Dari sisi pemasaran, Daradjati Batik sudah mulai merambah ke digital.
“Saya sudah coba masuk ke marketplace, seperti Shopee,” katanya.
Kehadiran di platform online membantunya menjangkau pasar lebih luas.
Dalam lancarnya usaha Trisno ini, ia mengaku banyak dukungan dari lingkungan dan pemerintah juga dirasakan sangat membantu.
“Saya jadi punya banyak teman dan sering ikut pameran yang difasilitasi pemerintah,” tambahnya.
Saat ditanya soal harapan untuk generasi muda, Trisno berpesan agar jangan gengsi untuk masuk dunia batik.
“Generasi muda harus terus berinovasi dan jangan gengsian. Kalau suka, lakukan saja, jangan malu untuk mulai,” ujar Trisno.
Menurutnya, dunia batik bukan hanya milik orang tua atau kerajinan konvensional.
Ada ruang besar untuk kreativitas, gaya baru, dan pendekatan modern selama tetap menghormati nilai-nilai budaya.
Melalui Daradjati Batik, Trisno membuktikan bahwa batik bukan sekadar warisan budaya, tapi juga kanvas ekspresi personal.
Dengan motif kawung yang sarat makna, warna gelap yang khas, dan semangat untuk terus berkarya, Trisno membawa batik ke dalam ruang yang lebih luas dan inklusif.
(Cynthia/TribunTravel)
Baca tanpa iklan