Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Masjid Ki Marogan Kertapati Palembang Sumatera Selatan: Jejak Sejarah yang Masih Hidup

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bagian dalam Masjid Ki Muara Ogan atau yang dikenal dengan nama Masjid Ki Marogan, Palembang, Sumatera Selatan

TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Palembang tidak hanya dikenal dengan Sungai Musi dan kuliner pempeknya. 

Palembang juga menyimpan sejarah panjang dalam perkembangan Islam di Sumatera Selatan. 

Baca juga: Wisata Gratis di Jantung Kota Palembang di Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan

Masjid Ki Marogan yang terletak di pertemuan antara sungai Musi dan sungai Ogan, dari segi arsitektur bangunan masjid ini sama dengan masjid Agung Palembang, Sumatera Selatan. (Tribunsumseltravel.com/Melisa Wulandari)

Baca juga: Itinerary Palembang 3 Hari 2 Malam Bujet Rp 1,5 Jutaan, Bisa Mampir ke Pulau Kemaro

Satu bukti nyata adalah keberadaan Masjid Ki Marogan, masjid tua yang berdiri sejak abad ke-18 dan menjadi pusat penyebaran Islam di tepian Sungai Musi.

Lokasi Masjid Ki Marogan berada di Jalan Ki Marogan, Kelurahan I Ulu, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Baca juga: Itinerary 1 Day Trip Palembang, Start dari Indralaya Budget Rp 845 Ribu untuk 3 Orang

Baca juga: 4 Tempat Wisata Gratis di Palembang yang Bisa Dijelajahi dengan Jalan Kaki

Masjid Ki Marogan atau yang juga dikenal dengan nama Masjid Muara Ogan, didirikan pada tahun 1310 Hijriah atau 1871 Masehi oleh ulama besar Palembang, Ki Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud. 

Sosok ulama ini lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Kiai Marogan. 

Beliau merupakan seorang saudagar kaya, pengusaha kayu bakar yang berhasil memanfaatkan hartanya untuk perjuangan dan penyebaran agama Islam.

Latar Belakang Pembangunan Masjid

Pendirian masjid ini tidak terlepas dari peran besar Kiai Marogan dalam mengembangkan dakwah Islam di Palembang. 

Dengan kekayaan yang dimiliki, ia membangun sebuah masjid megah di pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan. 

Lokasi ini dipilih karena letaknya yang strategis dan menjadi jalur penting perdagangan pada masa itu. 

Dari segi arsitektur, masjid ini memiliki kemiripan dengan Masjid Agung Palembang yang juga sarat dengan perpaduan budaya lokal dan pengaruh luar.

Nama Masjid Ki Marogan sendiri berasal dari sebutan masyarakat terhadap Kiai Marogan. 

Awalnya, masjid ini dikenal dengan nama Masjid Jami’ Kiai Haji Abdul Hamid bin Mahmud. 

Namun, karena lokasinya berada di tepi Sungai Ogan, lama-kelamaan masjid ini lebih dikenal dengan sebutan Masjid Muara Ogan. 

Halaman
123