjadi sampai Rabu (8/8/2018) menggunakan formula Mogi 1.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengenai kemungkinan runtuhnya bangunan yang retak atau rusak, serta sementara tidak menempati bangunan tersebut.
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai kemungkinan bencana lain, seperti longsor serta tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.