Gedung ini sempat dipakai sekolah Yahua pada 1950-an, kemudian diambil alih pemerintah dan digunakan sebagai Sekolah Pendidikan Olahraga serta Gedung KONI Jawa Barat.
Bangunan ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kelas A pada 2009, dihibahkan ke Pemerintah Kota Bandung pada 2013, dan pada 2018 resmi difungsikan sebagai Museum Kota Bandung setelah dipugar dan dikembalikan ke bentuk aslinya.
Begitu melangkah masuk, pengunjung disambut oleh panel sejarah yang menceritakan terbentuknya Kota Bandung, lengkap dengan foto-foto lawas dan nama para wali kota dari masa ke masa.
Lorong-lorong di dalam museum mengajak pengunjung menyusuri timeline sejarah Bandung.
Mulai dari masa kolonial Belanda, perjuangan kemerdekaan, hingga wajah Bandung masa kini.
Baca juga: Jelajah Museum Kota Lhokseumawe Aceh, Menyaksikan 88 Koleksi Sejarah Unik
Yang paling memikat adalah ruang Bandung Tempo Doeloe, di mana miniatur transportasi kuno, foto-foto Alun-Alun dan Jalan Braga awal abad ke-20, serta diorama peristiwa Bandung Lautan Api dipajang dengan apik.
Menariknya, museum ini gratis untuk dikunjungi.
Pengunjung hanya perlu mengisi buku tamu di pintu masuk. Jam operasionalnya pun cukup bersahabat: Selasa hingga Minggu pukul 10.00–15.00 WIB.
Yuri, Staf Tourist Information Center Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, mengatakan bahwa museum biasanya paling ramai saat liburan sekolah.
Pada periode itu, banyak keluarga dan rombongan pelajar yang datang berkunjung.
Baca juga: Wisata Edukasi, Belajar dan Mengenal Tembakau di Museum Tembakau Sumbersari, Jember, Jatim
Ia menuturkan, turis mancanegara terutama dari Eropa juga memiliki minat besar terhadap sejarah Bandung sehingga tertarik mendatangi museum ini.
Menurut Yuri, penting bagi warga Bandung untuk datang ke museum ini bukan hanya sebagai wisata, tetapi juga sebagai cara mengenal jati diri kota.
"Sejarah itu bagian dari kita sendiri. Kita tinggal di Bandung, sepatutnya tahu bagaimana kisah kota ini terbentuk. Kalau kita sudah tahu, kita bisa lebih mencintai Bandung dan melestarikan nilai-nilainya," jelasnya, saat ditemui Tribun Jabar, Sabtu (13/9/2025).
Upaya menghidupkan kunjungan museum terus dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
Melalui Tourist Information Center (TIC), pihaknya aktif menggandeng komunitas anak muda agar museum tidak hanya menjadi destinasi wajib bagi pelajar, tetapi juga ruang edukasi dan rekreasi yang menarik bagi generasi milenial dan Gen Z.
Baca tanpa iklan