Pulau Galang sebagai Lokasi Strategis
Pulau Galang dipilih karena dianggap strategis dan memiliki sumber air dari Sungai Gong.
Saat itu, pulau ini dihuni beberapa warga lokal yang kemudian direlokasi ke Sembulang untuk menghindari percampuran dengan pengungsi.
Dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dibangunlah fasilitas lengkap di atas lahan 80 hektare tersebut.
Mulai dari pelabuhan, barak pengungsi, sekolah, rumah ibadah, hingga jaringan perairan.
PBB juga menyediakan logistik berupa sembako, layanan kesehatan, serta program keterampilan dan pendidikan bahasa bagi para pengungsi.
Sejak 1 Januari 1980 hingga 3 September 1996, camp ini menjadi rumah sementara bagi ribuan pengungsi Vietnam.
Kehidupan di Camp Pengungsian
Masa-masa di camp menjadi bagian penting dari sejarah Pulau Galang.
Para pengungsi yang datang memiliki latar belakang berbeda.
Ada rakyat biasa, pedagang, dokter, profesor, hingga mantan tentara.
Meski berada di tengah keterbatasan, camp ini dikelola dengan sistematis oleh PBB dan pemerintah Indonesia.
Program pelatihan yang diberikan memungkinkan para pengungsi mempersiapkan diri untuk hidup baru.
Sebagian dari mereka kemudian dipulangkan ke Vietnam ketika negara itu siap menerima kembali warganya.
Sebagian lainnya mendapatkan kesempatan untuk pindah ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Filipina, dan Hongkong.
Baca tanpa iklan