Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Museum Perjuangan Bogor Jawa Barat: Tiket Masuk dan Keunikan Koleksinya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Perjuangan Bogor, Jalan Merdeka, Kota Bogor, Jawa Barat

Hingga kini museum masih dikelola oleh Yayasan Museum Perjuangan Bogor.

Baca juga: Cara Menuju Curug Putri Kencana Bogor Jawa Barat: Rute Lengkap dari Jakarta & Bojong Gede

Ciri Khas dan Bangunan Museum

Bangunan Museum Perjuangan Bogor berwarna putih gading dengan ciri khas relief perjuangan di bagian atas pintu masuk. 

Dua pilar besar dengan hiasan berwarna emas memperkuat nuansa gagah dan heroik. 

Di bawah tulisan "Museum Perjuangan Bogor" juga terpampang angka bersejarah, 10 November 1957, sebagai tanda peresmian museum. 
Halaman depannya cukup luas sehingga dapat menampung kendaraan besar seperti bus pariwisata.

Di dalam museum, suasana sunyi terasa kontras dengan hiruk pikuk Kota Bogor di luar pagar. 

Koleksi bersejarah tertata rapi dalam etalase kaca, mulai dari senjata api, bambu runcing, hingga pakaian pejuang. 

Satu koleksi yang menarik perhatian adalah baju Palang Merah Remaja (PMR) dengan noda darah asli yang masih terlihat jelas. 

Koleksi ini memberikan gambaran nyata tentang betapa kerasnya perjuangan rakyat di masa lalu.

Patung Kapten TB Muslihat di Museum Perjuangan Bogor, Jalan Merdeka Nomor 56, Bogor Tengah, Kota Bogor (TribunnewsBogorTravel.com/Tsaniyah Faidah)

Koleksi dan Diorama Perjuangan

Museum Perjuangan Bogor memiliki koleksi senjata peninggalan para pejuang, termasuk senapan rampasan dari tentara Jepang dan Inggris. 

Satu senjata yang terkenal adalah Jukikanju, senapan yang dulunya dipakai tentara Jepang sebelum direbut oleh pejuang lokal. 

Selain senjata, museum juga memamerkan uang kuno zaman VOC, dokumen penting, serta diorama pertempuran.

Beberapa diorama menggambarkan peristiwa heroik di sekitar Bogor, seperti Pertempuran Bojong Kokosan, Pertempuran Maseng, Pertempuran Kota Paris, Pertempuran Bantammer Weg (kini Jalan Kapten Muslihat), dan Pertempuran Cemplang tahun 1945.

Diorama-diorama ini membantu pengunjung memahami strategi dan pengorbanan pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan.

Halaman
1234