TRIBUNTRAVEL.COM - Cikal bakal sebuah daerah tak lepas dari perkembangan Islam di daerah tersebut.
Seperti Kabupaten Sidaoarjo yang dalam sejarahnya tak lepas dari keberadaan Masjid Al Abror di Kampung Kauman Kecamatan Sidoarjo.
Baca juga: PARARA Mini Festival 2025 di Jakarta: Rayakan Pangan Lokal & Tradisi Nusantara Bareng Generasi Muda
Baca juga: Itinerary Liburan ke Solo 1 Hari Naik Kereta dari Semarang dengan Bujet Rp 280 Ribu
Lokasi Masjid Al Abror saat ini berada di samping belakang pertokoan Matahari Gajahmada.
Dari depan masjid ini terlihat megah dengan warna mencolok yakni warna hijau dan kuning.
Baca juga: 7 Spot Sunset Paling Indah di Jogja, dari Candi Ijo sampai Puncak Paralayang Parangtritis
Baca juga: 5 Spot Foto Instagramable Dekat Malioboro: Tugu Jogja hingga Nol Kilometer
Kabupaten Sidoarjo sendiri identik dengan sebutan kota religi karena sejarah panjang sejak jaman penjajahan Hindia-Belanda dan proses penyebaran Islam di Indonesia dan Jawa Timur khususnya.
Beberapa sumber sejarah menyebutkan, masuknya penyebaran agama Islam di Sidoarjo berawal dari masjid Al Abror yang ada di kampung Kauman Jalan Gajahmada.
Banyak sejarah menarik yang mungkin orang belum diketahui banyak terkait Masjid Jami’ Al Abror. Masjid sudah beberapa kali renovasi. Renovasi terakhir pada tahun 2007, berdirinya masjid ini tercatat pada tahun 1678.
Beberapa informasi mengatakan keberadaan masjid ini adalah masjid tiban, yakni masjid yang sudah ada kerangka pondasinya tetapi belum ada bangunannya.
Baca juga: Itinerary Jogja 3 Hari 2 Malam Bujet Mulai Rp 1,8 Jutaan Include Hotel dan Tiket Wisata
Pembangunan masjid ini sendiri kata Solihuddin, salah satu pengurus masjid tak lepas dari peran besar empat orang yang kini makamnya ada di bagian depan masjid.
Menurutnya saat itu ada seorang berasal dari Jawa Tengah bernama Mbah Mulyadi yang datang ke kampung Kauman.
“Mbah Mulyadi ini berasal dari Demak, ia lari ke sini (Kauman ) karena ada pemberontakan Trunojoyo,” ujarnya.
Saat berada di kauman inilah, Mbah Mulyadi ini menemukan pondasi masjid yang selanjutnya ia bersama tiga orang lainnya yang sudah ada di kampung Kauman yakni Mbah Badriyah, Mbah Sayid Salim, dan Mbah Musa, bersama sama membangun Masjid Al Abror ini.
Masjid Al Abror erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo yang awalnya masih bernama Kadipaten Sidokare.
Masjid yang terletak di timur sungai Jetis ini mengalami pemugaran pada 1859 dilakukan oleh bupati pertama Sidokare, R Notopuro (RTP Tjokronegoro).
Baca juga: Pantai Karang Nini di Karangpucang, Pangandaran Jawa Barat yang Bisa Jadi Pilihan Tepat Berwisata
Karena beberapa kali mengalami renovasi kini bagian masjid yang masih utuh hanya tinggal gerbang utara yang bentuknya terus dijaga dan tidak ada pemugaran.