Mereka beralasan ingin belajar bercocok tanam hidroponik.
Hidroponik adalah cara bercocok tanam dengan memanfaatkan air sebagai media tanamnya tanpa menggunakan tanah.
Akhirnya, Hendro kemudian berpikir untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi wisata edukatif.
Lahan tersebut kemudian dibuka untuk umum.
Untuk menarik agar orang datang, ia lalu membuat tempat wisata Rumah Strawberry dan Taman Kelinci.
"Dulunya ini hanya kebun hidroponik milik pribadi, lalu dikembangkan agar dapat menjadi wisata yang edukatif," jelas Hendro kepada Tribunlampungtravel.com pada awal Desember 2019.
Meski bertajuk Rumah Strawberry dan Taman Kelinci, Hendro tetap mempersilakan pengunjung yang ingin belajar sistem hidroponik.
Khususnya, bagi anak-anak yang datang.
Tentu hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi anak-anak.
Hendro mengungkapkan, wisatawan yang belajar hidroponik biasanya rombongan sekolah.
"Sebenarnya untuk belajar bercocok tanam hidroponik memang harus rombongan, biasanya dari sekolah gitu," ungkap Hendro.
Dua Ratus Ekor Kelinci
Di lokasi wisata Rumah Strawberry dan Taman Kelinci, Hendro menyediakan 200 ekor lebih kelinci.
Kelinci-kelinci tersebut memiliki jenis yang berbeda.
Kelinci ditempatkan di 4 lokasi.